Cerita Warga yang Anaknya Wafat, Bupati Trenggalek Nangis, RS Beri Klarifikasi: Memang Menyakitkan
Inilah cerita warga yang anaknya wafat, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin sampai nangis, rumah sakit langsung beri klarifikasi: Memang Menyakitkan
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Januar
Setelah sang suami marah-marah, anaknya baru mendapat kamar di Ruang Graha Arjuna.
Triana juga mengaku sempat mendapat tanggapan yang ia anggap cenderung menyepelekan kondisi sang anak selama dirawat di rumah sakit.
Sekitar pukul setengah 3 pagi, ia membangunkan petugas yang ada di sana. Penyebabnya, infus sang anak telah habis.
Menurut Triana, petugas tampak seperti menyepelekan kondisi.
Petugas, kata dia, sempat berceletuk yang ia anggap kurang enak didengar.
"Petugas bilang, 'oalah, saya kira kenapa,'," ujar Triana. Triana menirukan ucapan sang petugas dengan nada ketus.
Ia juga mengeluhkan tindakan dari dokter yang ia anggap lama.
Dokter baru memeriksa sang anak sekitar pukul 11 siang esok hari setelah sang anak menginap di rumah sakit.
Hari ketiga, Triana mengatakan, ingin memindah anaknya ke rumah sakit lain.
Ia mencari informasi dan tak mendapat kamar.
Selama dirawat, sang anak sudah mengalami mimisan dan batuk berdarah.
Anak itu juga telah menjalani serangkaian perawatan.
Akhirnya, sang anak yang saat itu sudah dalam kondisi kurang baik meminta pulang.
"Kesannya aku minta pulang paksa. Padahal aku tanya (rumah sakit lain juga)," kata Triana.
Triana berharap, layanan di rumah sakit ke depan tak buruk. Ia ingin tak ada pasien yang mendapat perlakuan sama seperti anaknya.