Belajar dari Kasus Pencemaran Nama Baik Risma, Machfud Arifin Ajak Warga Hindari Hujatan di Pilkada
Machfud Arifin mengajak warga Kota Surabaya mewujudkan pilwali yang damai dan sejuk.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Bakal Calon Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin mengajak warga Kota Surabaya mewujudkan pilwali yang damai dan sejuk.
Menurutnya, kasus pencemaran nama baik Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, sebaiknya menjadi pelajaran.
Sejak awal pencalonannya, mantan Kapolda Jawa Timur itu selalu mengajak semua pihak menghindarkan diri dari saling menjelekkan dan saling serang.
• Ketua Paradi Surabaya Harap Risma Mau Cabut Laporan Hukum Penghinanya, Pasca Beri Maaf Zikria Dzatil
”Pilwali adalah pesta demokrasi yang seharusnya penuh dengan kedamaian," kata Machfud Arifin ketika dikonfirmasi di Surabaya.
”Di Surabaya, seharusnya pilwali mengutamakan perang gagasan dan ide, untuk membawa kota ini melompat lebih tinggi lagi,” lanjutnya.
Apalagi, untuk menghilangkan konflik akibat pilkada butuh waktu lama.
Bahkan, kasus polarisasi seringkali berlarut hingga menjelang pilkada berikutnya.
”Kalau perang gagasan, maka yang terpilih adalah wali kota terbaik. Sebaliknya, kalau yang terjadi saling menjelekkan, yang terpilih mungkin hanya yang jeleknya sedikit,” paparnya.
Ia mencontohkan kasus seorang ibu dari Bogor bernama Zikria Dzatil.
• Sikap Wali Kota Risma Maafkan Penghinanya Diapresiasi Ketua PCNU Surabaya, Akhlak yang Luhur
Kasus ini menjadi bukti polarisasi yang timbul dari pilkada sangat sulit hilang.
Kasus ini didasari Zikria tidak terima ketika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dibully di media sosial karena Jakarta banjir.
Apalagi, Anies Baswedan dibanding-bandingkan dengan Tri Rismaharini.
• Cara Risma Atasi Fenomena Gangster Bawa Samurai hingga Gergaji yang Resahkan Warga Surabaya
Risma dianggap sebagai salah satu calon pengganti Anies Baswedan dalam Pilgub DKI Jakarta 2022 nanti.
Dalam pengakuan kepada penyidik Polrestabes Surabaya, ibu tiga anak itu mengaku sakit hati ketika Anies Baswedan dibully.