Kisah di Balik Rujak Cingur Bu Mella, Viral karena Rasa dan Porsi
Kisah Rujak Cingur Bu Mella di Surabaya, Viral karena Rasa dan Porsi yang menggugah selera
Kisah Rujak Cingur Bu Mella, Viral karena Rasa dan Porsi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Rujak cingur merupakan satu di antara makanan tradisional yang tak pernah
lekang oleh waktu.
Makanan perpaduan dari sayuran, buah-buahan, dan cingur ini menjadi sajian
yang memiliki cita rasa yang khas.
Rujak cingur mudah ditemukan di daerah Jawa Timur,
terutama di daerah asalnya, Surabaya. Di setiap sudut kotanya, bisa dipastikan terdapat warung
yang menjual rujak cingur.
Satu di antaranya adalah Marmila. Perempuan paruh baya yang sudah
lebih dari 25 tahun menjalani usaha kuliner khas Kota Pahlawan satu ini. Marmila merupakanpemilik usaha kuliner Rujak Cingur Bu Mella.
Bahkan, rujak cingur buatannya menjadi salah satumenu kegemaran yang cukup viral di kalangan para pecinta kuliner.
Hal itu dikarenakan keistimewaan dari Rujak Cingur Bu Mella yang memiliki porsi jumbo.
Satuporsi rujak cingur ini cukup untuk dimakan 2 - 3 orang.
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Bu Mella ini mengatakan bahwa racikan rujak cingur miliknya berbeda dengan rujak-rujak lainnya.
Bu Mella mengaku tidak pelit meracik bumbu maupun bahan pelengkap untuk rujak cingurnya.
"Saya kalau jualan rujak ndak eman (tidak sayang) sama bumbu dan cingurnya. Saya kasihbanyak," tuturnya, Rabu (16/10/2019).
Selain itu, petis yang digunakan pun ada dua jenis, yaitu petis udang dan petis
hitam Madura.
"Selera pedasnya juga sesuai permintaan, bisa sampai belasan cabai," imbuhnya.
Bu Mella menceritakan, ia mulai berjualan rujak cingur sejak kepulangannya setelah menjadi TKI
di luar negeri.
Sebelumnya, ia sempat berjualan nasi, tetapi kemudian lebih memilih untuk
berjualan rujak cingur, karena pembuatannya yang cukup mudah.
Saat itu, harga satu porsi rujak
cingur masih berkisar Rp 7.500.
Terpaut jauh jika dibandingkan dengan harga sekarang.
"Naiknyabertahap. Dari Rp7.500 ke Rp15.000 ke Rp25.000, naik lagi ke Rp35.000, kemudian Rp55.000
dan sekarang Rp60.000," ujarnya.
Namun demikian, hingga saat ini, Bu Mella masih harus melewati jatuh bangun dalam menjalani
usahanya.
Rujak Cingur Bu Mella sempat viral di media sosial karena harga yang dipatok dinilaimahal.
Saat itu, ia masih berjualan di pinggir jalan Raya Wiguna Timur.
"Nah, waktu jualan di situ ada pembeli yang mengendarai kendaraan berplat luar kota Surabaya.Mereka berempat, makan rujak cingur dan minum es Manado. Setelah mereka selesai makan,mereka membayar dan pergi. Tapi tidak lama kemudian, mereka kembali lagi dan menanyakan
harga makanan yang mereka makan tadi. Sepertinya mereka tidak terima dengan harga yangsaya beri. Saat mereka datang menanyakan itu ternyata mereka merekamnya, dan kemudian
video rekaman itu tersebar di media sosial," jelasnya.
Akibat ulah pembeli ini, rujak cingur Bu
Mella kemudian viral karena katanya harganya yang tidak wajar.
Padahal, memang harga yang
dipatok Bu Mella tidak pernah berubah.
Saking banyaknya yang memperbincangkan kejadian itu di media sosial, warung Rujak Cingur Bu
Mella sempat didatangi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Surabaya untukmengecek langsung kelayakan makanan yang ia jual.
Bahkan juga menyuruh Bu Mella untuk
menutup sementara usahanya demi menghindari teror yang datang bertubi-tubi.
