Kesembuhan Siswi SMP Pembunuh Anak 6 Tahun Dibahas Polisi, Bisakah Terjadi Pascadiperiksa 2 Minggu?
NF disebut bisa sembuh jika dinyatakan mengidal gangguan jiwa, dan sudah menjalani pemeriksaan selama 14 hari.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Selain dokter psikiatri jiwa forensik, dokter saraf turut dilibatkan selama NF menjalani observasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Pelibatan sejumlah ahli ini guna mendukung proses observasi yang metodenya sudah ditentukan dokter psikiatri jiwa forensik.
"Pemeriksaan psikometri, pemeriksaan tim pskilog. Kalau dibutuhkan dari spesialis anak, dari spesialis neurologi, dan tim lainnya," kata Henny.
"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," sambung dia.
• Niatnya Bercanda Update Status Editan Bahas Virus Corona di FB, Pria Blitar Justru Dipanggil Polisi
Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut Henny berkisar 10 orang.
Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.
Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.
"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," kata dia.
• Penyebab Kematian Wanita Bertato Burung Hantu Dikuak dari Hasil Autopsi Anjani Bee, Siapa Pelakunya?
Kasus NF dikatakan sebenarnya bukan hal baru dalam ranah psikiatri jiwa forensik.
Dalam ranah psikiatri jiwa forensik, kurangnya atau tak punya empati jadi sebab seseorang tega menyakiti hingga membunuh orang lain.
"Ada (orang puas setelah membunuh). Karena bicara tentang pertumbuhan bagian otaknya, yang membuat rasa baik hati, menolong, empati itu tumbuh atau tidak," kata Hastry di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Rabu (11/3/2020).
Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan penderitaan orang lain disertai tindakan membantu sesama.
Alasan minimmya empati pada gadis ABG yang dikenal cerdas ini sedang ditelusuri tim dokter psikiatri jiwa forensik.
"Lagi dilihat, lagi diteliti dari bagian dalam otaknya. Penyebabnya bisa berbagai macam, dari genetik, lingkungan, faktor kebiasaan," ujarnya.
Hal ini membuat pemeriksaan jiwa NF tak hanya melibatkan dokter psikiatri jiwa forensik, tapi juga ahli saraf dan lainnya.
• Marah Tak Diberi Tahu Ada Kegiatan Bersih Selokan, Penjual Es Sidoarjo Bunuh Kerabat Pakai Linggis
Hastry menuturkan aspek kepribadian, tontonan, bacaan yang dikonsumsi ikut mempengaruhi rasa empatinya tak tumbuh.
"Itu mempengaruhi, nah dasarnya tidak memiliki empati lagi diteliti lebih lanjut. Nanti penjelasan lebih pastinya dokter spesialis jiwa atau psikiatri jiwa forensik," tuturnya.
Ia menduga tontonan mengandung unsur kekerasan hingga pembunuhan menginspirasi pelaku tindak kejahatan.
Menurut Hastry, tayangan atau produk lain yang dikonsumsi bukan jadi sebab awal seseorang melakukan tindak kekerasan dan kriminal.
"Itu mempengaruhi, nah dasarnya tidak memiliki empati. Makanya saat ini lagi diperiksa, didekati. Tidak hanya pemeriksaan secara fisik, secara laboratorium juga," kata Hastry.
• Abash Capek Ditanya Identitas Aslinya Wanita, Catut Kekasih: Lihat Lucinta Luna Bentuknya Bagaimana?
Pengaruh tontonan atau bacaan yang dikonsumsi mempengaruhi tindakan bila terlalu sering ditonton dan memberi rasa puas.
Kepribadian hingga bagaimana kemampuan seseorang bersosialiasi di lingkungan pun ikut mempengaruhi tindakan.
"Kalau dia terlalu candu, maniak atau inginnya nonton terus seperti itu lama-kelamaan memang mempengaruhi dia," ujarnya.
Tim dokter butuh waktu untuk memastikan alasan dan bagaimana kondisi kejiwaan NF saat membunuh APA.
Pemeriksaan lewat cara wawancara mendalam pun tak hanya dilakukan terhadap NF, tapi juga orang terdekat lainnya.
Pemilihan orang yang dilibatkan dalam pemeriksaan tergantung pada pertimbangan tim dokter psikiatri jiwa forensik.
"Menonton yang menyeramkan atau membahayakan perkembangan jiwanya, seperti itu. Lingkungan keluarganya dilihat juga," tuturnya.
(Tribunnews) (TribunJatim) (TribunJakarta)