Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Refleksi Setahun Kepemimpinan: Sutiaji - Sofyan Edi Jarwoko Dilempari Daftar Tugas yang Belum Beres

Refleksi setahun kepemimpinan Walikota-Wakil Wakil Walikota Malang, Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko dibahas di Fisip Universitas Brawijaya (UB) Malang,

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Surya/sylvianita widyawati
Suasana kegiatan refleksi setahun kepemimpinan Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko di Fisip Universitas Brawijaya Malang, Senin (30/9/2019). 

TRIBUNJATIM.COM, LOWOKWARU - Refleksi setahun kepemimpinan Walikota-Wakil Wakil Walikota Malang, Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko dibahas di Fisip Universitas Brawijaya (UB) Malang, Senin (30/9/2019).

Kegiatan itu bekerja sama dengan PWI Malang Raya. Peserta diskusi antara lain anggota dewan, kadin, penggiat kampung tematik dll.

"Kalau baik ya dipuji. Kalau ada yang kurang, diberi solusi. Saya positive thinking saja. Kalau perlu jangan menunggu setahun direfleksi. Tiga bulanan juga tidak apa," jawab Sutiaji seusai acara pada wartawan.

Arief Wahyudi, anggota DPRD Kota Malang di acara itu menyampaikan tentang PR pembangunan pasar tradisional yang mangkrak seperti Pasar Blimbing dan Gadang, masalah jacking Jalan Tidar dan lainnya.

(Rencana Bangun Sky Train di Bromo Dinilai Pemkot Malang Belum Pasti, Wali Kota Sutiaji: Perlu Kajian)

"Apa progres 99 hari kerja walikota-wakil walikota setelah itu? Terutama terkait pasar Blimbing, Gadang, Jacking. Beliau dan saya meninggalkan masalah soal Pasar Blimbing, Gadang saat masih sama-sama di dewan pada 2010 lalu," jelasnya di forum.

Arief menyebut, saat itu Sutiaji sudah tidak setuju adanya investor pasar karena akan memberatkan pedagang.

Sehingga ia menyarankan ada revolusi atas hal itu demi masyarakat. Tujuannya agar pembangunan Pasar Blimbing tidak terkatung-katung sampai sekarang.

Arief pun tidak ingin Sutiaji terbelenggu masa lalu.

"Jadi masa lalu harus diselesaikan demi masa depan," ujar politisi dari PKB ini.

Menurut Sutiaji, ia memastikan tidak akan menggunakan aset daerah untuk kerjasama dengan investor untuk pasar.

"Saya siap membangun. Tapi akan saya bicarakan juga dengan dewan karena nanti juga perlu anggaran," kata Sutiaji.

Menurut Sutiaji, sudah ada tawaran dari dua investor, namun dia tak berani memutuskan sendiri.

Jika memakai APBD, pasar bisa dibangun secara multiyear. Namun bila memakai dana investor, maka upgrade bisa dilakukan tiap tahun

Masalah Pasar Besar juga begitu. Pihak departemen store Matahari mengajukan penelitian forensik pasca kebakaran lalu.

Ternyata ditemukan kekurangan dalam Perjanjian Kerjasama antara Pemkot Malang dan Matahari, yaitu tidak menaungi jika ada kebakaran.

Padahal Pasar Besar sudah tiga kali terbakar pada titik yang berbeda.

(Rencana Bangun Sky Train di Bromo Dinilai Pemkot Malang Belum Pasti, Wali Kota Sutiaji: Perlu Kajian)

Adapun Eddy Wahyono dari Kadin menyatakan masih ada jendela-jendela yang dibuka meski sudah ada perizinan satu pintu.

"Saya juga merasakan sendiri. Padahal cuma heregristasi tapi harus mengurus seperti yang baru," ujarnya.

Sementara Lutfi J Kurniawan, penggiat anti korupsi memberi catatan beberapa hal seperti walikota dan wakilnya harus komitmen terhadap  janji-janjinya.

"Jangan sampai amnesia janji," jelasnya.

Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko bisa kehilangan kepercayaan publik bila tidak menepati deretan janji mereka.

"Saya ingat Pak Sutiaji pernah dibully karena banyak jalan berlUniversitas Braang di Kota Malang," papar Lutfi J Kurniawan.

Masyarakat tidak melihat jalan itu wilayah teritori administrasi siapa. Karena jalan nasional, provinsi ada yang melintasi Kota Malang.

Menurut Lutfi J Kurniawan, Sutiaji dan wakilnya juga tidak perlu pencitraan. Karena jika kinerja keduanya baik, sosok keduanya akan terindeks bagus dengan sendirinya.

(Wali Kota Malang Sutiaji Ajak Pemuda Muhammadiyah Berkorban Demi Masyarakat)

Masalah infrastruktur terutama jalan juga jadi perhatian masyarakat ketika Wawan Sobari, akademisi Fisip Universitas Brawijaya.

Dia membeber soal survei jajak pada April 2018 tentang pendapat calon walikota Malang 2018-2023 ke 400 responden.

"Masyarakat Malang sangat sensitif masalah jalan.Mereka cerewet karena kemanfaatannya atau paling dirasakan," jelas Wawan.

Menurut Wawan, porsi besar ketidakpuasan pada pemerintah di survei itu ternyata terfokus pada segmen infrastruktur.

"Ada jalan berlobang, difoto, dicoreti. Dari survei itu, 84 persen tahu kasus Malang Gate. Sehingga memberi dampak di pilwali 2018 lalu," ucap Wawan.

Adapula dosen ITN Malang, I Wayan Mundra menyoroti soal lingkungan.

Dikatakannya sistem drainase Kota Malang sudah bagus, tapi punya masalah pemeliharaan yang belum maksimal.

"Secara alami, Malang itu tidak pernah banjir karena Sungai Brantas tidak pernah meluap. Yang menjadi masalah adalah tempat air masuk ke drainase tidak baik," paparnya.

Prof Dr Unti Ludigdo, Dekan Fisip Universitas Brawijaya berharap agar masukan-masukan di refleksi ini bisa menjadi kekuatan.

Reporter: Surya/Sylvianita Widyawati

(Balita di Kota Malang Terjangkit Meningokel, Sutiaji: Belum Bisa Ditangani)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved