Jeritan Histeris Wanita di Malang Saat ke Kos, Alami Hal Tak Senonoh dari Pria, Wajah Pelaku Terkuak
Jeritan Histeris Wanita di Malang Saat ke Kos, Alami Hal Tak Senonoh dari Pria, Wajah Pelaku Terkuak
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Januar
Jeritan Histeris Wanita di Malang Saat ke Kos, Alami Hal Tak Senonoh dari Pria, Wajah Pelaku Terkuak
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Seorang wanita di Malang menjerit histeris karena alami hal tak senonoh, atau mengalami pelecehan seksual.
Peristiwa itu terjadi saat korban berjalan kaki di Jalan Candi Kalasan RT 2 RW 10, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Saksi mata kejadian yang juga merupakan warga sekitar, Guntur Nalendro (22) mengatakan kejadian pelecehan seksual tersebut terjadi pada Minggu, (26/1/2020) sekira pukul 19.15 WIB
"Saat itu saya sedang di kamar dan tiba-tiba ibu saya mendatangi saya. Ibu saya mendengar ada suara perempuan berteriak dan saya disuruh mengecek suara tersebut," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (28/1/2020).
• Sebelum Viral ABG Madura 14 Tahun Nikahi Gadis Dewasa, Asmara Bocah 9 Tahun Disorot, Cinta Lokasi
Ia pun langsung bergegas keluar rumah untuk mengecek teriakan histeris tersebut.
Dirinya kemudian melihat ada dua orang perempuan yang memakai jilbab sedang berjalan kaki di dekat sebuah sekolah dasar swasta yang ada di daerah itu.
"Salah satu perempuan itu terlihat menangis ketakutan, dan temannya itu merangkul dan berusaha menenangkannya," tambahnya.
Ia pun segera mendatangi dua orang perempuan itu dan bertanya mengapa menangis dan berteriak.
"Teman korban itu kemudian bilang kalau korban itu telah mengalami pelecehan seksual. Di mana area bagian sensitifnya telah dipegang dan diremas oleh seseorang," jujurnya.
Guntur Nalendro kemudian menanyakan ciri-ciri pelaku pelecehan seksual itu kepada teman korban tersebut.
"Katanya teman korban, pelakunya memakai helm hitam, pakai jas hujan ponco warna abu abu, dan memakai sepeda motor Honda Vario. Pelaku sendiri usai melakukan aksinya itu langsung kabur melarikan diri ke arah Jalan Borobudur," jelasnya.
Ia pun lantas menyarankan kepada korban dan teman korban untuk segera melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian.
"Saya kurang tahu apakah teman korban maupun korban sudah melapor ke polisi. Namun saya harap, mereka sudah melaporkan hal itu agar pihak kepolisian dapat segera mencari dan menindak pelaku," tandasnya.
Wajah pelaku terkuak
Teman korban, Meysilia (25) mengatakan, awalnya ia dan korban berinisial F (25) sedang berjalan kaki hendak menuju ke kos.
"Saat itu hari Minggu (26/1/2020) sekitar pukul 19.00, saya dan teman saya itu berjalan kaki sedang bermain handphone. Saat itu posisi saya berada di bagian kiri sedangkan teman saya itu berjalan di bagian kanan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (28/1/2020).
Saat sedang asyik bermain handphone, tiba tiba dari arah belakang ada seorang pria tak dikenal menaiki sepeda motor mendekati mereka.
"Kemudian teman saya F itu menoleh ke belakang. Saat menoleh itu, pria tersebut langsung meremas bagian sensitif dari teman saya," jelasnya.
Sontak mereka berdua kaget tidak bisa melakukan apa apa kecuali hanya berteriak saja.
"Dan saat kita berteriak, pria tersebut malah sempat menoleh dan melihat ke arah kita, sebelum akhirnya kabur," tambahnya.
Usai berteriak, beberapa warga yang berada di sekitar lokasi kejadian kemudian mendatangi mereka.
"Warga itu bertanya memangnya ada apa dan mengapa berteriak. Lalu kita ceritakan apa yang telah menimpa kepada kita. Akhirnya beberapa warga berusaha menenangkan kita," jelasnya.
Dirinya juga mengungkapkan pada saat kejadian, pelaku tidak memakai masker atau penutup wajah.
"Jadi saat menoleh ke arah kita, sekilas terlihat mukanya. Pelaku terlihat masih muda, mungkin usianya sekitar 25 tahun," tandasnya.
Lokasi Jalan di Sekitar Candi Kalasan Malang Sepi & Security Tak Stand By, Jadi Sebab Adanya Pelecehan Seksual
Lokasi Jalan Candi Kalasan, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Blimbing, Kota Malang yang sepi membuat pelaku pelecehan seksual mudah melakukan aksinya.
Teman korban, Meysilia (25) mengatakan bahwa kondisi jalan ketika kejadian sangatlah sepi.
"Tidak ada satupun orang yang melintas. Dan pos keamanan dekat lokasi kejadian yang biasanya dijaga oleh seorang petugas keamanan saat itu juga tidak ada orangnya," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (28/1/2020).
Ia juga menjelaskan kondisi jalanan yang kurang penerangan lampunya membuat pelaku pelecehan berani melakukan aksinya.
"Semoga lampu penerangannya dapat ditambah dan petugas keamanannya juga makin intens melakukan penjagaan di sekitar wilayah ini. Agar kejadian yang menimpa teman saya itu tidak terulang kembali dan pelaku tidak berani lagi melakukan aksinya kembali," harapnya.
Sementara itu, saksi mata kejadian yang juga merupakan warga sekitar, Guntur Nalendro (22) menerangkan bahwa personil petugas keamanan di wilayah itu sebenarnya ada.
"Namun memang tidak selalu stand by terus di pos keamanan yang berada di dekat lokasi kejadian itu. Petugas keamanan baru berjaga di pos tersebut sekitar pukul 20.30," jelasnya.
Ia pun menambahkan bahwa kejadian pelecehan seksual itu baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut.
"Setahu saya kejadian pelecehan ini baru pertama kali terjadi disini. Sebelumnya kondisi jalanan disini aman aman saja, mungkin saat itu kondisi sehabis hujan deras jadi kondisinya cukup sepi," pungkasnya.