VIRAL Perawat di China Hamil 9 Bulan Tetap Rawat Pasien Virus Corona, Videonya Bikin Publik Geram
Publik China marah setelah sebuah video yang memperlihatkan perawat hamil merawat korban virus Corona dirilis.
Zhao sendiri juga mengakui keluarganya keberatan jika dia terus bertugas.
Namun, dia menegaskan ingin memainkan perannya dalam memerangi Covid-19.
Tapi, video yang awalnya ditujukan sebagai tayangan menyentuh, menunjukkan pengorbanan Zhao, malah disikapi secara marah oleh publik.
"Bisakah kami berhenti melihat propaganda ini? Siapa yang memutuskan video ini baik-baik saja?"
"Wanita hamil tak seharusnya bertugas," ujar seorang warganet.
"Apa ini, apa semacam pertunjukan politik? Jangan kirim perempuan yang tengah mengandung untuk melakukan hal ini," kecam netizen lainnya.
"Aku malah berpikir bahwa di video ini, hanya menunjukkan bahwa perempuan harus terus bertugas tak peduli kesehatannya seperti apa. Memuakkan," keluh lainnya.
• Obat Virus Corona Sudah Ditemukan China, di Indonesia Jenisnya Sudah Dipakai untuk Antimalaria
Ini bukan kali pertama upaya otoritas Negeri "Panda" merilis pesan bernada patriotik malah disambut kemarahan dan kecaman warganya.
Publik juga mengungkapkan kemarahannya ketika media pemerintah menayangkan momen tatkala sejumlah perawat perempuan digunduli kepalanya.
Video tersebut hendak menjelaskan, wanita digunduli untuk mempermudah mereka mengenakan pakaian pelindung saat merawat pasien virus Corona.
Namun, netizen mempertanyakan mengapa rambut mereka tidak dipendekkan saja, dan mengapa tak ada pria yang juga digunduli kepalanya.
Segera saja tagar #SeeingFemaleWorkers menjadi viral di Weibo, di mana publik juga menghendaki kalangan perempuan bebas memanjangkan rambut saat bertugas.
• Kisah Pria Hilang 9 Hari di Hutan Amazon Dulu Viral, Awalnya Tolak Ikut Ritual, Kondisi Tangan Ngeri
• VIRAL Video Pria Ngamuk-ngamuk sampai Banting Motor Tak Terima Ditilang Polisi: Jangan Pegang-pegang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Perawat Hamil Rawat Pasien Virus Corona Dirilis, Publik China Marah"