Rekanan Proyek Tak Profesional, Rehab Jembatan Rp 1,27 M di Blitar Mandek & Ganggu Akses Jalan Warga
Rekanan Proyek Tak Profesional, Rehab Jembatan Rp 1,27 M di Blitar Mandek & Ganggu Akses Jalan Warga.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Sudarma Adi
Rekanan Proyek Tak Profesional, Rehab Jembatan Rp 1,27 M di Blitar Mandek & Ganggu Akses Jalan Warga
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Entah bagaimana perencanaan pengerjaan proyek pelebaran Jembatan Rejoso, Kecamatan Binangun Blitar dulu.
Sebab, hanya sekadar proyek rehab pelebaran saja, si rekanan sampai tak menuntaskannya di saat masa kontraknya habis pada akhir tahun kemarin.
Akibatnya, kontrak kerja si rekanan senilai Rp 1,27 miliar itu diputus oleh Pemkab Blitar karena dianggap tak profesional.
• 5 Titik Longsor Ancam Kota Blitar, Antisipasi, Polisi Dirikan Posko Siaga Bencana
• Gempa 4,8 Magnitudo Guncang Malang dan Sekitarnya, Dapur Rumah Warga Kota Blitar Ambruk
• Obrak Balap Liar di Kota Blitar, Pengendara Disanksi Nuntun Sepeda Motor, 42 Motor Disita Polisi
Kini, proyek pelebaran jembatan dengan ukuran lebar 2 meter x24 meter itu tak dilanjutkan.
Sepintas, itu seperti proyek mangkrak karena kondisi fisik pengerjaannya masih semrawut.
Di sana-sini atau di lokasi proyek, terlihat material berserahkan namun tak ada aktivitas. Bahkan, dua tiang penyangga jembatan saja belum dicor penuh sehingga besi betonesernya masih terlihat.
Di saat kondisii pengerjaan proyek seperti itu, dihentikan sehingga belum jelas, kapan proyek jembatan dilanjutkan kembali.
Bahkan, mulai Sabtu (4/1) kemarin, jembatan yang lama pun, akhirnya ditutup buat kendaraan roda empat.
Itu karena dianggap rawan dan selalu gerak setiap dilewati mobil.
Katanya, itu akibat dampak dari galian tanah yang rencananya buat tiang penyangga jembatan yang baru itu. Namun, karena keburu hentikan sehingga satu tiang penyangga belum dicor sama sekali.
"Kalau dulu, sebelum ada proyek pelebaran jembatan ini, jembatan yang lama tak gerak meski tiap hari dilewati mobil. Termasuk, truk yang mengangkut materal (pasir, batu, semen). Namun, sejak ada proyek ini, jembatan yang lama jadi membahayakan karena galian di tiang jembatan yang baru itu belum dicor sehingga membuat jembatan ini selalu gerak," ujar Kades Rejoso Wawan Aprilianto, Minggu (5/1).
Dari pada membahayakan, tambah dia, akhirnya atas kesepakatan bersama di antaranya, warga, dan muspika, jembatan yang lama itu ditutup, khusus buat mobil.
Dampaknya, mereka harus memutar jauh karena jembatan yang ada di antara Desa Rejoso (sebelah utara jembatan dan Desa Binangun (sebelah selatan jembatan) itu menghubungkan dua kecamata. Yakni, Kecamatan Binangun dan Kecamatan Wates.
"Sebenarnya, kami menyayangkan kejadian ini karena jembatan ini merupakan akses satu-satunya buat warga di tiga kecamatan. Bahkan, juga akses ke wisata Pantai Serang," ungkapnya.
Menurutnya, lambannya pengerjaan proyek jembatan itu disayangkan banyak pihak karena dampaknya jadi merupakan warga.
Sebab, itu hanya proyek kecil atau hanya rehab. Sebenarnya, kondisi jembatan yang lama masih kuat, hanya saja kondisinya sempit sehingga harus bergantian untuk semua jenis mobil.
Karena itu, direhab jadi selebar 4 meter, dari semula hanya selebar 2 meter.
"Namun, kok malah jadinya seperti ini. Kami yang susah karena tak rampung pengerjaannya," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Sugianto, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Blitar menyanyangkannya. Kok bisa hanya proyek rehab saja harus mangkrak seperti itu. Itu tak bisa dibiarkan mangkrak terlalu lama karena kasihan warga.
"Pemkab harus tegas, bukan ada pembiaran terhadap rekanan yang tak profesional. Kami minta dinas pekerjaan umum perumahan rakyat (PUPR) serius mengawal proyek, supaya tak banyak proyek yang pengerjaannya asal-asalan," tegasnya.