Mahasiswi Asal Lamongan Blak-blakan Soal Kehidupannya di Wuhan, Terpaksa Mendekam di Kampus 10 Hari
Ayu Winda Puspitasari mengungkap kehidupannya sebagai mahasiswi saat merebaknya virus Corona. Terpaksa mendekam di kampus 10 hari.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ayu Winda Puspitasari (25) satu di antara mahasiswi Indonesia yang menimba ilmu di China sudah tiba di kampung halamannya, Lamongan, Minggu (16/2/2020).
Winda mengakui kangen makan nasi boranan, namun hingga kini belum bisa terbayar.
"Saya kangen sego boranan, tapi belum sempat beli. Semua anggota keluarga bangunnya kesiangan," kata Winda saat ditemui TribunJatim.com.
• Tragedi Wanita Magetan Meninggal H-5 Menikah, Tunangan Sebar Undangan Sehari Sebelumnya, Banjir Duka
Namun ia memastikan akan menikmati nasi boranan dan pentol bakso.
Terlepas kekangenannya dengan dua jenis makanan tersebut, Winda tetap fokus pada mata kuliah yang sedang ditempunhnya.
"Selama libur di Indonesia, Pelajaran bisa diatasi dari kelas online," kata Winda.
Ada 5 mata kuliah yang akan ditempuh setelah khusus kelas Bahasa Mandarin.
Winda adalah mahaiswa S2 yang akan ditempuh selama tiga tahun, karena ada satu tahun untuk pendalaman Bahasa Mandarin.
"Sekarang masih kelas bahasa dulu dan nanti baru masuk jurusan," ungkapnya.
• Tanda Tubuh Terinfeksi Virus Corona Diungkap Pasien yang Sembuh, Tenggorokan dan Perut Sakit
Winda optimistis bisa mengikuti pelajaran selama di Indonesia sampai nanti kembali ke China.
"Bisa bisa diikuti kok, ada kelas online dan ada aplikasinya yang bisa akses dengan mudah, bisa absen dan komunikasi," katanya.
Menyinggung selama merebaknya virus Corona, Winda mengaku selama di China hanya hidup di kampus dan tidak pernah keluar kecuali membeli sayur yang ada di lingkungan kampus.
• Pengakuan Profesor Harvard, Dugaan 5 Kasus Virus Corona Indonesia, Terkuak Penemuan Mengejutkan Lain
"Pihak kampus menghimbau melarang keluar," katanya.
Selama 'dikurung' di kampus, ia tidak banyak tahu perkembangan di luar, termasuk sejauh mana para korban yang terserang virus Corona.
"Jadi kurang tahu keadaan di luar," katanya.
• Sampai Sekarang Indonesia Masih “Kebal Virus Corona, Politisi PAN Bersyukur: Tapi Harus Hati-hati
Saat merebaknya virus Corono di Wuhan, Winda mengakui kondisi ibu kota Provinsi Hubei itu sangat sepi.
Bahkan ia bersama para mahasiswa Indonesia tidak pernah keluar mulai dari 23 Januari hingga 1 Februari 2020.
"Komunikasi ya hanya dengan teman kampus yang itu juga orang Indonesia semua," katanya.
• Penyakit Misterius Lebih Mematikan dari Virus Corona Muncul di Nigeria, Membunuh dalam Waktu 48 Jam
Bagaimana komunikasi dengan orang China?
Winda mengaku terpaksa membisu dengan orang luar Indonesia.
"Ngomong dengan orang China hanya beli sayur yang ada di lingkungan kampus," katanya.
• Jejak Terakhir Chen Jurnalis China yang Hilang, Rekam Tumpukan Mayat Korban Corona, Ibu Minta Tolong
Selain karena larangan ke luar kampus, ia dan teman-temannya juga takut dengan sendirinya.
Sementara untuk beli sayur masih di area kampus.
Pasar yang jadi sumber petaka sudah ditutup oleh pemerintah sejak Desember 2019.
• Nekat Langgar Dekrit Kim Jong-Un, Pejabat di Korut Ditembak Mati Pasca Kabur dari Karantina Corona
Karena yang terinfeksi dan meninggal banyak orang pedagang pasar.
Harapannya pada pemerintah China agar bisa segera menuntaskan virus Corona dan segera ditemukan obatnya.
"Biar bisa segera kuliah lagi," kata Winda yang selalu didampingi ortunya, Sartono.
Ia juga berterimakasi dengan pemerintah Indonesia.
Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Arie Noer Rachmawati