Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bocor Cara Jerman Sukses Turunkan Angka Kematian Kasus Corona, 4 Hal yang Harus Dipelajari Indonesia

Inilah 4 langkah yang dilakukan oleh negara Jerman hingga akhirnya bisa menurunkan angka kematian akibat Corona, patut dicontoh Indonesia!

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Intisari
Virus Corona yang menyerang banyak orang di dunia 

TRIBUNJATIM.COM – Baru-baru ini bocor langkah negara Jerman bisa benar-benar menurunkan angka kematian kasus corona di negaranya.

Jerman menjadi satu di antara negara Eropa yang berhasil dengan cepat menurunkan dampak dari kasus penularan virus Corona di seluruh dunia.

Meski Asia menjadi sumber tertinggi pandemik ini, tetapi negara Eropa juga tidak lepas dari serangan virus satu ini.

Angka kematian Jerman akibat virus Corona ternyata berhasil tak setinggi negara lain di Eropa yang masih terus meningkat.

Corona virus sudah menyerang Indonesia fakta baru terungkap lewat PM Australia
Corona virus sudah menyerang Indonesia fakta baru terungkap lewat PM Australia (Kolase GridHealth.ID, Kompas.com)

Meski berada di antara negara paling terpukul karena virus Corona, Jerman mencatat jumlah kematian sangat rendah.

Angka resmi terbaru yang Lembaga Pengendalian Penyakit Institut Robert Koch (RKI) terbitkan pada Kamis (19/3) menunjukkan, ada 10.999 kasus infeksi dengan 20 angka kematian akibat virus corona di Jerman.

Rahasianya pun belakangan bocor juga, ada 4 hal yang berhasil dirangkum TribunJatim.com dari berbagai sumber informasi media asing via Intisari.

VIRAL Makan Malam Keluarga Berujung Maut, Cerita Lain Juga Dramatis, Keluarga Sembunyi karena Corona

Kronologi Balita 3 Tahun di Jogja Sembuh Virus Corona, ke Depok hingga Masuk Ruang Isolasi

Indonesia patut belajar dan mencontoh negara satu ini untuk berhasil menangani virus cukup berbahaya satu ini.

Simak ulasan selengkapnya.

Negara Jerman memiliki angka kematian hanya sekitar 0,18%, jauh lebih rendah dari China mencapai 4%, Inggris sebesar 3,9%, Prancis 2,9%, dan Italia 8,3%.

"Hal itu sulit untuk dijelaskan," ungkap Richard Pebody dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (18/3). "Kami tidak punya jawaban yang benar dan mungkin kombinasi dari berbagai faktor".

Pasar Natal di Nuremberg, Jerman
Pasar Natal di Nuremberg, Jerman (roadaffair.com)

Tapi, berikut ini adalah penjelasan yang pakar spesialis kemukakan:

1. Peralatan medis Jerman lebih baik

Dengan 25.000 tempat tidur perawatan intensif lengkap juga alat pernapasan, peralatan, dan perlengkapan, Jerman lebih baik dibandingkan dengan negara tetangganya di Eropa.

Sebaliknya, Perancis hanya punya 7.000 dan Italia 5.000 tempat tidur.

Di Inggris, angka-angka NHS terbaru menunjukkan, ada lebih dari 4.000 tempat tidur perawatan kritis di Inggris.

Bremen, Jerman.
Bremen, Jerman. (Shutterstock)

Sementara Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan, Inggris memiliki 5.000 ventilator.

Pasien yang sakit di Jerman sejauh ini pun bisa pulih dengan cepat.

Untuk mencegah rumahsakit menjadi kewalahan, seperti yang terjadi di Italia atau Perancis Timur, Pemerintah Jerman berencana menggandakan tempat tidur perawatan intensif.

Bahkan, hotel dan aula publik besar harus digunakan kembali sebagai rumahsakit darurat untuk pasien dengan gejala yang kurang serius.

Sehingga, rumahsakit bisa dibebaskan untuk merawat mereka yang sakit parah.

