Virus Corona di Indonesia
Langkah Pemerintah Jika RS Tak Cukup Lagi Menampung Pasien Covid-19, Akan Tiru Cara di China
Langkah pemerintah jika RS tak cukup lagi menampung pasien Covid-19, akan tiru cara di China.
TRIBUNJATIM.COM - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, kembali memberikan penjelasan soal rencana perubahan mekanisme isolasi bagi pasien positif Covid-19.
Menurut Achmad Yurianto, pasien yang positif akan dirawat dalam 1 bangsal.
"Dirawat dalam 1 bangsal. Artinya, dalam 1 bangsal itu isinya beberapa orang, tapi positif (Covid-19) semua."
"Jangan dimaknai bahwa itu ruang isolasi hanya 1 ruangan yang biasa dilihat, tidak seperti itu," ujar Achmad Yurianto, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/3/2020).
• Malah Cari Untung saat Virus Corona, 2 Pemuda Madiun Timbun 12.000 Masker, Harga per Boks Fantastis!
Dia menegaskan, rencana ini akan diterapkan jika rumah sakit (RS) sudah tidak mempunyai cukup tempat lagi untuk merawat pasien Covid-19.
"Kalau sudah RS tak cukup, itu yang dipakai," katanya.
• Pemuda Timbun 17 Ribu Hand Sanitizer di Gudang, Kini Malah Tak Dapat Dijual, Akhirnya Disumbangkan
Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah perawatan dalam 1 bangsal ini akan dilakukan di RS rujukan, Achmad Yurianto mengatakan, bisa di RS mana saja.
"Pakai RS mana saja yang bisa dipakai. Wong Pertamina Jaya itu sudah berikan seluruh RS-nya untuk perawatan Covid-19, " tambahnya.
• Panic Buying Borong 18 Gulung Tisu karena Wabah Virus Corona, Ibu Terkejut Semuanya Dibuang Anak
Sebelumnya, pemerintah berencana mengubah mekanisme isolasi bagi pasien positif Covid-19.
Hal itu disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, di sela-sela konferensi pers perkembangan penanganan virus corona pada Senin (16/3/2020).
Menurut Achmad Yurianto, pasien penderita Covid-19 rencananya tidak lagi diisolasi secara individu.
"Kita akan membuat satu ruangan di mana semua orang ada di sana, tapi kita yakin semua itu positif Covid-19," ujar Yuri.
• Fatwa MUI Larang Salat Jumat di Masjid saat Wabah Corona Belum Berlaku di Jatim, Warga Perlu Cermati
Hal ini, kata dia, merujuk pada pengalaman penanganan pasien Covid-19 di China yang menggunakan 1 ruang besar untuk mengisolasi pasien yang positif.
"Kalau kita lihat dari sekuel informasi di China itu, gymnastic hall diisi banyak pasien yang positif (Covid-19) semua berada di situ, " lanjut Achmad Yurianto.

• Virus Corona Belum Reda, China Dipusingkan Masalah Tumpukan Sampah Masker dan Limbah Medis
Achmad Yurianto menjelaskan alasan rencana ini akan diberlakukan pemerintah.
Pemerintah menilai, secara umum para pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 berada dalam kondisi baik.
Hal ini dilihat dari gejala klinis yang mana tidak semua membutuhkan penanganan medis secara spesifik.
Misalnya saja, kata Achmad Yurianto, tidak semua pasien memerlukan infus atau alat bantu pernapasan.
• Keluarga 43 Hari Sembunyi di Pasar Wuhan China, Selamat dari Virus Corona Padahal Hanya Pakai Masker
"Misalnya ada yang memerlukan, tapi itu hanya digunakan sebentar saja."
"Bahkan sebagian besar tidak membutuhkan alat bantu spesifik."
"Ini yang kemudian kita lihat sebenarnya mereka masuk dalam kondisi yang baik," jelasnya.
• VIRAL Kisah Dokter Handoko Kerja untuk Pasien Corona di Usia 80 Tahun, Kondisi Kini Dikuak Keluarga
Meski begitu, Achmad Yurianto menegaskan, isolasi secara massal ini akan dikecualikan untuk pasien Covid-19 yang memerlukan penanganan khusus atau yang memiliki sejumlah penyakit penyerta (comorbid).
"Kita sudah katakan bahwa isolasi ini tak akan dilakukan dengan terminologi lama di mana satu orang satu tempat."
"Kecuali atas permintaan atau ada pasien kondisi fisiknya seperti itu," tegas Achmad Yurianto.
• Perubahan Drastis Bule Cantik Setelah Nikahi Pria Muntilan di 2018, Foto Barunya Manglingi: Thanks
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jika RS Tak Cukup Lagi Menampung Pasien Covid-19, Pemerintah Akan Lakukan Isolasi di Satu Bangsal.