Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pledge United Kampanyekan Anti Kekerasan pada Perempuan Lewat Sepak Bola

Prihatin terhadap maraknya kekerasan terhadap perempuan, Pledge United mengampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan lewat sepak bola.

Penulis: Khairul Amin | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/KHAIRUL AMIN
Peserta Pledge United menerima meteri luar lapangan di Lapangan Unesa Surabaya, Sabtu (18/1/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Prihatin terhadap maraknya kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia, Pledge United (PU) mengampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan lewat sepak bola.

Pledge United mengumpulkan 25 pelatih sepak bola atau futsal usia 13-18 tahun di area Surabaya.

Pelatih yang terpilih mendapatkan materi kurikulum selama dua hari, Sabtu (18/1/2020) hingga Minggu (19/1/2020).

Di tahun pertamanya, Pledge United menyasar 14 kota di Indonesia, di mana setiap kota rata-rata diikuti oleh 25 pelatih.

Bek Naturalisasi Zoubairou Garba Ikut Pemusatan Latihan Persebaya, Sinyal Bergabung?

Tak Berubah, Arema FC Tetap Targetkan Go Asia di Musim 2020, Perombakan Besar-besaran Pun Dilakukan

“Kami lebih ke arah pesan yang disampaikan, terutama untuk laki-laki tentang perempuan, dimana banyak hal yang kami anggap biasa, sebenarnya tidak,” terang instruktur Pledge United, Gershom Mikael pada TribunJatim.com, Sabtu (18/1/2020).

Pledge United merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh salah satu lembaga olahraga lintas negara, Inspire Indonesia, yang didukung oleh kedutaan Belanda.

Ditambahkan Gershom Mikael, pemahaman umum di Indonesia menganggap bahwa wanita itu tidak setara dalam banyak hal, seperti laki-laki menganggap dirinya lebih kuat dari wanita, sehingga menganggap mereka di bawahnya.

“Tujuan dari Pledge United ini menyadarkan bahwa sebenarnya kita itu setara dalam banyak hal. Bicara kualitas memang kami beda, tapi kesempatan sama,” ucapnya.

Nil Maizar Rahasiakan Identitas Tiga Pemain Asing yang akan Jalani Trial di Persela Lamongan

Slot Pemain Asing Belum Terpenuhi, Persija Serahkan Keputusan Soal Perekrutan ke Sergio Farias

Gershom Mikael mencontohkan, masalah yang sering dinggap wajar namun merupakan bentuk dari kekerasan verbal terhadap perempuan adalah suit-suit saat ada perempuan lewat.

Meski terlihat sepele, Gershom Mikael menanggap, jika itu dibiarkan secara terus menurus, maka akan menjadi masalah besar, karena banyak pria yang tidak akan menghargai perempuan.

“Misal suit-suit, dianggap biasa dan lumrah, padahal itu juga salah satu kekerasan pada perempuan,” katanya.

Media sepak bola dipilih karena olahraga ini menjadi olahraga yang banyak digemari masyarakat Indonesia.

“Kami lebih spesifik ke sepak bola karena itu kesukaan anak-anak dan mereka menerimanya lebih mudah. Kami sampaikan lewat game, lewat menu-menu dalam latihan-latihan,” ungkap Gershom Mikael.

Keriuhan Penonton Istora Sulitkan Kim/Kong, Greysia/Apriyani Lolos ke Final Indonesia Masters 2020

MotoGP 2020, Marc Marquez Tak Segan Bersaing dan Kalahkan Sang Adik Meski Berada di Tim yang Sama

Untuk memaksimalkan materi yang diberikan, selain para pelatih mendapat meteri kelas, diskusi, juga praktek selama dua hari di Lapangan Unesa Surabaya, 25 pelatih tersebut akan menjalani kurikulum di tim SSB sepak bolanya masing-masing dengan pemantaun tim Pledge United selama delapan minggu.

Akhir rangkaian program Pledge United akan ada festival, dimana pelatih dan anak didik di tim SSB-nya masing-masing sepak bolanya akan saling bertanding, sebelum akhirnya mengikrarkan diri respek dan anti kekerasan pada perempuan.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved