Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gus Sholah Meninggal Dunia

Daniel Mohammad Rosyid Guru Besar ITS Surabaya Kehilangan Gus Sholah Sebagai Gurunya

Ahad malam kemarin Gus Sholah kapundhut (wafat). Daniel Mohammad Rosyid selaku santri Gus Sholah merasa sangat kehilangan.

Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, KH. Salahuddin Wahid, saat dimintai tanggapan terkait susunan kabinet Indonesia Kerja, Kamis (24/10/2019). 

 TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ahad malam kemarin Gus Sholah kapundhut (wafat). Daniel Mohammad Rosyid selaku santri Gus Sholah merasa sangat kehilangan.

"Kita semua kehilangan. Washiyat beliau yang terakhir minta agar NU kembali ke khiththahnya. Menjauhi politik. Seperti Muhammadiyah.

Wasiyat ini penting kita catat saat semua politik sebagai kebajikan publik telah dimonopoli partai politik. Seperti semua monopoli, monopoli politik membuat politik menjadi barang langka. Makin mahal dengan nilai atau manfaat yang makin sedikit," jelas Daniel Mohammad Rosyid.

 Menurut Daniel Mohammad Rosyid Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, melalui UUD2002 dan UU Partai Politik, politik diliberalkan, besar-besaran dan kini Parpol telah memonopoli pasar politik. Parpol saat ini tidak punya ideologi sebagai gagasan puncak yang diperjuangkan.

Kalau pun punya ideologi, ideologi itu adalah pragmatism. Tanpa ideologi, parpol sulit dibedakan dengan Ormas. Lihat saja Golkar, Hanura, Nasdem dan Demokrat.

Tidak ada perbedaan substansial tapi memiliki status dan hak yang sangat berbeda.

Jadwal Pemakaman Jenazah Gus Sholah, Sore Ini Pukul 16.00 di Kompleks Pemakaman Tebuireng

Wapres Maruf Amin Imami Salat Jenazah Gus Sholah, Ungkap Kekagumannya Pada Pesantren Tebuireng

Tragedi Pria NTT Datangi Selingkuhan Lalu Sembunyi di Bawah Ranjang, Endingnya Tewas, Tetap Nekat

Berbeda dengan Ormas, Parpol punya hak untuk meraih kekuasaan dengan menguasai parlemen dan jabatan-jabatan publik. Yang paling tahu dan berhasil memanfaatkan situasi ini adalah para neokomunis.

Kelompok ini kini telah berhasil menyusup ke banyak ormas dan partai politik dan menduduki posisi-posisi eksekutif dan legislatif.

Para pejabat publik selevel menteri bisa mengintimidasi Ormas dengan mempermainkan perijinan Ormas seperti HTI atau FPI.

Namun menteri tidak punya kuasa apapun menghadapi parpol. Pemerintah hampir2 tidak bisa membubarkan Parpol. Bahkan banyak Menteri harus berafiliasi ke Parpol agar terpilih sebagai menteri.

Pada saat jagad politik dikuasai oleh kartel Partai politik saat ini, tidak ada kekuatan penyeimbang yang berarti, penyalah gunaan kekuasaan terjadi di mana-mana, terutama melalui korupsi politik dengan cara rekayasa undang-undang yang menafsirkan UUD untuk kepentingan kekuasaan.

Abuse of power, termasuk korupsi, meningkat drastis saat Parpol menggantungkan logistiknya pada kekuatan kartel ekonomi. Sempurna sudah kerusakan yang ditimbulkannya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Jika partai Republik AS disebut Noam Chomsky sebagai organisasi yang paling berbahaya di planet ini, Parpol-parpol di Indonesia saat ini mulai menunjukkan gelagat sebagai organisasi yang paling membahayakan NKRI.

Itulah kesedihan sekaligus kekhawatiran paling mendalam dari Gus Sholah," ujar Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Pada saat banyak ormas di negeri ini mengalami disorientasi serius karena terpapar kartel partai politik dan ekonomi, reorientasi NU kembali ke Khiththah nya menjadi penting. Agenda masyarakat madani terpenting saat ini adalah membebaskan jagad politik dari kartel parpol dan ekonomi.

Kiranya kita semua segera bersiap untuk mewujudkan washiyat Gus Sholah ini.

Kini Gus Sholah telah pergi untuk selamanya. Sebentar lagi Gus Sholah akan dengan suka cita menjumpai kekasihnya, dan keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang lebih baik dari kita.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved