BPS Jatim : Jatim Alami Deflasi Sebesar 0,02 Persen, Tertinggi Diraih Banyuwangi
Pada Oktober 2019 Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Teguh Pramono
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Yoni Iskandar
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pada Oktober 2019 Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Teguh Pramono selaku Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
"Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, Iima kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi," katanya, Jumat (1/11/2019) kantor BPS Jatim, Jalan Raya Kendang Sari Surabaya.
Dikatakan Teguh, bahwa Inflasi tertinggi di Kediri yang mencapai 0,32 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi sebesar 0,09 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, dua kelompok mengalami deflasi dan lima kelompok mengalami inflasi.
"Terjadinya deflasi di Jatim yang sebesar 0,02 persen karena kelompok bahan makanan menguasai angka deflasi selama Oktober 2019," ujarnya kepada Tribunjatim.com.
• Soroti Prabowo Masuk Kabinet, Rocky Gerung Saran ke Presiden Jokowi: Akan Mulai Ada 2 Matahari
• Sempat Jenguk Alfin Lestaluhu, Pelatih Timnas U-16 Indonesia Bagikan Kenangan tentang Sang Pemain
• Menag Fachrul Razi Bantah Larang Pakai Cadar, Begini Pernyataan tentang Celana Cingkrang PNS
Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok Kesehatan sebesar 0,44 persen, sedangkan kelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah kelompok Bahan Makanan sebesar 0,40 persen.
"Untuk komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi Jawa Timur bulan Oktober 2019 ialah telur ayam ras, cabai rawit, dan emas perhiasan," tutupnya kepada Tribunjatim.com.