Namun kemudian, pihak Pemkot Surabaya justru menjanjikan Bu Mella tempat berdagang yang
lebih layak.
Apalagi setelah spanduk dan bahan dagangannya dirusak oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab.
"Pas ramai-ramainya pemberitaan itu, saya tetap ingin buka, padahal anak
saya sudah melarang. Ternyata gerobak jualan, meja, pisang kelutuk, gelas-gelas sudah dibuangdi kali. Akhirnya, Bu Lurah menyarankan untuk pindah tempat jualan, karena katanya rujak Bu
Mella sedang santer disorot media," kenangnya.
Akhirnya, warung Rujak Cingur Bu Mella berpindah lapak jualan di halaman rumah kosong.
Tetapi, kalau sudah rezeki memang tidak akan kemana-mana.
Setelah pindah, Rujak Bu Mella
semakin ramai.
"Saya belum datang sudah banyak yang antri. Saking ramainya justru dikomplain
oleh warga. Akhirnya, Rujak Cingur Bu Mela diarahkan ke sentra wisata kuliner. Alasannya, kalau ditaruh di sentra kuliner dapat menarik pembeli untuk lapak yang lainnya juga," katanya.
Walaupun berpindah-pindah tempat jualan, Rujak Cingur Bu Mella tak pernah sepi pembeli.
Rujakcingur Bu Mella sudah cukup diminati sejak lama.
Tetapi karena antrian yang penuh dan waktumenunggu yang tidak sebentar, tidak jarang banyak pengunjung yang tidak sabar.
Setelah resmimenghuni Sentra Wisata Kuliner Raya Gunung Anyar Sawah, Bu Mella bergabung dengan
GrabFood.
Menurut Bu Mella, GrabFood sangat membantu membuat antrian yang dulunya penuhdengan pengunjung, kini dipenuhi oleh mitra pengemudi GrabFood yang dapat membelikan
makanan untuk para pelanggannya yang mungkin tidak memiliki waktu banyak untuk menunggudan mengantri.
Selain itu, antrean yang ada di Rujak Cingur Bu Mella juga menjadi jauh lebih
teratur.
Semenjak bergabung dengan GrabFood, Bu Mella mendapatkan banyak keuntungan.
Rujakcingurnya semakin dikenal banyak orang dan pelanggannya bertambah.
Dalam kesehariannya,pelanggan Bu Mella masih kebanyakan berasal dari pelanggan yang datang langsung, namunkini pelanggannya juga meluas ke pengguna layanan GrabFood.
Selama menekuni profesinya,
Bu Mella tidak pernah menghitung berapa banyak porsi rujak cingur yang berhasil ia jual, begitujuga mengenai omzet penjualannya karena ia memiliki prinsip sedikit maupun banyak, yang
penting ada pemasukan.
Tidak banyak yang mengetahui, di balik kisah viral Rujak Cingur Bu Mella, ibu satu anak ini jugadianggap sebagai seorang superwoman oleh keluarganya karena perjuangannya dalam mencari
nafkah.
Bu Mella setia berjualan dengan gigih demi biaya pengobatan suaminya yang sejak 6tahun lalu mengidap gagal ginjal. Sehingga mengharuskannya rutin melakukan cuci darah setiap
dua kali seminggu.
"Namanya usaha, dijalani aja lika-likunya, ramai sepi tetap disyukuri. Yang
penting sehat, karena harus menanggung biaya pengobatan suami. Kerja itu, sedikit banyak yang
penting dapat uang," ujarnya.
Bu Mella juga bercita-cita ingin membuka warung cabang rujak cingurnya.
Tidak pernah terlintasdi benak pikirannya untuk berganti menu jualan. “Ini sudah sangat cocok dengan saya,"
imbuhnya.
Bu Mella adalah satu dari 5 juta wirausahawan mikro yang tergabung dalam platform Grab di
Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS)dan Tenggara Strategics di tahun 2018, mitra merchant yang bergabung dengan GrabFood
rata-rata melihat peningkatan penjualan sebesar 25% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp11
juta/bulan.