(ILUSTRASI) Kisah viral seorang dokter berhasil sembuh dari virus Corona setelah isolasi diri sendiri, awalnya rasakan gejala aneh.
(ILUSTRASI) Kisah viral seorang dokter berhasil sembuh dari virus Corona setelah isolasi diri sendiri, awalnya rasakan gejala aneh. (Reader's Digest)

2. Tes awal

Christian Drosten, Direktur Institut Virologi Rumahsakit Charite, Berlin, mengatakan, pengujian awal juga bisa menjadi faktor kematian kecil.

"Kami mengenali penyakit ini sangat dini di negara kami. Kami unggul dalam hal diagnosis dan deteksi," ungkapnya.

Pada Januari, para peneliti di Charite menjadi yang pertama mengembangkan tes untuk virus corona.

Jerman juga memiliki jaringan laboratorium independen yang banyak di antaranya mulai melakukan tes paling awal sejak Januari, ketika jumlah kasus masih sangat rendah.

Ilustrasi laboraturium yang ditutup oleh pihak China soal virus Corona
Ilustrasi laboraturium yang ditutup oleh pihak China soal virus Corona (Kolase Instisari, Tribun style dan Tribunnews)

Jumlah laboratorium yang banyak telah meningkatkan kapasitas penyaringan nasional, dan RKI memperkirakan, 12.000 orang bisa diuji dalam sehari di Jerman.

Karena itu, mendapatkan tes di Jerman lebih mudah dibanding beberapa negara lain.

Siapa pun yang menunjukkan gejala, telah melakukan kontak dengan kasus yang terkonfirmasi, atau baru saja kembali dari zona risiko memenuhi syarat untuk dites.

Sembuh dari Virus Corona, Wanita 65 Tahun Beri Tipsnya, Bukan Penyakit Kutukan & Jaga Imunitas

3. Pasien lebih muda

Virus ini juga sebagian besar menginfeksi populasi usia muda dan lebih sehat di Jerman dibanding negara lain.

"Di Jerman, lebih dari 70% yang terinfeksi hingga sekarang berusia antara 20 dan 50 tahun," kata Presiden RKI Lothar Wieler.

Seperti di Skandinavia, infeksi pertama di Jerman teridentifikasi pada orang yang baru saja kembali dari liburan bermain ski di Italia atau Austria.

Namun, di negara dengan hampir seperempat dari populasi lebih dari usia 60 tahun itu ada kekhawatiran jumlah kematian akan meroket ketika virus menyebar lebih lanjut.

(ILUSTRASI) Ilmuwan National Institutes of Health (NIH) mengungkap bentuk virus Corona dengan penglihatan alat mikroskop berteknologi tinggi.
(ILUSTRASI) Ilmuwan National Institutes of Health (NIH) mengungkap bentuk virus Corona dengan penglihatan alat mikroskop berteknologi tinggi. (Pixabay)

4. Tidak ada uji pasca kematian (post-mortem)

Penjelasan lain, mengutip, para ahli Italia, bisa jadi Jerman, tidak seperti negara lain, cenderung tidak menguji mereka yang sudah meninggal.

"Kami tidak menganggap tes post-mortem sebagai faktor penentu.”

Ilustrasi
Ilustrasi (alazharpeduli)

10 Tempat Terbaik untuk Merayakan Natal, Mulai dari Nuremberg, Jerman hingga San Juan, Puerto Rico

“Kami bekerja berdasarkan prinsip bahwa pasien diuji sebelum mereka meninggal," kata RKI kepada AFP seperti dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com.

Itu berarti, jika seseorang meninggal di karantina di rumah dan tidak pergi ke rumah sakit, ada kemungkinan besar mereka tidak akan dimasukkan dalam statistik, kata Giovanni Maga dari Dewan Riset Nasional Italia dalam sebuah wawancara dengan Euronews.

Bioskop Movimax Kota Malang Terapkan Social Distancing, Beri Jarak 1-2 Kursi untuk Antisipasi Corona

VIRAL Aksi 2 Pria Hindari Corona, Tragedi Tenggak Disinfektan, Dicari Mati-matian Oleh Polisi

Tragedi Makan Malam Berujung Maut, 1 Keluarga Kena Virus Corona, Ibu & 2 Anak Tewas, Lainnya Kritis

Beda Drastis Rumah Tangga Bule Cantik & Pria Muntilan yang Viral, Tambah Anggota, Gaya Istri Lain

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved