Berita Viral
VIRAL Video Warga Wuhan 'Ambruk' di Kerumunan Diduga Akibat Virus Corona, Seberapa Parah Virus Ini?
Video detik-detik para warga Wuhan China berjatuhan karena virus Corona, mulai dari di jalanan, sedang di rumah sakit, hingga saat di ruang tunggu.
Penulis: Ignatia | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM - Di media sosial Twitter beredar video yang ramai mendapat perhatian netizen.
Sebuah video menggambarkan detik-detik mengejutkan warga Wuhan, China, tumbang di pinggir jalan.
Video itu berhasil menyita perhatian publik lantaran menunjukkan keseraman yang terjadi akibat video virus Corona yang menjangkit warga Wuhan di China.
Satu akun yang menjadi viral di Twitter contohnya adalah akun milik @arslan_hidayat, mengunggah video pada 24 Januari 2020.
"Orang-orang #Wuhan benar-benar jatuh seperti lalat di seluruh kota.
Seperti sesuatu yang keluar dari film horor.
#WuFlu #WuhanPneumonia," ujar akun @arslan_hidayat dalam bahasa inggris.
Dalam video amatir pertama berdurasi 15 detik, nampak seorang pria tumbang di pinggir jalanan ramai.
• VIRAL Aksi ART Celup Tangan Anak Majikan ke Air Mendidih Terekam CCTV, Nasib Apes Malah Timpa Ortu
Tim medis yang datang dengan ambulans langsung mengevakuasi.
Sementara dalam video kedua, nampak seorang pria tumbang dan segera dievakuasi tim medis.
Pria tersebut tampak tumbang di dalam ruangan, dengan disaksikan banyak orang yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa.

"2-
Orang-orang #Wuhan benar-benar jatuh seperti lalat di seluruh kota.
Seperti sesuatu yang keluar dari film horor.
#WuFlu #WuhanPneumonia," ujar akun @arslan_hidayat dalam bahasa inggris.
Tak hanya itu, sejumlah rekaman video amatir juga menunjukkan banyak warga Wuhan tumbang.
Pemandangan tumbang itu terjadi di berbagai area publik.
Misalnya mulai dari ruang tunggu, parkiran hingga di tengah jalan raya saat berkendara.
Penyebaran virus corona baru semakin meluas.
Bahkan, dikutip dari Kontan, seorang perawat asal India yang bekerja di sebuah rumahsakit di Arab Saudi Selatan positif terinfeksi virus mematikan itu.
"Sekitar 100 perawat India, sebagian besar dari Kerala, yang bekerja di Rumah Sakit Al-Hayat telah menjalani tes dan tidak ada kecuali satu perawat ditemukan terinfeksi virus corona," kata Menteri Luar Negeri India V. Muraleedharan.
"Perawat yang terkena virus corona sedang dirawat di Rumahsakit Nasional Aseer dan sedang dalam pemulihan," ujar Muraleedharan dalam kicauannya di Twitter, Kamis (23/1/2020), seperti dikutip Reuters.
Belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi atas kasus yang menimpa perawat dari India yang bekerja di sebuah rumahsakit di negeri petro dolar tersebut.

Kasus di India ini menambah panjang daftar negara yang menjadi penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan, China, itu.
Sebelumnya, Singapura mengonfirmasi kasus pertama virus corona.
Melansir Channelnewsasia.com, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, pasien itu adalah pria asal Wuhan, China.
Dia tiba di Singapura bersama keluarganya pada Senin (20/1/2020) lalu.
Dikutip TribunJatim.com dari Intisari, ilmuwan menyebut bahwa wabah misterius ini masih belum bisa teratasi.
• VIRAL Kisah Hidup Tukang Parkir Pasca Nikah, Dulu Gangguan Jiwa Kini 2 Anaknya Calon Prajurit TNI AL
Penyakit pertama kali menyebar di Tiongkok dan kini masih tidak bisa dipastikan penyebabnya.
Dikutip TribunJatim.com dari South China Morning Post via Intisari, ada indikasi terkait makanan yang berasal dari hewan eksotis atau ekstrem.
Di China sendiri, virus corona baru sudah menewaskan 17 orang dan menginfeksi hampir 600 lainnya.
Pemerintah Kota Wuhan dan Huanggang hari mengisolasi wilayah mereka untuk mencegah penyebaran virus.
Namun, berdasarkan penelusuran South China Morning Post, ada indikasi terkait makanan-makanan yang berasal dari hewan-hewan eksotis.

Pasar makanan di Tiongkok kini sedang diselidiki dan ditemukan berbagai macam hewan-hewan eksotis yang selama ini tak pernah diduga ternyata menjadi santapan.
Beberapa pasar misalnya menjual beberapa hewan, seperti koala hidup, ular, tikus, hingga anak serigala yang kini diamankan.
Kemudian Pasar Makanan Laut di pusat kota Wuhan sekarang juga berada di bawah pengawasan, setelah pejabat China mengatakan coronavirus berasal dari satwa liar yang dijual secara ilegal di food emporium kini diberi label "Ground Zero."
Foto yang diambil sebelum penutupan pada bulan Desember 2019, menunjukkan setidaknya 112 hewan eksotis mulai dari ular, kucing, luwan tersedia untuk dijual.
Kemudian, ditambahkan dalam daftar termasuk, rubah hidup, buaya, anak anjing, anak serigala, salamander, ular raksasa, tikus, burung merak, landak, koala, dan daging buruan.
• Tragedi Pernikahan 3 Menit Pernah Viral, Istri Minta Cerai saat Resepsi, Sikap Tercela Suami Dihujat
"Setelah disembelih, dibekukan, dan dikirim ke pasar," kata daftar harga untuk vendor yang disebut Wild Game Animal Husbandry for Massesm, yang juga mencantumkan harga 70 RMB (Rp138 ribu) untuk daging koala.
Ketika ditanya tentang klaim pasar makanan yang menjual koala, seorang pemimpin komunitas Cina yang berbasis di Inggris mengatakan kepada Daily Mirror, "Saya ragu bahwa tidak mungkin Anda akan bisa menyelundupkan mereka ke China."
Ada pula laporan tentang kuruangan yang dikemas dengan landak yang dijual di samping trenggiling yang terancam punah.
Penjualnya mengatakan perdagangan satwa liar menyebabkan pasar ditutup setelah wabah menyerang.
Ini menunjukkan perdagangan satwa liar di negara itu tidak diatur dengan baik.

Hal itu mendorong permintaan makanan hewan eksotis dan obat-obatan tradisional.
Sebelumnya, di bawah sorotan konservasionis, transaksi ini telah lama dikecam, karena dampaknya yang bisa menyebabkan penyakit.
Satwa liar eksotik dan hewan ternak dikemas bersama-sama digambarkan sebagai tempat berkembang biaknya penyakit bagi banyak virus untuk berevolusi.
"Asal mula coronavirus baru adalah satwa liar yang dijual secara ilegal di pasar makanan laut Wuhan," kata Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.
• Cerita Pria Ditangkap Polisi & Dipenjara karena Muak Diminta Nikahi Pacar, Drama Pencurian Viral
Penulis: Ignatia
Editor: Elma Gloria Stevani