Asteroid Dekati Bumi Pertengahan Ramadan Tahun 2020, Objek Berpotensi Bahaya? Catat Detail Waktunya
Asteroid akan dekati Bumi pada pertengahan Ramadhan tahun 2020. Apakah asteroid tersebut dapat dikategorikan sebagai objek yang berpotensi bahaya?
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Sudarma Adi
Saintis percaya asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid lebih awal telah menabrak Bumi di masa silam, yang mana berperan penting dalam evolusi planet Bumi.
Sedangkan menurut Planetary Defense Coordination Office NASA, jatuhnya asteroid adalah proses alami yang terjadi terus menerus.
Setiap harinya, material 80 hingga 100 ton, asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi).
• Nia Ramadhani Tampil Seksi di Bridal Shower Jessica Iskandar, Pakai Baju Tidur Mini Pamer Kaki Mulus
• WHO Kalang Kabut Hadapi Virus Corona, Beberkan Bumi Berada di Titik Krisis: Jangkau Seluruh Dunia
Setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball.
Para ahli memperkirakan bahwa benda jatuh alami yang besarnya sama dengan pecahan meteorit di Chelyabinsk terjadi sekali atau dua kali dalam 100 tahun.
Benda jatuh alami yang lebih besar diperkirakan sangat jarang terjadi (dalam skala ratusan hingga ribuan tahun).
Namun mengingat ketidaklengkapan katalog Objek Dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteorit Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja.
Disajikan oleh Peneliti @pussainsa_lapan, Andi Pangerang.
Membanggakan, Nama Ilmuwan Indonesia Ini Diabadikan sebagai Nama Asteroid

Dikutip dari Kompas.com (TribunJatim.com Network ), Minor Planet Center di International Astronomical Union (IAU) mengumumkan nama-nama baru asteroid di tata surya. Yang membanggakan, salah satu nama asteroid itu diambil dari nama orang Indonesia, Premana Premadi.
Nana, demikian sapaan akrabnya, adalah kosmolog dari jurusan Astronomi, InstitutTeknologi Bandung (ITB). Dia mengajar astrofisika dan kosmologi serta turut mempopulerkan astronomi dengan jadi anggota Universe Awareness (UNAWE) dan mendirikan UNAWE Indonesia.
Selain itu, dia juga berperan memperjuangkan nasib penderita penyakit langka Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), suatu penyakit yang menggerogoti kemampuan saraf motorik. Ia memprakarsai berdirinya Asosiasi ALS Indonesia sebagai wadah berbagi sesama penderita.
• Hasrat Rindu Abash untuk Lucinta Luna Disalurkan dengan Cara Ini, Kangen Berat sama Kekasihnya Itu
• Pasutri Pasuruan Menangis Kembalikan Balita yang Diculiknya, Dijemput Ibu Kandung Bagaimana Lagi
Asteroid yang menggunakan namanya adalah (12937) Premadi. Asteroid itu sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 24 September 1964 C. J. van Houten dan I. van Houten-Groeneveld, astronom dari Universitas Leiden, Belanda.
Namun sekian lama asteroid itu hanya dinamai dengan angka.
Nana mengungkapkan bahwa dirinya terkejut mengetahui namanya diabadikan sebagai nama asteroid.