Setahun Album 'Mantra Mantra', Kunto Aji Terharu Lagunya Membantu Pengidap Mental Illness
Album kedua musisi Kunto Aji, 'Mantra Mantra' memasuki usia yang genap setahun. Album yang resmi dirilis pada Jumat (18/9/2018) lalu ini
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Album kedua musisi Kunto Aji, 'Mantra Mantra' memasuki usia yang genap setahun.
Album yang resmi dirilis pada Jumat (18/9/2018) lalu ini berisi sembilan lagu yang mengangkat isu kesehatan mental.
Seperti lagu 'Rehat' yang mengajak orang untuk terus melangkah dan berhenti menyalahkan diri sendiri, atau lagu 'Pilu Membiru' yang mengajak untuk meluapkan semua yang selama ini dipendam.
Ditemui di sela kesibukannya, Sabtu (26/10), musisi kelahiran 4 Januari 1987 ini mengatakan bahwa dalam menyelesaikan album ini, ia beberapa kali berkonsultasi dengan psikolog.
Ia pun tak menyangka bahwa album yang berangkat dari kehidupan pribadinya ini direspon dan dapat membantu orang-orang pengidap mental illness untuk tetap bertahan.
"Dari awal, album ini saya ciptakan untuk mengobati diri sendiri. Seperti lagu 'Rehat' yang sebenarnya monolog buat diri sendiri," kata Kunto kepada Tribunjatim.com.
Ketika album ini mendapat pemaknaan yang besar dari pendengar, imbuh Kunto, menjadi nilai yang besar baginya.
"Sebelum membuat album ini, saya dekat dengan dunia kesehatan mental. Saya tahu, orang dengan depresi klinis tidak bisa dibantu hanya dengan kata-kata. Datang untuk psikoterapi atau konsultasi ke psikolog bisa dua sampai tiga jam satu sesinya dan harus dilakukan beberapa kali," katanya kepada Tribunjatim.com.
• Dugaan Pemotongan Gaji, Begini Curhatan Perawat di Gresik
• Bersama 3 Pria, Putri Pariwisata Asal Balikpapan Masih Diperiksa Polda Jatim, Mucikari Diancam Ini
Kunto menegaskan, ia terharu tatkala lagunya bisa membantu orang yang sedang dalam masa pemulihan depresi.
"Saya terharu lagu-lagu saya bisa memberikan harapan, bisa membuat melihat cahaya, karena orang depresi tidak bisa melihat harapan di hidupnya. Lagu saya bisa sampai kepada orang yang secara klinis terdiagnosa depresi, jadi pencapaian yang tidak bisa saya sangka," tuturnya.
Ditanya mengenai proses penggarapan album, musisi kelahiran Yogyakarta itu mengatakan untuk menentukan tema kesehatan mental pada albumnya menjadi tahap yang memakan banyak waktu.
"Untuk akhrinya menemukan dan memberanikan diri untuk menciptakan musik kesehatan mental butuh waktu cukup lama, sekitar setahun," jelas Kunto.
Sebelum membuat album Mantra Mantra, Kunto pun merasa belum menemukan lagu pop yang sifatnya healing.
"Musik healing biasanya modelnya seperti frekuensi solfeggio. Biasanya, musiknya yang instrumental. Jadi saya berpikir kenapa tidak dimasukkan di musik pop supaya lebih sampai," ungkapnya.
Pada lagu Rehat, misalnya, Kunto memasukkan frekuensi 396 Hz yang menurut penelitian bisa mengeluarkan racun atau pikiran negatif, sehingga membuat pendengar frekuensi tersebut merasa lebih baik.
Ke depannya, ia mengatakan, tidak melabeli diri sebagai musisi dengan karya yang healing. Ia ingin terus mencoba hal-hal yang baru.
"Sebagai musisi, saya ingin mengekspresikan yang saya rasakan. Kalau saya merasakan itu, mungkin saya tulis. Tapi tidak secara sengaja harus menulis lagu healing terus," pungkasnya. (Christine ayu/Tribunjatim.com)