Kilas Balik
Terkuak Trauma Soeharto ke Alat yang Jadi Simbol Partai Paling Dibencinya, Gara-gara 'Insiden Sawah'
Satu di antaranya adalah rasa trauma Soeharto terhadap alat yang menjadi lambang partai paling dibencinya saat dewasa.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Terkuak ternyata Soeharto memiliki trauma terhadap sebuah alat gara-gara insiden di masa kecilnya.
Satu di antaranya adalah rasa trauma Soeharto terhadap alat yang menjadi lambang partai paling dibencinya saat dewasa.
Semua itu berawal saat Soeharto mengalami sebuah insiden di sawah.
Alat apakah yang membuat Soeharto trauma itu?
Simak kisahnya berikut ini.
• Saat Soeharto Diganggu Demo Anarkis di Jerman, Ajudan Siaga Pistol Sudah di Tangan, Lihat Endingnya
Dilansir dari Intisari (grup TribunJatim.com), sekali waktu, saat berumur tiga tahun, sepulang dari sawah, Soeharto bermain-main dengan arit.
Namun arit itu terlepas dari tangkainya, sehingga mengenai kaki kanan.
Akibat kejadian itu, kaki kanan Soeharto terluka.
Hal itulah yang kemudian membuat Soeharto trauma terhadap arit, senjata tajam yang di kampung-kampung biasa dipakai untuk memotong padi atau rumput.
• Saat Soeharto Marah ke Habibie, Sakit Pun Tak Mau Dijenguk, Berawal dari Lengsernya Suami Bu Tien

Selain itu, ada pengalaman lain yang dialami Soeharto kecil.
Sekitar usia 5 tahun, ketika ibunya ke pasar, Soeharto ditinggal sendirian di rumah, dan diberi uang logam 0,5 sen.
Uang logam ½ sen itu dimain-mainkan, bahkan diemut oleh Soeharto, sampai tertelan.
Karena takut, Soeharto menangis lama sekali.
Apalagi ia ditakut-takuti oleh anak-anak lain bahwa uang itu akan menyangkut di dalam perut dan tidak pernah keluar lagi.
Tidak jelas, apakah kemudian uang itu keluar atau tidak.
Soeharto pun tidak ingat apakah ia berhasil menemukan kembali uang tersebut.
• Sosok Kapolri yang Dicopot Soeharto, Bermula Ungkap Perkosaan, Pesan Sang Ibu Bikin Tenang
Satu lagi pengalaman tidak menyenangkan yang dialami Soeharto.
Saat itu ia bermain bersama seorang saudaranya, Darsono, di depan rumah kakek buyutnya Notosudiro.
Waktu itu, kakek buyutnya sedang membuat baju.
Soeharto kemudian dipanggil dan disuruh mengepas sebuah baju yang sedang dibuat.
Dengan senang hati dipakainya baju itu.
Namun ternyata baju itu bukan untuk dia, melainkan untuk Darsono.
• Terkuak Misteri Adanya Marinir di Bawah Kapal Saat Soeharto Mancing, Mantan Menteri Jadi Saksi
Tak lama kemudian, ia disuruh melepas dan menyerahkan baju itu kepada sepupunya.
Padahal saat itu, Soeharto sendiri tidak memakai kemeja, ia hanya mengenakan celana.
Orang tua Darsono sebetulnya cukup mampu, kenapa dia yang justru diberi surjan oleh kakek buyut?
"Saya merasa nista, hina. Saya nelangsa, sedih sekali. Wah, hidup ini kok begini," Soeharto melampiaskan kesedihannya. (Dwipayana, 1989, hal 10).
(Majalah Intisari edisi Februari 2008)

Terkuak Misteri Adanya Marinir di Bawah Kapal Saat Soeharto Mancing, Mantan Menteri Jadi Saksi
Terjawab sudah rasa penasaran masyarakat Indonesia mengenai adanya Marinir di bawah kapal saat Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto memancing.
Rumor mengenai adanya Marinir di bawah kapal itu berembus saat Soeharto berkuasa.
Alasannya, setiap kali memancing, Soeharto selalu mendapatkan ikan.
Soeharto memang memiliki hobi memancing saat masih menjadi presiden.
• Detik-detik Soeharto Ditanya Soal Pelepasan Timor Timur, Bahasa Tubuh Bikin Heboh & Dipahami Salah
Saat masih menjabat sebagai presiden, Soeharto sering mengajak pejabat dalam negeri dan keluarganya untuk melakukan hobi tersebut.
Presiden kedua RI itu juga diketahui ahli dalam hal tersebut, karena kerap mendapatkan ikan-ikan besar, yang agak susah dilakukan pemancing awam.
Gosip pun beredar tentang bantuan dari anggota Marinir TNI AL yang berada di bawah perahu setiap kali Pak Harto memancing, untuk mengikatkan ikan-ikan di mata kail sang presiden, agar terkesan ikan tersebut adalah hasil tangkapan Soharto.
Mantan Menteri Penerangan Harmoko dalam buku "Pak Harto The Untold Stories" menjawab fakta di balik isu yang banyak beredar di masyarakat itu.
• Sebelum Tumbang Jabatannya, Soeharto Pernah Diminta Menjabat Lagi, Langsung Sebut Soal Sabda Alam
Pada tahun 1987, saat Harmoko masih menjabat sebagai Menteri Penerangan.
Ia pernah diajak sang untuk menemani presiden melakukan hobi tersebut, bersama dengan pejabat lainnya seperti Fuad Hasan, Bustanil Arifin, dan Ismail Saleh.
Harmoko menjelaskan, bahwa dalam kesempatan itu, ia coba mengklarifikasi mengenai keberadaan marinir di bawah kapal untuk membantu hobi presiden.
"Lihat saja nanti," jawab Soeharto.
Mantan wartawan itupun akhirnya dapat membuktikan, bahwa gosip keberadaan Marinir adalah sama sekali tidak benar. Soeharto mampu menangkap ikan besar karena memang ahli dalam hal tersebut, dan sabar. (Artikel TribunJatim.com)
• Detik-detik Tangisan TNI Pecah Saat Giring Kawanan Gajah ke Hutan, Soeharto Larang Gunakan Senjata