Waspadai Antraks, Disnak Jatim Imbau Peternak Ikuti Prosedur Jual Beli Hewan Ternak Antar Provinsi
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengimbau peternak ikuti prosedur jual beli hewan ternak antar provinsi.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Arie Noer Rachmawati
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengimbau agar pedagang ternak lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi apalagi dari dan menuju Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hal tersebut menyusul adanya wabah antraks yang menyerang ternak hingga manusia di Gunung Kidul, DIY.
"Kepada pedagang ternak supaya mengikuti prosedur bila mengeluarkan ternak dari dan keluar Jatim," ucap Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Kadisnak Jatim) Wemmi Niamawati, Selasa (21/1/2020).
• Pria Surabaya Tak Berkutik Saat Polisi Gerebek Rumahnya, Temukan 25 Poket Sabu Kiriman dari Lapas
"Ada rekom dan izin serta ada sertifikat veteriner atau surat keterangan kesehatan hewan dari dokter hewan yang berwenang dari daerah asal," lanjutnya.
Wemmi Niamawati juga mengimbau agar pemotongan hewan harus dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan untuk memastikan hewan tersebut sehat.
"Karena akan dilakukan pemeriksaan hewan sebelum dipotong dan sesudah dipotong atau antemortem dan post mortem oleh petugas peternakan atau pengawas kesehatan masyarakat veteriner," lanjutnya.
Hal ini penting, karena antraks terkadang tidak tampak dari luar.
Namun ketika sudah dipotong ada gejala limpa membesar 2 kali lebih dari normal maka dipastikan berpenyakit dan tidak boleh dikonsumsi.
"Pemerintah pusat atau direktorat Jendral peternakan dan kesehatan Kementan mempunyai Balai Besar Veteriner Wates di Jogjakarta yang mana Jatim merupakan wilayahnya. Dan dalam hal penyidikan penyakit, mereka rutin untuk melakukan surveillance (pengawasan)," pungkasnya.
• VIRAL Driver Ojek Online Usia 68 Tahun Disumbang Netizen Ratusan Juta hingga Bisa Renovasi Rumah
