Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

DLH Jatim Desak Para Pemilik Pabrik Jawa Timur Memberikan Kayu Bekas pada Pengusaha Tahu Sidoarjo

DLH Provinsi Jawa Timur mendesak para pemilik pabrik yang ada di wilayah Jatim untuk memberikan kayu bekasnya kepada industri tahu di Desa Tropodo.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
Kepala DLH Provinsi Jawa Timur, Diah Susilowati saat melihat pembuatan tahu di Desa Tropodo yang menggunakan kayu 

Bahan bakar alternatif yang digunakan pemilik pabrik tahu nantinya sebagai pengganti limbah sampah plastik.

Adapun dua bahan bakar alternatif yang disiapkan yaitu gas (CNG) dan wood pellet.

Bupati Sidoarjo ini mengatakan, deklarasi yang dilakukan adalah sebagai bentuk keseriusan dan tanggung jawab antara Pemerintah Kabupaten Sidoarjo serta para pemilik pabrik tahu.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, penggunaan limbah sampah plastik dapat menimbulkan polusi.

Sampah plastik yang dibakar justru membuat pencemaran udara.

Pameran Batik Fashion Fair 2019, Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin Kampanyekan Gerakan Zero Waste

"Karena penggunaan sampah plastik dapat menimbulkan polusi. Selain itu dengan sampah plastik dibakar dapat mencemari udara sehingga Pemkab Sidoarjo bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur melarang keras pemakaian sampah plastik tersebut. Dan sebagai pengganti bahan bakar sampah plastik, telah kita siapkan bahan bakar alternatif berupa wood pellet atau memakai gas," ujar Saiful Ilah kepada wartawan TribunJatim.com, Selasa (26/11/2019).

Saiful Ilah menjelaskan, bahwa pihaknya akan bertindak tegas bilamana ada pemilik pabrik tahu yang ketahuan masih menggunakan limbah sampah plastik dalam proses pembuatan tahu.

"Bila pemilik pabrik tahu tidak menaati deklarasi maka akan kita tutup tempat usahanya," sambung Saiful Ilah.

Saiful Ilah mengungkapkan, bahwa untuk bahan bakar alternatif, pihaknya berjanji akan memberikan subsidi kepada para pemilik pabrik tahu.

"Tentu pasti akan kita bantu dan kita subsidi. Namun semuanya harus dibicarakan dahulu bersama Gubernur," ucap Saiful Ilah.

Meski enam poin deklarasi sudah dibacakan oleh para pemilik pabrik tahu, masih ada sebagian dari mereka yang keberatan dengan bahan bakar alternatif pengganti sampah plastik.

Pasalnya, bahan bakar alternatif yang ditawarkan tersebut dirasa terlalu mahal serta sulit untuk mendapatkannya.

Seorang pemilik pabrik tahu pun mengungkapkan keluhannya saat ditemui wartawan TribunJatim.com.

Salah satu pemilik pabrik tahu di Kabupaten Sidoarjo ini bernama Gufron.

Gufron mengatakan, ia dan pemilik pabrik tahu lainnya hanya meminta bantuan pemerintah berupa ketel dengan bahan bakar berupa kayu bakar.

"Para pemilik pabrik tahu hanya meminta bantuan ketel saja. Karena ketel yang memakai kayu bakar harganya mahal sekitar Rp. 70 juta," ujar Gufron kepada TribunJatim.com, Selasa (26/11/2019).

Modus Bisa Gandakan Uang, Pakai Trik Ala Sulap, 4 Pria ini Tipu Korbannya hingga Rp 650 Juta

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved