Berita Populer
Nasib Tragis Mantu 'Mandul' Dibakar Mertua Hidup-hidup, Nyaris Jadi Abu, Polisi Tiba, Ending Berubah
Kisah menantu dibakar mertua hidup-hidup pernah begitu viral dan menjadi sorotan. Seorang wanita dicap mandul oleh mertuanya dan akan dihabisi.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Adi Sasono
Alasannya karena sudah 10 tahun membina rumah tangga, Putul Kumari tak kunjung hamil.
Mertuanya geram karena ingin gendong cucu tak kesampaian dan mencap Putul mandul.
• Doa-doa Terakhir Wanita Magetan Sebelum Meninggal H-5 Nikah, Harapan Tak Terwujud: Still Together
Kronologi Putul Dibakar
Pada Senin (21/1) malam siksaan yang paling hebat diterima Putul.
Kepalanya dibenturkan ke dinding amat keras oleh mertuanya.
Pingsan, Putul kemudian dimasukkan ke peti mati kemudian dibawa oleh mertuanya ke tepi sungai.
Di sana sudah dipersiapkan perapian yang biasa digunakan untuk membakar jenazah/kremasi tradisional adat India, dikutip TribunJatim.com
• Keromantisan Terakhir Wanita Magetan Tewas H-5 Jelang Nikah, Ini Fotonya, Momen Tunangan Banjir Doa
Masyarakat awalnya tak menaruh curiga akan hal ini karena lumrah ada kremasi sedemikian rupa di sana.
Namun ketika seorang pejalan kaki bernama Manjeet Tiwari mendengar jeritan perempuan dari dalam peti barulah warga sadar yang dibakar bukan mayat namun orang hidup.
Manjeet Tiwari spontan menghubungi polisi dan pihak berwajib lekas datang sebelum terlambat.
Tubuh Putul sudah ada yang terbakar, ia kembali pingsan usai diselamatkan oleh polisi.
"Semua tersangka yang terlibat juga sudah ditahan," kata perwira polisi Avadhesh Kumar Singh, kala itu.
• Curiganya Pria Blitar Tahu Suara Aneh dari Genting Rumah, Kaget Ada Orang Pingsan, Ending Tak Diduga
Menurut saudara Putul Kumari, Ganesh Takur, adiknya sudah menikah dengan Ravidra, suaminya sejak 10 tahun yang lalu.
Namun selama 10 tahun itu, Kumari tak kunjung hamil sehingga keluarga suaminya murka.
Tak jarang Kumari mendapat perlakuan kasar seperti dipukuli hingga disiksa secara fisik dan puncaknya adalah tragedi pembakaran hidup-hidup secara keji. (Seto Aji Nugroho)