'Ritual' Pria Sumsel Bunuh Istri di Keramaian, Cegah Diganggu Arwah, Keanehan Pelaku Diungkap Warga
Seorang suami di Sumatera Selatan nekat membunuh istrinya saat berada di keramaian pasar, ditusuk 8 kali, di perut, dada dan kepala.
Penulis: Ignatia | Editor: Adi Sasono
Seorang warga medapati pelaku melakukan hal yang tak biasa usai melakukan penikaman terhadap istrinya di keramaian.
Hal tak biasa itu pelaku lakukan sebelum ia sadar dan kabur melarikan diri.
Warga Desa Tanjung Besar yang enggan disebuktan identitas lengkapnya S, mengaku sempat menyaksikan pembunuhan keji tersebut.
Menurut S, Nurdin seusai membunuh istrinya lantas melakukan hal yang tak lazim.

Saat itu S mengaku sempat melihat Nurdin mengusapkan darah sang istri ke wajah.
"Saya sempat lewat dan melihat dia (Nurdin) mengusapkan darah istrinya ke muka kemudian dia pergi," ujar S.
Dikutip dari TribunSumsel, hal tersebut pun diakui Nurdin saat ditemui di Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Jumat (13/12/2019) malam.
Nurdin sempat mengusapkan darah korban ke wajah sebelum pergi meninggalkan TKP.
Diungkapkan Nurdin, hal tersebut ia lakukan lantaran mempercayai apabila ritual tersebut dilakukan arwah istri yang ia ketahui telah meninggal bersimbah darah tidak akan mendatanginya.
Saat itu S mengaku sempat melihat Nurdin mengusapkan darah sang istri ke wajah.
• DETIK-DETIK Menegangkan Sekeluarga Selamatkan Diri saat Mobil Ertiga Terseret Kereta di Mojokerto
"Saya sempat lewat dan melihat dia (Nurdin) mengusapkan darah istrinya ke muka kemudian dia pergi," ujar S.
Dikutip TribunJatim.com dari TribunSumsel, hal tersebut pun diakui Nurdin saat ditemui di Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Jumat (13/12/2019) malam.
Nurdin sempat mengusapkan darah korban ke wajah sebelum pergi meninggalkan TKP.
Diungkapkan Nurdin, hal tersebut ia lakukan lantaran mempercayai apabila ritual tersebut dilakukan arwah istri yang ia ketahui telah meninggal bersimbah darah tidak akan mendatanginya.
Setelah kejadian tragis tersebut Nurdin pergi meninggalkan TKP sempat pulang kerumahnya, sebelum melarikan diri ke Kebun Kopi miliknya yang tidak jauh dari Desa Tanjung Besar.