Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kepala Bappeko Surabaya Dinilai Pencitraan Jelang Pilwali, SCG: Risma Juga Sering Turun

Didik Prasetiyono menilai Pernyataan Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem, Imam Syafii menuding pejabat Pemerintah Kota Surabaya melakukan ”pencitraan

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yoni Iskandar
ISTIMEWA/TRIBUN JATIM
Direktur Eksekutif SCG, Didik Prasetiyono. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Direktur Lembaga Riset Politik SCG Consulting Group, Didik Prasetiyono menilai Pernyataan Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem, Imam Syafii yang menuding pejabat Pemerintah Kota Surabaya melakukan ”pencitraan” karena sering turun ke rakyat adalah sebuah paradoks politik.

Menurut Didik, seorang politisi atau pejabat yang tidak dekat dengan rakyat malah akan menuai kritik.

”Tapi ini justru Pemkot Surabaya dekat dengan rakyat, turun ke kampung-kampung, kok malah diprotes. Ini sebuah paradoks politik,” ujar Didik, Kamis (31/10/2019)

Menurut Didik, pernyataan politis Imam Syafii itu dalam kaca mata ilmu politik malah kontraproduktif bagi partainya. Ini karena, persepsi publik Surabaya terhadap kinerja Pemkot Surabaya sangat bagus.

Di semua survei lembaga riset independen, rata-rata kepuasan publik terhadap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Pemkot Surabaya mencapai lebih dari 80 persen.

Pemain Timnas U-16 Indonesia Alfin Lestaluhu Meninggal Dunia karena Infeksi Otak

Jawaban Via Vallen Ditanya Motivasi Bisa Sukses, Singgung Keluarga: Dulu Mereka Dianggap Menjijikkan

”Saya hanya khawatir pernyataan dari politisi Partai Nasdem tersebut malah merugikan partainya sendiri, karena masyarakat akan menilai, lho ini pejabat dekat dengan rakyat kok dikritisi, blusukan ke kampung kok diprotes,” ujar Didik.

Menurut Didik, pernyataan Imam Syafii yang menyeret metode kerja para pejabat Pemkot Surabaya dengan pemilihan Wali Kota Surabaya terlalu mengada-ada.

Karena menurut Didik, ada atau tidak ada Pilkada, semua orang tahu kalau Risma punya metode kerja turun ke rakyat, untuk menghadirkan pemerintahan pro rakyat.

"Dan itu menular ke seluruh jajarannya hingga ke level lurah. Dan itu sudah dilakukan selama hampir 10 tahun. Masak begitu dinilai karena mau Pilwali,” papar Didik yang pernah melakukan studi elektoral politik di Amerika Serikat.

Didik pun menyarankan kepada jajaran Pemkot Surabaya untuk tidak terlalu menanggapi manuver politisi Nasdem Imam Syafii tersebut.

”Semua pejabat publik harus dekat dengan rakyat. Jangan takut dianggap pencitraan. Fakta gaya Bu Risma yang sering turun ini dicintai rakyat, wajar saja menjadi rujukan bagi seluruh birokrat di Pemkot Surabaya untuk juga dekat dengan rakyat,” jelas Didik.

Terkait kritik politisi Nasdem tentang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Eri Cahyadi yang sering turun ke lapangan, Didik menjelaskan bahwa metode kerja seperti memang dibudayakan oleh Tri Rismaharini.

”Semua kepala OPD hingga lurah sering turun ke lapangan. Kalau dalam konteks Bappeko, itu ada fungsi pengendalian pembangunan. Mereka turun ke lapangan, melakukan uji petik, hasilnya digunakan sebagai evaluasi untuk perencanaan ke depan. Sehingga perencanaan pembangunan semakin baik, hasilnya pun optimal. Masak begitu dipermasalahkan?” pungkas Didik.

Seperti diketahui, politisi Nasdem skaligus Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem, Imam Syafi'i mengkritisi Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi yang dinilai turun ke lapangan karena bakal ikut Pilwali.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved