Bandara Kediri Terkendala Pembebasan Lahan 5,88 Hektare, Kesepakatan Harga Warga-Pemerintah Alot
Bandara Kediri terkendala pembebasan lahan 5,88 hektare. Kesepakatan harga warga-pemerintah alot.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNKEDIRI.COM, KEDIRI - Pembangunan Bandara Kediri masih menyisakan problem pembebasan lahan yang belum tuntas.
Dari total sekitar 450 hektare lahan yang dibutuhkan masih tersisa sekitar 5,88 hektare belum berhasil dibebaskan.
"Untuk run way target landasan kurangnya total 5,88 hektar atau sekitar 1,56 persen," ungkap Maksin Arisandi, Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDI) kepada awak media seusai Sosialisasi Pembangunan Bandara Kediri di Desa Grogol, Senin (13/1/2020).
• Bandara Kediri Masih Tahap Finalisasi Pembebasan Lahan, Emil Dardak: Proyek Ini Menjadi Prioritas
Dalam pembebasan lahan, selain pembelian juga ada mekanisme tukar guling.
Namun mekanisme ini harus ditentukan dua pihak.
"Tukar guling ini tidak bisa satu arah, harus dua arah," jelas Maxim.
Warga dan pemerintah menentukan titik secara bersama-sama.
Usulan untuk mekanisme tukar guling di lingkungan Tanjungbaru.
Satu di antara alasannya, lokasinya tidak jauh dari titik asal rumahnya yang direlokasi.
• Pengelolaan Bandara Kediri Bakal Pakai Sistem BOT, Groundbreaking Akan Dimulai Januari 2020
Apalagi sudah ada warga yang telah melakukan relokasi di tempat yang sama.
Malahan PT SDI telah membangunkan musala di tempat relokasi baru.
"Kami sudah menyampaikan kepada masyarakat, keputusan akhirnya diserahkan kepada masyarakat," ungkapnya.
• 638 Hektare Sawah Padi di Jatim Rusak Terendam Banjir, Distan Sarankan Petani Asuransikan Lahan
Namun kata Maxim, yang perlu dipahami pembangunan Bandara Kediri sudah masuk proyek strategis nasional (PSN).
Sehingga yang melakukan bukan murni swasta lagi, namun swasta yang bekerja sama dengan pemerintah.