Driver GoCar Tuntut Tutup Kantor Gojek, Pengamat Teknologi Informasi ITS: Model Bisnis IT Begitu
Pengamat Teknologi Informasi ITS, Prof Daniel tanggapi aksi driver Go-Car Sidoarjo menuntut tutup kantor cabang gojek di Mojokerto, Kamis (28/11/2019)
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kerjasama yang terjalin antara perusahaan penyedia jasa berbasis teknologi dengan mitranya dapat berjalan jika mitra menyetujui persyaratan dan besaran pembayaran yang ditentukan oleh perusahaan. Seperti halnya kemitraan antara driver GoCar dengan Perusahaan Gojek.
Pengamat Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Prof Daniel M Rosyid mengatakan, jika driver menolak atau tidak sepakat dengan apa yang ditetapkan perusahaan, driver dapat menghentikan kerja sama.
“Memang model bisnis perusahaan IT begitu. Driver boleh menuntut, dan kalau tidak diindahkan, boleh berhenti bekerja sebagai driver,” kata Daniel, dalam rilis yang diterima Kamis (28/11/2019).
Menurutnya, kemitraan tersebut hanya bisa berlanjut jika terdapat pembagian keuntungan dan biaya yang adil bagi kedua belah pihak.
Jika tidak, perusahaan akan mati yang mengakibatkan kerugian bagi semua pihak, termasuk konsumen.
“Harus ada sharing of profit and cost yang adil. Kalau tidak, ya bisnis tadi akan mati cepat atau lambat,” tambahnya.
Hal ini disampaikan Daniel terkait ratusan pengemudi GoCar di Mojokerto yang berunjuk rasa di depan kantor cabang Gojek di Mojokerto, Jawa Timur.
Para mitra ini memprotes pemangkasan insentif harian yang dinilai membuat mereka merugi.
• VIRAL di Instagram, Kakek 70 Tahun Madiun Nikahi Janda Muda 28 Tahun, Ternyata Sudah Nikah 4 Kali
• Pemkot Surabaya Pasang Alat Pacu Jantung Sebagai Fasilitas Publik, Simak Cara Pakainya!
Driver menuntut Gojek mengembalikan skema insentif yang lama dan meminta perusahaan mengembalikan akun driver yang telah diputus mitra (PM).
Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, para pengemudi GoCar mengancam menutup paksa kantor cabang Gojek di Mojokerto.
Aksi driver GoCar Mojokerto ini mendapat kritikan dari rekan sesama mitra, salah satunya Budi.
• Meski Gagal Menang, Pelatih Semen Padang Puas Bisa Curi Satu Poin dari Persebaya Surabaya
• Pakai Baju ala Petugas PLN, Pria Kediri Ini Embat Ponsel Saat Tanyai Daya Lampu di Rumah Korban
Menurut Budi , tuntutan yang dilakukan driver GoCar tersebut sah-sah saja dan dapat dimaklumi. Namun jangan sampai menutup operasional Gojek.
"Saya pribadi, daftar menjadi mitra Gojek karena ingin mencari pekerjaan yang lain daripada yang lain. Kalau menuntut ditutup karena penurunan insentif, ini kurang tepat. Insentif itu kan hak dan wewenang pihak perusahaan Gojek. Bonus diharapkan memicu driver melayani lebih banyak konsumen," kata driver yang beroperasi di Mojokerto itu.
Tapi kalau sampai meminta ditutup, dampaknya tidak hanya ke driver GoCar yang tidak setuju, nanti GoRide dan layanan lain juga terancam tidak beroperasi dan banyak yang kehilangan pekerjaan. (SURYA/Sri Handi Lestari)