Konflik Iran dan Amerika Serikat, Ada Potensi Eskalasi
Konflik Iran dan Amerika Serikat semakin memanas seusai penembakkan rudal Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak.
Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Elma Gloria Stevani
"Kalau kita lihat kemarin Amerika Serikat dan Korut saling gertak mau meluncurkan nuklir seperti itu, tapi akhirnya damai. Bisa saja konflik Iran dan Amerika Serikat ini juga seperti itu," jelas dia.
Irfa Puspitasari kemudian mencontohkan perilaku chicken game di mana kedua belah pihak saling gertak untuk melakukan penyerangan langsung, namun tidak dilakukan.
"Tapi tetap kita amati dulu sejauh mana konflik bersenjata antara Amerika Serikat dan Iran ini. Apakah cuma chicken game yang gertak-gertak atau sampai akan invasi ke dalam negara," ujarnya.
Selain itu, Irfa juga berkaca pada kasus Krisis Misil Kuba, dimana dua negara yang berkonflik kemudian mengurangi tensi dan perang langsung tidak terjadi.
"Meski kondisinya saat ini bukan bipolar seperti saat Perang Dingin, tapi kemungkinan juga bisa terjadi pola yang sama. Ketika keduanya berada di titik paling tinggi untuk berperang, justru saling mengurangi tensi konflik," jelasnya.
Ditanyai soal potensi Amerika Serikat menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Iran, Irfa mengatakan tidak akan terjadi.
Karena, dampak nuklir sebagai senjata pemusnah massal sangat besar.
"Kalau pakai nuklir saya rasa tidak mungkin. Bahkan hampir mustahil," katanya.
Hingga saat ini, konflik bersenjata antara Amerika Serikat dan Iran masih belum mereda.
Terutama setelah penyerangan pasukan militer Amerika Serikat di Irak.