Nasib Pilu Dokter yang Tangani Virus Corona di Wuhan, Alami Siksaan hingga Harus Pakai Popok
Nasib Pilu Dokter yang Tangani Virus Corona di Wuhan, Alami Siksaa hingga Harus Pakai Popok
Sebab mereka bekerja tanpa henti. Bahkan di tengah malam, jam kerja mereka begitu padat.
"Kami dikelilingi pasien yang terus batuk di samping kami," ungkapnya.
Pada Sabtu waktu setempat, pemerintah pusat mengumumkan bahwa virus yang berasal dari Pasar Seafood Huanan, Wuhan, itu sudah membunuh 259 orang.
Kemudian hampir 12.000 orang terinfeksi, membuat patogen dengan kode 2019-nCov itu melampaui catatan wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003.
Di Kamis (30/1/2020), Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat karena menyoroti kemungkinan virus itu menjangkiti negara dengan sistem kesehatan lemah.
Beijing menyatakan, mereka mengerahkan lebih dari 6.000 tim medis untuk membantu kolega mereka yang kelelahan, baik di Wuhan dan Provinsi Hubei.
Namun, meski 500.000 dokter dan perawat di Hubei memutuskan membatalkan libur Tahun Baru Imlek, kemampuan fasilitas medis sudah mencapai batasnya.
Dokter militer yang dikirimkan memang memberikan bantuan penting. Namun seorang sumber mengatakan, mereka masih kekurangan tenaga.
Dia mengaku sangat khawatir sebab dia mendengar, seorang pengantre yang terlalu lama menunggu sudah mengatakan siap menikam tim medis.
"Saya begitu gelisah. Membunuh kami tidak akan mengurangi jumlah antrean, bukan?" kata dokter yang tidak disebutkan namanya itu.
Dia menuturkan, mereka harus membagi waktu antara menjalani pemeriksaan bagi terduga pengidap dan merawat pasien positif.
"Namun dengan kehadiran kami (dokter militer) di sini, setidaknya rekan-rekan di Wuhan bisa istirahat dan tidur 1-2 jam," ujar sumber tersebut.
Belum lagi tantangan lain seperti kekurangan sejumlah peralatan penting, meski mereka sudah mendapat bantuan tambahan.
Dokter di Rumah Sakit Tongji mengungkapkan, dia harus mengenakan pakaian hazmat yang sama selama 10 jam karena mereka mengalami kekurangan.
Dia menjelaskan, pakaian pelindung tersebut harus diganti setiap kali mereka masuk ke dalam zona infeksi virus corona.