Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Indonesia

UPDATE Prediksi Berakhirnya Corona di Indonesia Berubah, Terhenti di Awal Juni, Simak Penjelasannya

Inilah prediksi terbaru tentang kabar berakhirnya virus Corona di Indonesia. Prediksi yang dilakukan tim peneliti ITB itu telah berubah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Shutterstock
ILUSTRASI - Inilah prediksi terbaru berakhirnya virus Corona di Indonesia. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah prediksi terbaru tentang kabar berakhirnya virus Corona di Indonesia.

Prediksi yang dilakukan tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) itu telah berubah.

Kini, penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncak pada minggu kedua atau ketiga April dan berakhir akhir Mei atau awal Juni 2020.

Prediksi itu berdasar hasil simulasi dan pemodelan sederhana prediksi penyebaran Covid-19 yang dilakukan Pkusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.

Simak penjelasannya berikut ini.

Kapan Virus Corona Berakhir? Peneliti ITB Prediksi Penyebaran Terhenti di April, Simak Penjelasannya

Terjadi Pergeseran dari Hasil Sebelumnya

Dilansir dari Kompas.com, menurut Dr. Nuning Nuraini, S.Si, M.Si, salah satu tim peneliti yang melakukan simulasi tersebut, terjadi pergeseran hasil dari yang ramai dibicarakan sebelumnya.

Dalam salah satu artikel yang dimuat di situs resmi ITB pada Rabu (18/3/2020) lalu, Nuning berkata bahwa hasil kajian menunjukkan penyebaran Covid-19 mengalami puncaknya pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600.

Nuning dan timnya menggunakan model Richard's Curve Korea Selatan karena sesuai dengan kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto.

Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003.

Model Richard’s Curve terpilih ini lalu mereka uji pada berbagai data kasus COVID-19 terlapor dari berbagai macam negara, seperti RRT, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.

Wanti-wanti Hotman Paris saat Anaknya Beri Sumbangan untuk Penanganan Corona, Sindir Penjual Nakal

Ternyata, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor COVID-19 di Indonesia jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain (kesesuaian ini terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus).

"Jadi begini, saat saya menuliskan hal tersebut saya melihat data update per tanggal 14 Maret 2020. Indonesia masih berada di titik 96, lalu difitting data dari beberapa negara yang saat itu sudah terlebih dahulu memiliki data, dan pelakukan penanganan pencegahan," kata Nuning kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

"Dari negara-negara tersebut, saat itu Korsel memiliki selisih data terbaik dibanding yang lain. Sehingga dipilih model data Korsel. Jadi kecocokannya dilihat dari selisih error perhitungan. Itu saja. Padahal Korea telah melakukan penanganan yang cukup massive," imbuhnya, dikutip TribunJatim.com.

Hasil simulasi lewat model Richard's Curve dengan memasukkan data 14 Maret 2020 (dengan 96 kasus), tampak bahwa puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah akhir Maret 2020, kemudian diprediksi berakhir pada pertengahan April 2020.

Melaney Kaget Via Vallen Nangis di Depannya, Curhat Depresi & Niat Stop Nyanyi Diungkap, Terbekati

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved