Ayah di Pekanbaru Dapat 'Bisikan Setan', Tragedi Habisi Anak Pakai Kawat Jemuran, Warga Sebut Ritual
Ayah di Pekanbaru dapat Bisikan Setan karena meyakini istrinya dimasuki sosok Genderuwo, berujung nyawa anak yang tak terselamatkan.
Penulis: Ignatia | Editor: Adi Sasono
"Karena melihat keluarga Pak Hermanto tidak melakukan aktivitas, tidak buka pintu, mengurung diri. Jadi warga mulai berkumpul untuk memastikan kondisi keluarga Pak Hermanto," jelas Endi saat diwawancarai di lokasi.
Lanjut dia, selang beberapa jam, saudara kandung pelaku, bernama Iwan, datang ke lokasi.
• Tragedi Cinta Wanita Madura Kabur Seusai Pesta Nikah, Suami & Keluarga Syok, Hilang Saat ke Penjahit
"Dia juga bilang abang (pelaku) tidak keluar-keluar Bang. Akhirnya warga inisiatif memanggil nama Pak Hermanto. Cuma tidak ada sahutan," tuturnya.
Akhirnya, warga selanjutnya melapor kepada Ketua RT dan RW setempat, untuk meminta izin mengecek kediaman pelaku. Serta melapor kepada pihak yang berwajib.
"Jam 10.30, saya dan adik (pelaku) berusaha untuk masuk ke dalam rumah, melalui pintu samping dan akhirnya berhasil. Kami berdua masuk, dan beberapa saksi."
"Melihat anaknya Fadil, posisi telungkup di dapur, depan pintu kamar mandi, diduga sudah tidak bernyawa," ungkapnya.

Ketika itu Endi mengaku, dia melihat leher korban terjerat dengan tali kawat hanger untuk menjemur pakaian.
"Kalau Pak Hermanto, istri dan dua anaknya yang lain saat itu posisinya di dalam kamar," terangnya.
Selanjutnya, Endi dan adik pelaku keluar dari rumah. Tak lama, baru pihak kepolisian datang.
Endi membeberkan, Hermanto, istrinya dan dua anaknya, terlihat mengenakan pakaian serba putih.
Seperti sedang melakukan ritual tertentu.
Hanya saja benda-benda mencurigakan saat itu tidak ditemukan.

"Orangtua korban (pelaku) yang laki-laki di depan, dua saudara laki-lakinya di tengah, dan istrinya di belakang," ucapnya.
Disinggung apakah pelaku pernah memperlihatkan aktivitas yang aneh selama ini, Endi menjawab dia tak pernah melihat tentang hal tersebut.
Bahkan bergaul dengan para warga sekitar, pelaku berbaur seperti biasanya.