Nasib Tragis Sopir Angkot di Garut Saat Jalan-jalan, Ditusuk karena Ludah, Lihat Endingnya Kini
Nasib Tragis Sopir Angkot di Garut Saat Jalan-jalan, Ditusuk karena Ludah, Lihat Endingnya Kini
Nasib Tragis Sopir Angkot di Garut Saat Jalan-jalan, Ditusuk karena Ludah, Lihat Endingnya Kini
TRIBUNJATIM.COM, GARUT - Seorang sopir angkot bernasib tragis.
Geram terkena cipratan air ludah, seorang pria tusuk sopir angkot jurusan Terminal Guntur-Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Panit Reskrim Polsek Tarogong Kidul, Ipda Wahyono Aji, mengatakan saat ini korban dalam kondisi kritis di RSUD dr Slamet.
Lokasi penusukan terjadi di Jalan Guntur Sari, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat.
• Tragedi Istri Labrak PNS Selingkuhan Suami di Sulawesi Berujung Miris, Bui Menanti, Simak Kronologi
Sopir yang menjadi korban bernama Ade Ujang Sulaeman alias Buleung (21), warga Desa Langensari, Kecamatan Tarogong Kaler.
"Sebelum kejadian, korban datang ke kontrakan temannya di sekitar Terminal Guntur. Pelaku berinisial T sudah ada di sana bersama seorang teman lain," ujar Aji, Senin (27/1/2020).
Di kontrakan, korban bersama dua orang lainnya sempat minum minuman keras.
Korban lalu mengajak T dan satu orang lainnya untuk jalan-jalan dengan angkot.
Posisi T di dalam angkot berada di belakang korban.
Dari keterangan saksi, korban menjalankan kendaraannya secara ugal-ugalan.
Korban juga beberapa kali meludah keluar.
“Saat meludah, diduga mengenai T yang ada di belakang korban. T lalu meminta turun. Saat angkot berhenti, T menyerang korban dengan cara menusukan pisau ke beberapa bagian," ucapnya.
Usai ditusuk, korban sempat keluar dari mobil.
Pelaku langsung kabur setelah menusuk korbannya.
Aksi T mengakibatkan korban mengalami luka sayatan di bagian tangan kanan, leher, dan kepalanya.
"T saat ini sudah diamankan dan sedang diperiksa," katanya.
DRAMA Pembunuhan Driver Taksol oleh Penumpang, Aksi Sembunyi di Rawa & Bawa Senpi, Ada 13 Tusukan
Driver taksi online bernama Ruslan Sani (43) tewas mengenaskan.
Detik-detik pembunuhannya menarik diulas sebab melibatkan drama aksi yang begitu menegangkan.
Ruslan Sani dibunuh oleh dua orang pelaku yang kini telah ditangkap dan diperiksa di Polrestabes Palembang sejak Minggu (29/12/2019).
Simak informasi selengkapnya.
Kronologi Kejadian
Kejadian nahas ini bermula saat korban mengambil order pelaku Sulaiman (37) dan Iwan (40).
Kedua pelaku memesan taksi online melalui apliasi sekitar pukul 21.30.
Pesanan pun diterima korban yang mengendarai mobil Toyota Avanza nomor polisi BG 1442 RP.
Dikutip TribunJatim.com dari Sripoku.com, korban mengantarkan kedua tersangka dari Jalan Kolonel Atmo menuju Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulo Kerto, Kecamatan Gandus.
Di tengah perjalanan, keduanya tiba-tiba menjerat leher korbannya dengan tali tambang.
Korban lalu dihujani banyak tusukan oleh para pelaku.
Ada kurang lebih 13 tusukan yang dialamatkan para pelaku ke tubuh korban Ruslan Sani.
Setelah meninggal dunia, dua tersangka membawa tubuh korban ke arah Perumahan Griya Asri.
"Kedua tersangka lalu membawa tubuh korban ke daerah Perumahan Griya Asri untuk dibuang.
Namun pada saat akan membuang korban di tengah jalan, aksi tersebut diketahui oleh masyarakat sekitar dan tersangka berupaya melarikan diri menggunakan mobil korban," kata Anom saat rilis kedua tersangka di Mapolrestabes Palembang, Senin (30/12/2019).
