Terkuaknya Kronologi Awal Virus Corona Tersebar, Ruang Lab ‘Tersembunyi’ China, Senator AS: Muka Dua
Virus Corona yang merebak dan mewabah di Wuhan, China, ternyata berasal dari sebuah bangunan di lokasi tertentu, seperti apa penyebarannya?
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Virus Corona yang merebak dan mewabah di Wuhan, China, ternyata berasal dari sebuah bangunan di lokasi tertentu.
Virus Corona disebut berasal dari sebuah ruangan di Wuhan yang ternyata adalah laboratorium.
Cerita tentang kronologi awal virus corona tersebar tersebut, disampaikan dari pendapat seorang senator di Amerika Serikat.
Ia mengklaim bahwa virus Corona berasal dari laboratorium khusus di Wuhan, China, yang akhirnya bocor.

Berikut ulasan selengkapnya dikutip TribunJatim.com dari Intisari.
Anggota senat Tom Cotton menunjuk Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan, dalam wawancaranya dengan Fox News’s Sunday Morning Futures.
Laboraturium itu adalah laboraturium yang dekat dengan Pasar Seafood Huanan.
Sebuah lokasi yang diyakini pakar sebagai tempat pertama virus corona merebak.

"Kami tentu tidak tahu dari mana penyakit itu berasal, dan tentunya kami harus menyelidikinya," jelas Tom Cotton dikutip dari The Washington Post Senin (17/2/2020).
Senator AS asal Arkansas itu mengatakan bahwa jarak antara laboratorium yang dia tuding dengan Pasar Seafood Huanan hanya beberapa kilometer.
Dia berujar, fasilitas itu adalah laboratorium super keamanan hayati level 4 satu-satunya yang dipunyai China dan meneliti penyakit menular pada manusia.
Meski begitu, senator asal Partai Republik tersebut mengakui tidak punya bukti bahwa virus dengan nama resmi Covid-19 itu datang dari sana.

"Karena China bermuka dua dan tidak jujur sejak awal, tentunya kami semua harus mempertanyakan apa yang bukti bisa sajikan," paparnya.
"Dan saat ini, mereka (Negeri "Panda") tidak memberikan bukti yang dibutuhkan," jelas senator yang menjabat sejak 3 Januari 2015 itu.
Konspirasi teori pun mulai beredar dan ramai dibicarakan oleh publik.
Sang Senator alih-alih meminta otoritas China untuk mengungkap kejujuran, ia malah memberikan teori konspirasi yang sebenarnya sudah diredam oleh para pakar.
Sebagai respons dari komentar Cotton, sejumlah pakar kemudian menampik kemungkinan bahwa virus corona itu adalah buatan manusia.
• Dua Penulis Asal Amerika Ini Prediksi Virus Corona di Bukunya, Buatan Manusia dan Senjata Sempurna?

Teori tersebut dibantah dan disanggah oleh beberapa ahli misalnya seperti Richard Ebright, profesor kimia di Universitas Rutgers.
Ia menerangkan bahwa tidak terindikasi susunan genome virus itu telah diatur sebelumnya.
"Karena itu, teori bahwa virus ini merupakan senjata biologis yang sengaja dilepaskan tentu saja tidak benar," tegas Ebright.
Vipin Narang, associate professor di Institut Teknologi Massachusetts berkata, tidak mungkin jika hanya karena kecelakaan di lab, populasi dalam jumlah besar terdampak.
Begitu komentarnya menyeruak, Cotton langsung mengunggah serangkaian kicauan di Twitter yang isinya, membantah keterangan para pakar.
• Isi Pilu Buku Harian Gadis yang 1 Keluarganya Idap Virus Corona, Nyawa Terancam, Lihat Nasibnya Kini

Dalam cuitan nya, dia berusaha membuat penekanan kemungkinan munculnya virus Covid-19 adalah senjata biologis buatan manusia, atau karena kecelakaan.
Daily Mail menjadi media pertama yang menyembulkan teori konspirasi hubungan virus corona dengan laboratorium di Wuhan.
Washington Times juga ramai memberikan informasi terkait dengan judul yang cukup mengejutkan.
Misalnya seperti:
"Coronavirus may have originated in lab linked to China’s biowarfare program."

Penyebab Indonesia 'Kebal' dari Virus Corona
Fakta bahwa menurut catatan pusat penelitian menyebut negara Indonesia satu-satunya negara Asia yang belum terkonfirmasi satu kasus pun.
Apakah sebenarnya hal itu memungkinkan?
Mengingat, Indonesia berada di antara negara-negara dunia bagian Asia yang kini telah tercatat terinfeksi virus Corona tersebut.
Ternyata, ada fakta yang harus diketahui di baliknya.

Organisasi Kesehatan Dunia mendeklarasikan virus corona baru sebagai darurat kesehatan masyarakat pada hari Jumat (31/1/2020).
Lebih dari 8000 kasus coronavirus telah dikonfirmasi di seluruh dunia, dengan sebagian besar di China.
Namun hingga detik ini tak ada satupun orang Indonesia yang terjangkit virus berbahaya dari Wuhan ini.
Menurut The Sydney Morning Herald dan The Age pada Jumat (31/1/2020) menyebutkan bahwa saat ini Indonesia ternyata tidak memiliki kemampuan mendeteksi virus corona.
• Berlomba-lomba Donasi untuk Virus Corona, Nenek 80 Tahun Sumbangkan Uang Pensiunnya Lewat Polisi
Laboratorium medis Indonesia tidak memiliki kit pengujian yang diperlukan dengan cepat untuk mendeteksi virus corona, klaim salah satu ahli biologi Indonesia.
Bahan kimia yang digunakan dalam pengujian untuk membantu menganalisi dan mengidentifikasi belum tersedia di Indonesia.
Reagen yang diperlukan ini baru tersedia dalam beberapa hari ke depan.
Sementara laboratorium negara hanya mampu mendeteksi keberadaan keluarga virus corona yang berpotensi terinfeksi.
Kelompok virus ini termasuk flu biasa, MERS serta virus semacam SARS yang sekarang sudah punah.

Indonesia belum secara positif mengonfirmasi kasus virus corona.
Untuk mengidentifikasi infeksi virus corona baru dari China, yang juga dikenal sebagai 2019-nCov, otoritas medis di Indonesia harus mendeteksi keluarga virus corona pada seseorang.
Kemudian secara genetis mengurutkan hasilnya, suatu proses yang dapat memakan waktu lima atau enam hari.
Profesor Amin Soebandrio, ketua Institut Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, yang terlibat dalam pekerjaan pengujian dan pengurutan gen, dikonfirmasi ke The Sydney Morning Herald dan The Age.
Bahwa reagen yang dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi virus corona dalam beberapa jam dijadwalkan akan tiba di Indonesia segera.

"Kami sedang dalam proses mendapatkan kit deteksi khusus untuk coronavirus novel 2019."
"Kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang kami akan menerima kit spesifik sehingga kami tidak perlu melakukan pengurutan gen," katanya.
Profesor Amin menjelaskan kemungkinan virus corona sudah muncul di Indonesia namun belum terdeteksi, dan mencatat bahwa semua negara yang dekat dengan Indonesia telah melaporkannya.
"Jika Anda bertanya apakah itu mungkin, tentu saja ada kemungkinan tetapi kami belum memiliki bukti."
"Saat ini, kami tidak tahu apakah virus telah masuk ke Indonesia atau tidak," katanya.
Artikel Intisari