Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Indonesia

Wisata Gunung Bromo Ditutup Sampai Akhir Maret 2020, Antisipasi Penyebaran Virus Corona di Indonesia

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru (TNBTS) menutup kawasan wisata Gunung Bromo guna antisipasi penyebaran cirus Corona di Indonesia,

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/FIKRI FIRMANSYAH
Wisata Gunung Bromo 

Titik juga menjelaskan, keputusan untuk menutup hingga 20 April 2020 juga karena pertimbangan kondisi penyebaran Covid-19. Titik juga menegaskan, jika memang ada instruksi lain dari pemerintah, maka kemungkinan untuk memperpanjang penutupan akan dilakukan.

“Memang inkubasi virus ini 14 hari, tapi setelah 14 hari kita tidak tahu proyeksi atau bagaimana kondisi peneybaran virus ini. Kami tambahkan dua minggu berikutnya karena ingin memastikan di internal kami baik karyawan maupun binatang, bahwa semuanya baik-baik saja. Kami akan melihat situasi dan kondisi secara nasional,” jelasnya.

Namun pihak JTP Group tidak menutup operasional hotel. Belum ada keputusan untuk menutup hotel sejauh ini.

“Kalau untuk hotel saat ini masih terisi. Hotel tetap beroperasi dan akan melihat situasi dan kondisi ekonomi seperti apa,” papar Titik.

Selama penutupan lokasi wisata, karyawan rencananya akan bekerja secara bergantian. Titik mencontohkan, karyawan bisa sehari bekerja lalu sehari libur. Selain itu, momen tidak menerima kunjungan wisatawan juga dimanfaatkan untuk memperbaiki wahana yang ada di JTP Group.

“Hari ini kami akan koordinasi di internal kami. Akan ada kompensasi atau toleransi, apapun itu, yang teman-teman bisa pahami karena ini murni bukan kebijakan kami. Ini masalah nasional dan internasional,” terangnya.

JTP Group juga tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya. JTP Group belum memiliki prediksi seberapa besar dampak penurunan pendapatan akibat ditutupnya akses wisata.

“Operasional masing-masing wahana berbeda karena ada yang buka malam dan siang. Ada yang pakai listrik dan tidak. Jadi masing-masing berbeda. Rata-rata di lima wahana seperti Museum Angkut, JTP 1 & 2, Eco Green Park dan Museum Tubuh itu kurang lebih mengeluarkan Rp 5 M sampai Rp 6 M. Kami belum bisa memprediksi penurunannya seperti apa,” jelasnya.

Selecta juga menutup akses kunjungan wisata mulai 16 hingga 29 Maret 2020. Di pintu masuk Taman Rekreasi Selecta terdapat banner panjang yang bertuliskan: Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kesehatan dan kenyamanan masyarakat, Taman Rekreasi Selecta tidak beroperasi per tanggal 16 Maret sd 29 Maret 2020. Direktur PT Selecta Sujud Hariadi mengatakan, momentum tersebut dimanfaatkan untuk memperbaiki fasilitas tempat wisata.

"Kami saat ini fokus untuk perbaikan fasilitas agar ketika memasuki high season bisa langsung digunakan," bebernya.

160 karyawan yang bekerja di Selecta bekerja dengan sistem piket. Satu hari kerja, kemudian sehari libur. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk karyawan yang hamil, menyusui, dan yang berusia di atas 50 tahun.

"Ada sekitar 22 pegawai yang berusia 50 tahun keatas. Tapi terkadang mereka lebih suka bekerja dengan alasan bosan di rumah," imbuh Sujud.

Ia berharap Virus Covid-19 bisa segera mereda sehingga bisa mengembalikan aktifitas wisata di Kota Batu. Bukan sekali ini saja Selecta menutup akses kunjungan, pada 2008 lalu juga pernah ditutup karena ada angin kencang, kemudian pada 2014 ditutup karena letusan Gunung Kelud dan tahun ini karena virus Covid-19.

Penulis: Aminatus Sofya 

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved