Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sambang Suroboyo, Teater Gandrik 'Sentil' Koruptor Lewat 'Para Pensiunan: 2049'

Doorstoot (Butet Kartaredjasa), tokoh utama dalam lakon Para Pensiunan: 2049 oleh Teater Gandrik yang digelar Ciputra Hall Surabaya, Jumat (6/12)

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Yoni Iskandar
sugiharto/surya
Butet Rajasah membius para penonton yang menyaksikan pagelaran teater Gandrik yang digelar di Ciputra Hall, Jumat (6/12/2019) malam. Pagelaran yang mengusung judul Para Pensiunan ini akan digelar selama dua hari. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - "SKKB. Aku harus mendapatkan SKKB. Arwah harus berjuang. Arwah harus mati dengan seadil-adilnya, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya".

Itulah kutipan dialog yang dilontarkan Doorstoot (Butet Kartaredjasa), tokoh utama dalam lakon Para Pensiunan: 2049 oleh Teater Gandrik yang digelar Ciputra Hall Surabaya, Jumat (6/12) malam.

Dikisahkan, SKKB merupakan singkatan dari Surat Keterangan Kematian yang Baik. Secara konstitusional, surat ini wajib dimiliki oleh jenazah agar bisa dikuburkan.

Namun, hanya orang yang tidak korupsi yang berhak mendapatkannya. Bila tidak punya SKKB, maka mayatnya tidak boleh dikuburkan.

Sementara, bagi yang terbukti korupsi, mayatnya akan diolah agar bermanfaat untuk masyarkat. Misalnya, diolah menjadi pupuk organik jenazah koruptor (punikjetor).

Para pensiunan termasuk pensiunan jenderal, pensiunan politisi, pensiunan hakim, dan pensiunan lainnya melakukan banyak cara agar bisa mendapatkan SKKB.

Celakanya, satu di antara pensiunan tersebut, Doorstoot, mati tanpa mengantonginya. Akibatnya, jenazahnya pun dibiarkan begitu saja. Arwahnya bergentayangan, mencari sendiri SKKB yang ia inginkan.

Susilo Nugroho dari Teater Gandrik menyampaikan, lakon ini ditulis dan dipentaskan berawal dari angan-angan tentang korupsi di masa mendatang, tepatnya pada 2049.

"Problem korupsi selalu muncul sehingga kami perkirakan ada 2049 akan ada langkah ekstrim untuk menanggulanginya," Susilo menyampaikan.

Para koruptor, lanjutnya, akan dihukum secara berat. Sampai mati pun, mereka dihitung masih punya hutang.

Jadwal Penutupan Pendaftaran CPNS 2019 Paling Akhir 7 Desember 2019, Ini 10 Formasi Sepi Pendaftar

Jenderal TNI AD Diam-diam Datangi Rumah Sederhana Prajurit di Papua, Jabatannya Bikin Kaget 1 Rumah

"Koruptor dianggap juga punya hutang sama rakyat. Jadi ketika mati, mereka harus bermanfaat untuk kepentingan rakyat. Oleh karena itu, mayatnya diolah jadi produk pupuk buatan dan sebagainya," Susilo memaparkan.

Dengan demikian, hutang koruptor akan lunas. Arwah mereka akan naik dengan tenang.

Dikemas secara jenaka dengan dialog-dialog sindiran yang menggelikan, Teater Gandrik berhasil mengundang gelak tawa dan tepuk tangan dari para penonton.

Butet Kartaredjasa menyampaikan, penonton Surabaya merupakan penonton yang cerdas dan mampu menangkap cerita.

"Yang tersembunyi bisa terbaca oleh mereka. Dari dulu, penonton Surabaya memang cerdas-cerdas," katanya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved