Perubahan Pasar, Residensial Baru Segmen Menengah ke Bawah, Pendapatan Usaha Intiland Turun
PT Intiland Development Tbk melaporkan pencapaian hasil kinerja keuangan per 30 September 2019.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Yoni Iskandar
Menghadapi kondisi tersebut, manajemen Intiland akan terus berupaya untuk mengejar dan meningkatkan kinerja usaha hingga akhir tahun ini. Penjualan produk-produk inventori yang sudah jadi menjadi fokus dan prioritas utama perseroan untuk meningkatkan pendapatan usaha.
“Kami punya inventori produk di beberapa proyek yang sudah jadi, seperti apartemen 1Park Avenue, Praxis, Aeropolis, dan di proyek perumahan. Penjualan dari produk-produk inventori ini bisa langsung diakui dan dibukukan sebagai pendapatan usaha,” ungkap Archied.
Di tengah perubahan kondisi pasar, selama sembilan bulan pertama tahun ini kinerja penjualan perseroan belum berhasil mencapai target yang ditentukan. Perseroan mencatatkan perolehan pendapatan penjualan (marketing sales) Rp 862 miliar, atau baru mencapai 34,5 persen dari target tahun ini sebesar Rp2,5 triliun.
Archied menjelaskan penjualan dari segmen pengembangan mixed-use & high rise memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp 574 miliar.
Kontribusi dari segmen pengembangan kawasan perumahan tercatat sebesar Rp 288 miliar. Sementara segmen pengembangan kawasan industri, tercatat belum membukukan penjualan hingga akhir triwulan ketiga tahun ini.
Ditinjau berdasarkan lokasi pengembangannya, penjualan dari proyek-proyek yang berada di Jakarta dan sekitarnya memberikan sumbangsih marketing sales sebesar Rp 726 miliar. Sementara penjualan dari proyek-proyek perseroan di Surabaya dan sekitarnya tercatat mencapai Rp 136 miliar.
“Faktor yang menyebabkan kami belum mencapai target marketing sales, karena penjualan di produk-produk high rise untuk pasar menengah-atas masih cukup berat, serta tahun ini lebih konservatif dalam meluncurkan proyek baru tahun ini,” ungkap Archied.
Sampai akhir triwulan tahun ini, Perseroan baru meluncurkan tiga pengembangan residensial baru. Ketiga pengembangan tersebut adalah apartemen SQ Res, Pinang Townhouse, dan klaster baru Zenith di kawasan perumahan Serenia Hills yang berlokasi di Jakarta.
Manajemen Perseroan berkomitmen untuk terus berusaha meningkatkan penjualan untuk mengejar target marketing sales hingga akhir tahun ini. Selain dari penjualan properti dari proyek-proyek yang berjalan, perseroan telah mendapatkan komitmen penjualan inventori yang bukan termasuk aset utama (non-core asset) dengan nilai berkisar Rp 375 miliar hingga Rp 400 miliar.
Menurut Archied komitmen penjualan tersebut seluruhnya berasal dari inventori non-core asset yang berlokasi di Surabaya. Transaksi penjualan ini rencanannya akan secara bertahap dilakukan dalam tahun ini.
Menghadapi tantangan sektor properti ke depan, Perseroan tetap optimistik kondisinya akan lebih baik dari tahun ini. Perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi kunci untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perubahan pasar sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja penjualan.
Pertama, Perseroan akan tetap fokus pada penjualan inventori. Kedua, Perseroan terus melakukan pengembangan pada proyek-proyek yang berjalan. Ketiga, pengembangan proyek baru dengan portofolio produk di segmen pasar menengah dan mempunyai pasar yang lebih besar.
“Kami telah menyiapkan beberapa pengembangan proyek baru, seperti perumahan, apartemen, dan komersial di Jakarta dan Surabaya,” kata Archied.
Untuk proyek residensial, Perseroan menyiapkan dua pengembangan baru yakni Pinang Residence di Jakarta Selatan dan satu kawasan perumahan baru di Surabaya. Untuk produk komersial, perseroan sedang menyiapkan pengembangan produk SOHO di Kota Surabaya dan Poin Square di Jakarta Selatan.
Perseroan selain itu juga telah menyiapkan pengembangan baru di proyek-proyek berjalan seperti kawasan perumahan Serenia Hills Jakarta Selatan dan di kawasan perumahan Talaga Bestari, Tangerang.
Strategi ekspansif tersebut menjadi langkah utama perseroan guna mengantisipasi perkembangan dan tren pulihnya pasar properti nasional. Perseroan optimistik pasar properti bergerak membaik seiring pertumbuhan perekonomian nasional, peningkatan tren investasi, serta kondisi stabilitas keamanan yang semakin kondusif.(Sri Handi Lestari/Tribunjatim.com)