Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sosok Inspiratif

Kisah Sukses UMKM Sandal Lucu 'Sancu' Malang, Mulanya Menyasar Anak-anak Malah Disukai Orang Dewasa

Inilah kiat sukses UMKM sandal lucu Sancu asal Malang. Mulanya menyasar anak-anak malah disukai orang dewasa.

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/RIFKI EDGAR
SANDAL LUCU - Eko Yudi Miranto, pemilik usaha Sancu menunjukkan sejumlah koleksi sandal lucu dengan motif beragam, mulai dari tokoh kartun anak-anak, hingga karakter superhero. 

Sandal berkarakter ini diminati banyak konsumen karena banyak pilihan desain dan harganya terjangkau, mulai dari harga Rp 23.000 sampai Rp 150.000.

Kendati harganya terjangkau namun produk Sancu terbuat dari bahan baku berkualitas yakni empuk dan anti-slip.

Untuk menyakinkan para konsumennya, Sancu memberikan layanan purna jual berupa jaminan garansi 60 hari, untuk sol mengelupas, tali putus, atau sablon pudar.

"Berkat bahan baku ini, kami bisa terhindar dari usaha pembajakan merek. Kami 3 kali melaporkan ke polisi kasus pembajakan produk karena ada desain hampir sama, tapi kualitas sandalnya berbeda," ucapnya.

Sejumlah koleksi sandal lucu dengan motif beragam, mulai dari tokoh kartun anak-anak, hingga karakter superhero.
Sejumlah koleksi sandal lucu dengan motif beragam, mulai dari tokoh kartun anak-anak, hingga karakter superhero. (SURYA/RIFKI EDGAR)

200 Reseller

Untuk memasarkan Sancu, Eko dan Firman lebih memilih agresif melalui online seperti lewat media sosial, website, toko online.

Selain itu Sancu juga merekrut banyak reseller, sekitar 200 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kantor kami ada di Jakarta dipimpin rekan saya, Firmansyah. Rumah produksinya kami bermitra dengan perajin-perajin di Sidoarjo. Gudang produksi ada di Sidoarjo dan Malang," kata bapak dari dua anak itu.

Diakui Eko, awalnya mengurus bisnis Sancu ini cukup ribet karena rumah produksi, gudang dan pemasaran berbeda kota, bahkan beda provinsi.

Apalagi Eko juga punya pekerjaan tetap sebagai Wakil Ketua Bulog Kota Malang.

Kisah Sukses Elita Yuwana Raup Jutaan Rupiah dari Kreasi Decoupage, Sempat Diekspor ke Pakistan

"Kendati sibuk saya tetap komitmen menjalankan usaha yang sudah kami rintis sejak lulus kuliah, 10 tahun lalu," tegas Eko.

Akhirnya mereka membagi tugas.

Eko mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi.

Sedangkan pemasaran, administrasi dipercayakan kepada Firmansyah di Jakarta.

"Karyawan kami di Jakarta ada 50 orang. Untuk memudahkan kontrol, kami menerapkan manajemen waktu dan aturan di setiap ada pesanan. Jadi saya menambah karyawan, dan batasan pengiriman barang kami atur. Di situlah pekerjaan mulai terasa lebih ringan," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved