9 Sapi Mati Mendadak di Situbondo, Disnak Turunkan Tim Keswan Dari Surabaya dan Malang
Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo, akan menurunkan tim rumah sakit hewan Surabaya dan petugas tim laboratorium dari Malang.
Penulis: Izi Hartono | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo, akan menurunkan tim rumah sakit hewan Surabaya dan petugas tim laboratorium dari Malang.
Mereka didatangkan untuk memastikan penyebab matinya sapi sapi warga Dess Bantal, Kecamatan Asembagus itu.
"Hari ini kita datangkan tim, sekarang sudah ada diperjalanan menuju Situbondo," ujar Kepala DPKH Situbondo, drh Hasanuddin Riwansia.
Drh Hasanuddun mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui penyebab mati sapi warga itu, karena sampai saat ini dalam observasi dan menunggu tim.
"Saya belum tahu, makanya kami turunkan tim dari Malang dan Surabaya," katanya kepada Tribunjatim.com.
Diberitakan sebelumnya, Warga Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, resah.Keresahan warga tersebut, dikarenakan ternak sapinya mati mendadak.
Bahkan, dalam satu minggu terakhir ini sudah ada sebanyak 9 ekor sapi milik warga yang mati tanpa sebab tersebut.
• Diduga Akan Tawuran, Belasan Remaja di Surabaya ini Diamankan Petugas
• Kini Bermunculan Gengster Pelajar di Surabaya, Polisi Lakukan Antisipasi
• TERPOPULER SELEB: Tingkah Hotman Paris di Belakang Orang Salat hingga Sosok Bodyguard Betrand Peto
"Awalnya ada dua ekor sapi yang mati, dan kemarin ada 7 ekor lagi sapi milik warga yang mati,"ujar Sahijo kepala Desa Bantal saat dihubungi Surya.
Sahijo menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti apa penyebab matinya sapi sapi milik warganya itu.
"Sapi itu mati mendadak, padahal sapi warga itu tidak sakit," katanya kepada Tribunjatim.com.
Sembilan ekor sapi warga yang mati, kata Sahijo, diantaranya empat ekor sapi milik warga di Dusun Padukuhan Pariopo, dua ekor sapi di Dusun Curahmalang, Padukuhan Alang Alang.
"Sebelumnya ada dua ekor sapi warga yang mati. Jadi totalnya ada sembilan ekor sapi yang mati," jelasnya
Sebanyak 9 ekor sapi yang mati mendadak itu, antara lain milik Sumaliyono sejumlah 2 ekor, milik Sawari 2 ekor, milik Madrus dan Rian masing-masing 1 ekor. Selain itu, milik Madi sebanyak 2 ekor dan milik Edi Hamid 1 ekor.
Banyaknya ternak sapi yang mati, warga meminta agar mendapat perhatian dan penanganan yang cepat dari Dinas Peternakan. Sehingga masyarakat tidak resah dengan sapi sapinya yang mati mendadak itu. (Surya/izi)
9 Sapi Mati Mendadak
Kita ketahui, warga Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo kian resah. Keresahan warga tersebut, dikarenakan ternak sapinya mati mendadak.
Bahkan, dalam satu minggu terakhir ini sudah ada sebanyak 9 ekor sapi milik warga yang mati tanpa sebab tersebut.
"Awalnya ada dua ekor sapi yang mati, dan kemarin ada 7 ekor lagi sapi milik warga yang mati," ujar Sahijo kepala Desa Bantal saat dihubungi Surya.
Sahijo menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti apa penyebab matinya sapi sapi milik warganya itu.
"Sapi itu mati mendadak, padahal sapi warga itu tidak sakit," katanya kepada Tribunjatim.com.
Sembilan ekor sapi warga yang mati, kata Sahijo, diantaranya empat ekor sapi milik warga di Dusun Padukuhan Pariopo, dua ekor sapi di Dusun Curahmalang, Padukuhan Alang Alang.
"Sebelumnya ada dua ekor sapi warga yang mati. Jadi totalnya ada sembilan ekor sapi yang mati," jelasnya kepada Tribunjatim.com.
Sebanyak 9 ekor sapi yang mati mendadak itu, antara lain milik Sumaliyono sejumlah 2 ekor, milik Sawari 2 ekor, milik Madrus dan Rian masing-masing 1 ekor. Selain itu, milik Madi sebanyak 2 ekor dan milik Edi Hamid 1 ekor.
Banyaknya ternak sapi yang mati, warga meminta agar mendapat perhatian dan penanganan yang cepat dari Dinas Peternakan. Sehingga masyarakat tidak resah dengan sapi sapinya yang mati mendadak itu.
Dihubungi terpisah, Kepala DPKH Situbondo, drh Hasanuddin Riwansia mengatakan, pihaknya telah konsolidasi internal terkait kematian ternak di Desa Bantal Kecamatan Asembagus. Bahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dan sekaligus konsultasi dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur bersama Laboratorium Keswan B di Malang.
"Pagi ini dengan segala kelengkapan peralatan kami bersama tim akan bergerak menuju lokasi. Ini dalam rangka pengamatan, investigasi, pemeriksaan visual dan anamnesa," ujar drh Hasanuddin Riwansia kepada Surya.
Drh Udin menjelaskan, pihak dan tim juga akan melakukan pengambilan sampel untuk diteliti secara laboratoris. Itu penting untuk menunjang peneguhan diagnosis penyebab utama kejadian ini.
"Baik sederhana, cepat, maupun pathologi - anatomi. Sehingga dengan upaya ini kita dapat segera mengambil langkah dan tindakan dengan cepat," pungkasnya. (izi/Tribunjatim.com)