Cara WNI Tulungagung Atasi Kelangkaan Masker di Hongkong Akibat Virus Corona, Masker Dicuci Ulang
Cara WNI Tulungagung Atasi Kelangkaan Masker di Hongkong Akibat Virus Corona, Masker Dicuci Ulang
Penulis: David Yohanes | Editor: Januar
Cara WNI Tulungagung Atasi Kelangkaan Masker di Hongkong Akibat Virus Corona, Masker Dicuci Ulang
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung telah mengirim 4000 masker untuk WNI atau pekerja migran yang bekerja di Hongkong.
Pengiriman masker ini sebagai jawaban atas keluh kesah para pahlawan devisa asal Tulungagung, yang kesulitan mendapatkan masker sejak virus Corona merebak.
Bukan hanya langka, satu boks masker di Hongkong bisa tembus Rp 610.000.
“Makanya kami minta keluarga dan teman yang ada di Tulungagung, termasuk pemerintah untuk mengirim masker ke Hongkong,” ujar Heni Wulandari, seorang pekerja migran asal Tulungagung, lewat Whatsapp, Kamis (13/2/2020).
• Cegah Virus Corona, Kondom Jadi Solusi saat Naik Lift, di China Pakai Tusuk Gigi dan Lampu Korek Api
Heni adalah koordinator pekerja migran asal Tulungagung, yang menjadi alamat pengirman masker dari bupati.
Kesulitan masker harus membuat para pekerja migran atau WNI memutar otak agar perafasan bisa tetap terlindungi selama beraktivitas.
Karena tidak ada pilihan lain, masker bekas yang sudah dipakai akhirnya dicuci kembali.
“Karena mahal dan barangnya tidak ada, kami memilih mencuci masker yang sudah dipakai, kemudian dipakai lagi,” sambung Heni.
Bukan hanya masker, barang-barang lain seperti beras, tisu dan cairan antiseptik juga ikut langka.
Setiap kali ada stok barang, warga harus adu cepat agar tidak kehabisan.
Heni mengaku, situasi saat ini lebih mencekam dibanding saat SARS merebak awal tahun 2000 silam.
“Saya pernah mengalam zaman SARS, tapi sistuasinya sekarang lebih mencekam dan mengkhawatirkan,” keluhnya.
Selain itu para pekerja migran memilih tidak beraktivitas di luar ruangan.
Akibatnya suasana Hongkong menjadi lebih sepi, karena biasanya warga beraktivitas selama 24 jam.