Aksi keduanya diketahui warga sekitar hingga akhirnya terlibat pengejaran.
Drama Pengejaran Pelaku VS Warga
Pengejaran warga terhadap para pelaku pun berlangsung.
Massa mengejar kedua pelaku hingga sampai di Jembatan Pulo Kerto, yang lalu satu tersangkanya berhasil ditangkap.
Warga berhasil menangkap Sulaiman, tetapi tidak dengan Iwan.
Iwan mencoba kabur dengan lompat dari atas jembatan dan nekat bersembunyi di rawa-rawa.
Sesampainya di Jembatan Pulo Kerto, satu tersangka Sulaiman berhasil ditangkap warga.
"Kemudian tersangka Iwan langsung lompat dari atas jembatan dan sembunyi ke rawa-rawa," ujar Anom.
Warga berkerumun di pinggir rawa menunggu korban naik ke atas.
Sementara tersangka Iwan menyerah dan beberapa kali mencoba keluar dari rawa namun tidak jadi karena takut dihakimi massa.
Setelah hampir dua jam 'maju-mundur' di area rawa, Iwan akhirnya memilih menyerahkan diri.
Pada akhirnya, keduanya dibawa ke Mapolrestabes Palembang dengan pengawalan ketat para petugas.
"Kedua tersangka dievakuasi menggunakan kendaraan rantis AVC dan dikawal personel dari Sat Brimob Polda Sumsel, untuk selanjutnya dibawa ke Mapolrestabes Palembang." ujar Anom.
Senjata Senpi yang Dibawa
Saat dihadirkan dalam gelar hasil ungkap di Mapolrestabes Palembang, polisi juga langsung mengklarifikasi adanya dugaan penggunaan senjata api saat drama penangkapan terjadi.
Terkait tuduhan bahwa korban sempat ditembak memakai airsoftgun, Sulaiman yang sempat dua jam bersembunyi di rawa-rawa sampai akhirnya menyerahkan diri memastikan bahwa itu tidak pernah terjadi karena senjata itu tidak ada peluru dan gas nya.
“Saya jamin tidak ditembak, korban hanya dipukul,” ucapnya.
Motif
Tersangka Iwan mengaku selama empat jam sejak pukul 16.00 hingga 20.00 menggunakan ponsel milik Sulaiman sempat 20 kali membatalkan orderan.
Pada akhirnya, orderan tersebut masuk ke ponsel korban.
"Jujur pak kami sebenarnya tidak ada nian merampok apalagi membunuh korban.
Saat itu kami hanya ingin memberikan pelajaran dengan korban.
Karena beberapa waktu lalu korban perrnah menyerempet keponakan saya yang saat itu masih SD, sedang jalan kaki di dekat flyover , Jakabaring, dan saat itu korban tidak tanggungjawab," ungkap Iwan, saat perkaranya digelar Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji didampingi Kasat Reskrim, Kompol Nuryono, Seninn (30/12/2019).
Lanjutnya, lantaran banyak membatalkan pesanan, aplikasi milik Sulaiman sempat dua kali diblok oleh Grab dan harus menunggu sekitar 10 menit sampai kembali bisa dipakai lagi untuk melakukan pesanan dan beberapa kali pindah tempat.
Hingga akhirnya pesanan dengan titik penjemputan di Jalan Kolonel Atmo tersebut masuk ke aplikasi korban.
Setelah naik dan mobil sampai ke dekat Perumahan Griya Asri, Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus yang menjadi lokasi tujuan, Iwan yang duduk di kursi belakang menanyakan perihal kejadian yang pernah dialami keponakannya kepada korban.
“Saat saya tanya dia (korban-red) malah marah dan lehernya langsung saya jerat pakai tali, tapi korban melawan sampai terlepas.
Lalu dia mengambil pisau dari tas dan mencoba menusuk Sulaiman, tetapi bisa ditangkap dan ditusukkan ke dia,” aku pria dua anak ini.
Korban pun terus melakukan perlawanan.
"Korban ini melawan pak, tetap melawan sampai beberapa kali ditusuk dan setelah itu dia keluar dari mobil sehingga ada warga yang melihat dan membuat kami panik lalu berusaha kabur,” Iwan melanjutkan.