Suami Kerja, Wanita di Gresik Kepergok Berduaan Bareng Aparat Desa di Rumah, Awalnya Dikira Maling
Suami Kerja, Wanita di Gresik Kepergok Berduaan Bareng Aparat Desa di Rumah, Awalnya Dikira Maling
Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
Suami Kerja, Wanita di Gresik Kepergok Berduaan Bareng Aparat Desa di Rumah, Awalnya Dikira Maling
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Warga Desa Dapet, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik heboh.
Sudah habis kesabaran warga Desa Dapet, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, jawa Timur melihat kelakukan Kaur Kesra Desa Dapet, AP.
Bukannya memberi contoh yang baik, AP malah berduaan dengan warganya sendiri hingga dinihari.
AP dikeler warga usai gagal kabur dari rumah L Kamis (17/10/2019) pukul 01.00 Wib.
Joko satu di antara warga menuturkan, awalnya suami L, A berangkat kerja pukul 21.45 WIB.
• Sudah Beristri, PNS Madura Kencani Bidan, Ketahuan Istrinya Saat Lagi Ada di Kamar Hotel, Selingkuh?
A merupakan seorang pegawai pabrik di Driyorejo.
Kebetulan hari itu dia masuk shif malam.
15 menit setelah A meninggalkan istrinya sendiri dirumah untuk mencari nafkah.
Tiba-tiba datanglah seorang pria melalui pintu belakang.
Dia mendatangi kediaman L yang saat itu sedang berada dirumah sendiri di Dusun Sugihwaras, Desa Dapet, Kecamatan Balongpanggang.
Buah hati L yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) tidur di rumah neneknya yang berada di samping rumahnya.
Warga mengira ada pencuri.
Sehingga langsung mendekati kediaman L.
Warga mengunci pintu pagar rumah L dengan tali, agar pencuri itu tidak bisa keluar.
Ditunggu berjam-jam, ternyata pria tersebut tidak kunjung keluar dari rumah L.
Bahkan hingga berganti hari.
Warga langsung melempari rumah L dengan kerikil.
Rupanya pria tersebut mulai risih.
Dia keluar dan mengeluarkan sandalnya yang disimpan di dalam rumah L.
Dia melihat kanan dan kiri ternyata tidak ada orang.
Takut ketahuan warga pria tersebut langsung melarikan diri.
"Kebetulan ketahuan tetangga yang mau buang air kecil. Ternyata pak AP kabur langsung ditangkap," kata Joko kepada wartawan di depan balai Desa Deket, Jum'at (18/10/2019).
AP ditangkap warga di pertigaan jalan. Warga yang sembunyi langsung menghampirinya.
AP langsung dibawa menuju ke Rumah Pj Kepala Dusun (Kasun) Sugiharjo, bersama L. AP dan L berjalan kaki. Warga sekitar pun terbangun dan melihat mereka berdua jalan kaki diarak warga berpakaian lengkap sambil menutupi wajahnya.
"Dua-duanya langsung mengaku tidak membantah," kata Joko.
L pun hanya bisa menangis dilihat warga bersama AP hingga pukul 07.00 wib.
A usai pulang kerja tiba di rumah tidak menyangka banyak warga berkerumun.
Bahkan saudaranya dari Dawarblandong, Mojokerto datang.
"Langsung diamankan sama keluarganya sendiri, ditenang-tenangin agar tidak emosi," tambahnya.
Akhirnya A dibawa menuju rumah Sugiharjo. Dia melihat sendiri, L bersama Kaur Kesar AP. Tanpa mengucapkan sepatah kata, dia langsung meninggalkan istrinya yang sedang menangis itu.
Diketahui, AP memiliki istri dan mempunyai dua orang anak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, L dan AP memiliki hubungan 'spesial' lebih dari sekedar perangkat desa ke warga.
Sebagian kecil warga mengetahui, namun tidak kuasa dan akhirnya memuncak pada saat itu.
"Warga tidak menyangka, L selama ini dikenal baik dan pendiam. Sementara suaminya, A juga merupakan sosok tidak banyak bicara dan pendiam," terangnya kepada Tribunjatim.com.
Kepala Desa Dapet, Siswadi saat itu berusaha menenangkan warga yang saat itu sedang panas. Dia hanya meminta warga untuk bersabar dan akan diselesaikan di balai desa.
"Sedangkan sanksi administratif jika ada hal seperti ini dikenakan denda pasir grosok," kata Siswadi kepada Tribunjatim.com.
Sementara itu Camat Balongpanggang, Jusuf Ansyori mengaku baru pertama kali mendapat informasi tersebut pada pagi hari ini pukul 06.00 wib.
Saat ditanya sanksi apa yang diberikan, Ansyori masih menunggu hasil pertemuan tersebut.
"Rencananya hari ini jam 08.00 Wib, AP dan L dibawa kesini (balai desa) tapi urung. Karena orangtuanya kades meninggal dunia," kata Ansyori.
Suasana di Desa Dapet didatangi masyarakat. Mereka meminta agar AP segera dicopot dari jabatannya.
Poster bertuliskan agar AP dicopot ditempel di depan balai Desa. Tidak hanya itu, didepan pintu masuk gang juga ditempeli poster tersebut.
Perbuatan AP sudah mencoreng nama baik Desa dan tidak patut ditiru.
"Kami minta AP dicopot, kelakuannya tidak pantas," timpal Joko.
Diketahui, A sudah membawa anaknya dan mengemas barang-barangnya untuk pulang kampung ke Dawarblandong, Mojokerto.
"Saya hanya ingin AP dicopot dari jabatannya. Itu saja," kata A yang mendatangi Balai Desa.
Sedangkan istri AP juga pulang kerumah orang tuanya bersama dua buah hatinya. (wil/Tribunjatim.com)