Rahasia Rumah Tangga Mantan TKW Blitar Nikahi Bule, Perbedaan Picu Harmonis hingga Ungkap Keyakinan
Rumah tangga mantan TKW Blitar yang berhasil nikahi bule sampai 8 tahun lamanya ternyata menyimpan rahasia, Ani berbagi resep keharmonisannya.
TRIBUNJATIM.COM – Rumah tangga mantan TKW Blitar yang nikahi bule sampai 8 tahun lamanya mendadak dibicarakan di media sosial.
Ani dan Jurg berbagi cerita kehidupan rumah tangga mereka di media sosial, terutama soal keharmonisan yang terjalin.
Baru-baru ini Ani lewat channel YouTube nya ‘Ani Ibu RT di Australia’ berbagi cerita tentang menjaga rumah tangga.
Ani bercerita mulai dari pertama kali bertemu dengan Jurg hingga menikah dengannya.
• Kehidupan Mantan TKW Blitar Pasca Nikahi Bule, Penampilan Berubah, Tersorot Sikap Bule ke Mertua
• Dulu Viral TKW Blitar Dinikahi Bule, Kini 8 Tahun Pernikahan, Penampilan Berubah: Sekali-kali Boleh

Sampai menjawab pertanyaan netizen perihal rumah tangga mereka.
Pantauan TribunJatim.com, Ani dan Jurg di dalam banyak vlog YouTube mereka mengaku telah menikah dari tahun 2011 di Hong Kong.
Pernikahan mereka bisa bertahan bahkan hingga saat ini yaitu sudah sekitar 8 jalan 9 tahun.
Dalam sebuah vlog menjawab pertanyaan netizen dengan judul ‘Q & A BERSAMA SUAMI BULE | TANYA JAWAB KE-2’, Ani berbagi lagi tips, resep, hingga rahasianya menjaga hubungan dengan suami.
• Takdir Tragis ABG Kediri Dihamili Ayah Kandungnya, Ibu Jadi TKW & Takut Diusir, Pelaku: Saya Khilaf
Hal menarik yang terlihat dari video adalah ketika Ani berbagi cerita melewati berbagai perbedaan antara ia dan suami tetapi bisa menciptakan keharmonisan.
Ani membacakan berbagai pertanyaan tentang bagaimana keduanya bisa mengatur satu sama lain beradaptasi dengan budaya, makanan, bahkan keluarga hingga soal membesarkan anak.
“Bagaimana kalian bisa beradaptasi satu sama lain? Pasti budaya Swiss dan Indonesia kan beda banget, lalu untuk mendidik anak diskusinya apa? Mereka pakai 2 bahasa?”
Ani: Kalau saya kan sudah pernah bilang, suami saya itu waktu masih muda kan backpacker ya, jadi sudah terbiasa dengan berbagai macam kultur, jadi suami saya nggak terlalu banyak culture shock.
Ani: Kalau saya agak lumayan susah, karena bagaimanapun saya belum pernah ke swiss jadi kurang tahu, tapi setelah menikah akhirnya tahu mereka sangat disiplin, di Indonesia suka jam karet, jadi itu yang berat buat saya, suami disiplin.
Jurg: Food juga beda
Ani: Iya soal food itu juga beda, tetapi suami saya ini tipikal yang nggak memaksakan, ‘kamu harus coba’ dsb, jadi kalau saya nggak bisa makan, suami saya cukup mengerti dan itulah bagaimana kami melewatinya.
Jurg: If she doesn’t like it, we shouldn’t force
Ani: Untuk mendidik anak, suami saya bilang anak kita adalah anak mix, tergantung bagaimana kita berkomitmen dari awal, kita bebas mengajari anak-anak kita untuk menggunakan Bahasa ibu kita masing-masing, kalau saya Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan suami pakai Bahasa Swiss.
Ani bercerita perbedaan-perbedaan yang dia alami bersama suami justru membuat mereka semakin kuat.
Meski sulit, tetapi cinta mereka mengalahkan kepentingan pribadi masing-masing, sehingga dengan perbedaan mereka malah bangga dan semakin harmonis.
Pertanyaan lain yang menarik adalah ketika ada yang bertanya soal agama atau keyakinan saat mereka menikah hingga yang diajarkan ke anak-anak.
Pasangan yang berbeda usia 4 tahun ini pun menanggapi pertanyaan yang ternyata cukup banyak masuk di media sosial mereka.
“Kalau saya, saya jawab dulu, keluarga saya orang tua dari Islam kan, jadi dulu kita menikah dengan adat Jawa dan agama Islam, kita menikah di Tulungagung, Indonesia secara Islam, tetapi kalau kita harus mengatakan masalah agama,” ucap Ani terpotong oleh suaminya.
• Kumpulan Status yang Ditulis Siswi Bunuh Bocah 6 Tahun, Video Bertopeng Bikin Bulu Kuduk Bergidik
Jurg pun menjelaskan bahwa agama yang mereka anut bukan menjadi kepentingan paling utama.
“Apapun yang kita percaya, it doesn’t matter, action is better more than telling im Cristian or Islam, it should be everybody own business,” ungkap Jurg.
Keduanya kompak menyetujui bahwa agama bukan menjadi dasar utama mereka untuk melakukan kebaikan.
Karena bagi mereka semua agama mengajarkan kebaikan, hal itu juga mereka terapkan untuk membesarkan kedua anak mereka.
“Business with God in personally,” imbuh Jurg.
“Selama berjalannya waktu dari video pasti juga akan bakal mengerti apa yang kami anut selama ini dalam keluarga, termasuk anak, kita tidak mau menjadi rasis, kita ingin kita itu sama, urusan agama urusan sendiri sama Tuhan,” tutup Ani kemudian.
“We are the same, di mata Tuhan kita sama,” imbuhnya lagi.
Simak video lengkap mereka berikut: