Warga Lereng Gunung Kelud Resah Soal Rencana Penambangan Sirtu, Takut Ekosistem Lingkungan Rusak
Warga lereng Gunung Kelud resah soal rencana penambangan sirtu. Takut ekosistem lingkungan rusak.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNKEDIRI.COM, KEDIRI - Masyarakat kawasan Lereng Gunung Kelud dibuat resah menyusul rencana akan dimulainya penambangan sirtu di kawasan perkebunan di Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.
Dua tahun lalu rencana penambangan sirtu sempat menyeruak.
Malahan pihak penambang telah membuat jalan tembus dengan menebang puluhan pohon di kawasan perkebunan.
• Tak Ingin Persik Kediri Numpang Lewat di Liga 1 2020, Joko Susilo Segera Merancang Komposisi Tim
Karena mendapat protes warga rencana penambangan sirtu dibatalkan.
Menurut Suyitno (55) salah satu warga menyebutkan, dua tahun lalu rencana penambangan sirtu selain diprotes warga juga diprotes pihak pengelola perkebunan.
Namun saat ini dari informasi yang diterima warga, pihak pengelola perkebunan yang sebelumnya menolak bakal menerima.
• Hamka Hamzah Disebut Bakal Comeback Bareng Persik Kediri, Joko Susilo Bungkam: No Comment Dulu
"Warga akan menanyakan masalah ini kepada pengelola perkebunan apakah benar bakal mengizinkan atau menolak rencana penambangan sirtu," ungkap Suyitno kepada sejumlah awak media, Senin (6/1/2020).
Menurut Suyitno, warga dan pihak perkebunan yang menolak rencana penambangan sirtu pernah melaporkan perusahaan yang melakukan pembalakan kayu untuk akses masuk ke lokasi penambangan ke Polres Kediri.
Hanya saja laporan tersebut sejauh ini belum ada tindaklanjutnya.
• CEO Persik Kediri Takut Fenomena Numpang Lewat di Liga 1, Tak Ingin Pasang Target Muluk-muluk
Warga khawatir jika lokasi di areal perkebunan dilakukan penambangan sirtu bakal merusak kelestarian dan ekosistem lingkungan.
Sementara Drs Sulchan M Noer, Ketua DPD Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Kediri Raya mengungkapkan, dua tahun lalu warga Puncu telah melaporkan masalah pembalakan kayu ke Polres Kediri.
Malahan para pegiat GMPK dan pemerhati lingkungan yang peduli turun langsung ke lapangan untuk melakukan aksi reboisasi tanam pohon di lokasi pohon yang ditebang.
"Kami sudah pernah kirim surat ke pengelola perkebunan. Namun surat kami sampai sekarang tidak pernah dibalas," ungkapnya. (Didik Mashudi)
• KILAS KRIMINAL JATIM: Istri di Kediri Selingkuhi Suami hingga Pria Surabaya Begal Payudara Wanita