Berita Persebaya Surabaya
Bajul Ijo Terancam Jadi Tim Musafir, Kukuh Ismoyo Berharap Pemkot Surabaya & Persebaya Duduk Bersama
Terancamnya Persebaya Surabaya menjadi tim musafir pada musim 2020 ini diyakini tidak akan mempengaruhi prestasi tim Bajul Ijo.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Terancamnya Persebaya Surabaya menjadi tim musafir pada musim 2020 ini diyakini tidak akan mempengaruhi prestasi tim Bajul Ijo.
Seorang pengamat Persebaya Surabaya, Kukuh Ismoyo, menilai itu tidak menjadi masalah berarti bagi tim yang lahir pada 1927 ini.
Menurut Kukuh Ismoyo, ini berkaca dari sembilan laga terakhir di Liga 2019 silam, di mana lima laga di antaranya merupakan laga kandang, Persebaya Surabaya bermain tanpa dukungan langsung Bonek, baik laga kandang maupun tandang akibat sanksi dari Komdis PSSI.
Namun, di bawah racikan Aji Santoso, Persebaya Surabaya tetap meraih hasil positif. Tujuh laga berhasil dimenangkan, dan dua laga lainnya berakhir imbang.
• Ingin Ubah Citra Buruk Suporter Persebaya, Komunitas Bonek Korak Terus Gelorakan Kegiatan Positif
• Tak Butuh Waktu Lama untuk Manajemen Arema FC Negosiasi Datangkan Santiago Carrera
“Saya kira coach Aji dan tim sudah teruji dengan baik di sembilan pertandingan akhir Liga 1 kemarin. Besar kemungkinannya Persebaya masih mampu bermain baik walau tanpa dukungan maksimal dari Bonek (jika melakoni partai home di kota lain),” tutur Kukuh Ismoyo.
Satu catatan penting yang dinilai Kukuh Ismoyo harus segera dibenahi adalah melengkapi komposisi pemain.
Terutama posisi-posisi yang ditinggalkan pemain sebelumnya.
Setidaknya, ada tiga posisi, bek kiri dan kanan, juga penjaga gawang.
Dari 22 pemain yang sudah resmi diperkenalkan, bek kiri masih belum terisi, bek kanan sudah diisi dua pemain, dengan catatan satu di antaranya merupakan pemain muda (Koko Ari Araya).
• Jajaran Pelatih Timnas Indonesia Hadiri Latihan Perdana Skuat Garuda Nusantara
• Persebaya Belum Beri Tawaran Kontrak Baru pada Osvaldo Haay, Nasib Bintang Timnas U-23 Masih Abu-abu
Sementara, penjaga gawang baru ada Ernando Ari, pemain muda yang dipromosikan dari Persebaya Surabaya U-20.
Dari 22 pemain yang sudah diresmikan, tujuh di antaraya merupakan pemain muda dengan usia maksimal 20 tahun.
“Persebaya harus memikirkan untuk segera mengisi slot-slot masih kosong. Bermain dengan pelapis anak-anak muda usia U-20 di kompetisi yang berat, tentu bukan hal yang elok. Apalagi Persebaya musim ini menargetkan juara,” ucap pria asal Surabaya itu.
Kukuh Ismoyo tetap menaruh harapan besar, Persebaya bisa bermain di Surabaya.
• Pelatih Persis Solo Harapkan Tuah Uji Coba Lawan Persebaya Surabaya agar Timnya Lolos ke Liga 1
• Kontrak Diperpanjang, Dua Pemain Muda Arema FC Makin Termotivasi Perbaiki Diri
Dengan dukungan maksimal Bonek, ia yakin penggawa Bajul Ijo akan lebih termotivasi menjalani laga.
Ia berharap Pemkot Surabaya dan pihak Persebaya duduk bersama, mencari solusi terbaik.
Kukuh Ismoyo mencotohnkan kasus sama yang juga dialami Bali United.
Dengan direnovasinya stadion utama, Kapten I Wayan Dipta, menyambut Piala Dunia U-20 2021 mendatang, pemerintah setempat mempersilakan BalI United menggunakan stadion lain di Bali, yakni Stadion Ngurah Rai.
“Kami tentu berharap Pemkot (Surabaya) mau untuk melonggarkan sedikit ketegangan dengan Persebaya. Mencontoh Bali United yang diizinkan pemerintah daerah mereka menggunakan stadion lain, tentu patut dijadikan acuan,” harap Kukuh Ismoyo.
• Misbakus Solikin Ikut Latihan Perdana Madura United, Sinyal akan Merapat ke Laskar Sape Kerrab?
• Tak Ingin Persik Kediri Numpang Lewat di Liga 1 2020, Joko Susilo Segera Merancang Komposisi Tim
Kukuh Ismoyo menegaskan, Persebaya membawa nama Surabaya, kurang elok jika harus menjalani laga sepanjang kompetisi 2020 di luar Surabaya.
Apalagi, saat melakoni laga internasional, yakni ASEAN Club Championship 2020.
“Walau bagaimanapun, Persebaya membawa nama Surabaya,” pungkas Kukuh Ismoyo. (Khairul Amin)