Pengakuan Ahli Soal Banjir Jakarta, Prediksi Jadi Kota Pertama Dunia yang Tenggelam hingga Soal Alam
Ahli akhirnya mulai menganalisis penyebab banjir hingga dugaan ilmiah di baliknya, ternyata semua juga berkaitan dengan aktivitas penduduk.
TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta menjadi perbincangan banyak pihak.
Banjir tersebut berimbas pada semua aspek yang ada di Jakarta.
Ahli mulai menganalisis penyebab banjir hingga dugaan-dugaan secara ilmiah di baliknya.
Ternyata, ada penjelasan khusus terkait Banjir Jakarta 2020 ini seperti dilansir dari Kompas.com via Intisari.

Berikut selengkapnya:
Menurut Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) M. Pramono Hadi, penyebab utama dari banjir ini adalah hujan yang merata dan jumlahnya banyak.
Terkait Jakarta, ternyata ada dugaan bahwa tanah di Jakarta itu turun 4 meter dalam kurun waktu 40 tahun.
Dugaan inilah yang membuat adanya prediksi Jakarta akan jadi kota pertama dunia yang tenggelam.
Laporan dari Organisation for Economic and Cooperation Development (OECD) dalam Green Growth Policy Review (GPPR) 2019 menyatakan bahwa permukaan tanah area-area pesisir Jakarta turun empat meter dalam waktu 40 tahun terakhir.
"Penurunan akibat ekstraksi air tanah yang berlebihan dan subsidensi lahan," tulis koordinator studi Eija Kiiskinen dan Britta Labuhn.
Pada awal Februari 2018, Direktur Pengairan dan Irigasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Abdul Malik Sadat Idris juga mengatakan bahwa permukaan tanah di Jakarta mengalami penurunan sekitar tiga sampai 18 sentimeter.
Seperti yang diberitakan, penurunan tanah ini disebabkan oleh beban bangunan gedung dan pengambilan air tanah yang tidak terkontrol.
Abdul mengatakan, tren penurunan permukaan tanah berbeda-beda di setiap lokasi.
Namun, penurunan permukaan tanah paling dalam terjadi di Muara Baru, Jakarta Utara.
Itulah sebabnya kawasan tersebut kerap terendam banjir rob.
• Beda Cara Wali Kota Risma & Gubernur Jakarta Anies Baswedan Tangani Banjir, Mana yang Efektif?