Natal dan Tahun Baru 2020
Harga Bawang Merah Naik, Gubernur Khofifah Larang Impor Bawang Merah Masuk Jawa Timur
Harga bawang merah di pasar tradisional Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur terpantau melonjak.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Harga bawang merah di pasar tradisional Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur terpantau melonjak.
Dalam sidak yang dilakukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beserta jajaran OPD Pemprov Jawa Timur, di Pasar Tambahrejo Selasa (24/12/2019), didapati komoditas bawang merah yang mengalami kenaikan paling besar.
Harga bawang merah yang normalnya ada di kisaran Rp 25 ribu per kilogramnya, hari ini di Pasar Tambahrejo naik menjadi Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu.
Meski Harga Naik Siginifikan, Gubernur Khofifah Larang Ada Impor Bawang Merah Masuk Jawa Timur
Melonjaknya harga bawang merah disikapi serius oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Saat sidak meninjau Pasar Tambahrejo, Selasa (24/12/2019) pagi, Khofifah mendapati adanya lonjakan harga bawang merah melonjak cukup siginifikan.
Dikatakan gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini lonjakan harga bawang merah ini dikarenakan suplai yang tetap namun ada peningkatan demmand untuk bawang merah lantaran momen peak session di liburan natal dan tahun baru.
Namun ia memastikan meski ada lonjakan harga dan peningkatkan permintaan bawang merah, Khofifah menegaskan Jatim tidak akan melakukan impor bawang merah.
"Yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah. Bawang merah yang dijual di pasar ini rata-rata yang dari Nganjuk. Karena dari bawang merah yang dari pasar Probolinggo rupanya harganya lebih mahal lagi," kata Khofifah usai sidak.
Menurut Khofifah hal ini lumrah lantaran sesuai hukum pasar, pedagang akan menjual barang yang banyak diminati oleh masyarakat pembeli. Terlebih kenaikannya juga cukup siginifikan.
"Khusus bawang merah, meskipun hari ini ada kenaikan harga dari bawang merah produksi Nganjuk dan Probolinggo, saya tetap tidak mengizinkan impor bawang merah ke Jawa Timur," tegas Khofifah.
Ia menjelaskan kenaikan bawang merah disebabkan karena musim hujan ada kecenderungan penurunan produksi padahal di sisi lain permintaan meningkat.
Langkah larangan impor bawang merah ini dilakukan karena pada dasarnya pasokan masih lancar. Misalnya di Nganjuk bahkan di awal bulan Januari akan dilakukan panen di wilayah penghasil bawang merah tersebut.
"Berdasarkan data dari Dinas Pertanian area area di Nganjuk kemungkinan awal Januari juga sudah mulai dipanen lagi. Jika misalnya kita membutuhkan tambahan maka kita terbiasa mengkomunikasikan dengan Brebes untuk membantu suplai," tandas Khofifah.
• Tak Sempat Menghindar, Tertimbun Longsor 2,5 Meter, Pengrajin Genteng Sampang Tewas Seketika
• Nataru, Jumlah Penumpang KA Meningkat, PT KAI Daop 7 Sebut dari 54.342 Tempat Duduk, Tersisa 6.102
• Prakiraan Cuaca BMKG Besok Rabu (25/12/2019) Hari Natal di Surabaya, Siang Turun Hujan
Sedangkan untuk komoditas bahan pokok yang lain, disampaikan Khofifah semua dalam kondisi yang aman dan suplai terjamin. Sehingga ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan penimbunan. Mulai beras, telur, minyak goreng, gula dan komoditas yang lain.
Bahkan sejumlah komoditas di pasar ditemukan mengalami penurunan harga. Misalnga bawang putih hari ini justru ada penurunan. Harga cabe cabe rawit maupun cabe merah juga ada penurunan harga. Kemudian telur ada kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogram. Beras medium ada kenaikan Rp 1.000 perkilogramnya.
"Tapi bahwa ketika menghadapi peak session Liburan Natal dan liburan tahun baru stok bahan pokok kita aman," pungkas Khofifah.