Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wabah Virus Corona Mendunia

Tragedi Pria Ditembak Mati saat Pandemi Corona, Serang Polisi hingga Ngamuk Ditegur Tak Pakai Masker

Tragedi pria ditembak mati oleh polisi saat pandemi virus Corona baru-baru ini terjadi. Simak kronologinya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Kompas.com
ILUSTRASI - Pria ditembak mati saat pandemi virus Corona di Filipina. 

TRIBUNJATIM.COM - Tragedi pria ditembak mati oleh polisi saat pandemi virus Corona baru-baru ini terjadi.

Semua akibat sikap pria tersebut yang meremehkan aturan di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.

Seperti apa kronologi mencekam saat pandemi virus Corona ini?

Simak berita selengkapnya.

Kisah Pasien Covid-19 asal Magetan Sembuh Setelah Dirawat, Ngaku Selalu Berpikir Positif: Main Kuis

ILUSTRASI Penembakan.
ILUSTRASI Penembakan. (Shutterstock)

Tragedi ini diketahui terjadi di Filipina.

Dilansir dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), pria yang ditembak mati itu berusia 63 tahun.

Peristiwa ini berawal saat pria tersebut mengancam para pejabat desa dan polisi dengan alat sabit di pos pemeriksaan virus Corona.

Pria itu diyakini sedang mabuk ketika mengancam para pejabat desa dan polisi yang menjaga pos pemeriksaan di Kota Nasipit, Provinsi Agusan del Norte Selatan, Filipina, Kamis (2/4/2020).

Perlakuan Beda Drastis Al, El, Dul ke Irwan Mussry & Mulan Jameela, Istri Ahmad Dhani Dipanggil Gini

"Tersangka telah diperingatkan oleh petugas kesehatan desa ... karena tidak mengenakan masker," kata sebuah laporan yang dilansir Aljazeera.

"Tapi tersangka marah dan mengucapkan kata-kata (yang) memprovokasi dan akhirnya menyerang personel menggunakan sabit," dikutip TribunJatim.com, Senin (6/4/2020).

Tersangka akhirnya ditembak mati oleh seorang polisi yang berusaha menenangkannya.

Nassar Betah Menduda, 4 Tahun Cerai dari Muzdalifah, Kini Ngebet Nikah dengan Sosok Ini: Saya Siap

Ini adalah insiden pertama yang dilaporkan tentang penembakan terhadap warga oleh polisi karena menolak mengikuti aturan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus Corona.

Presiden Rodrigo Duterte sendiri sebelumnya telah memperingatkan pada Rabu (1/4/2020) bahwa dia akan memerintahkan polisi dan militer untuk menembak siapa saja yang membuat masalah.

"Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bagi kami untuk memberikan perintah," katanya dalam pidato nasional televisi larut malam.

"Dan jangan membahayakan pekerja kesehatan, para dokter ... karena itu adalah kejahatan serius. Perintah saya kepada polisi dan milite, jika ada yang membuat masalah dan hidup mereka dalam bahaya: tembak mati mereka."

Cara Beda Makan Malam Maia, El & Dul karena Pandemi Corona, Terkuak 1 Larangan, Istri Irwan: Takut

ILUSTRASI Virus Corona.
ILUSTRASI Virus Corona. (Freepik)

Sementara itu, diketahui Pulau Utama Luzon di Filipina telah ditutup selama sebulan sejak 16 Maret silam.

Pemerintah Filipina juga melarang orang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk perjalanan penting ke toko kelontong atau apotek, atau jika mereka adalah pekerja di garis depan.

Banyak provinsi di luar Luzon juga memberlakukan pembatasan mereka sendiri dalam upaya pencegahan penyebaran virus.

Departemen kesehatan Filipina melaporkan 76 kasus infeksi baru yang dikonfirmasi, sehingga jumlahnya menjadi 3.094 kasus.

Delapan kematian tambahan juga dicatat, menjadikan angka kematian di Filipina sejumlah144 jiwa, sementara 57 pasien diketahui telah pulih.

Nassar Betah Menduda Sejak Dicerai Muzdalifah, 4 Artis Cantik ini Pernah Didekati, Ada yang Menolak

Duterte membela peringatannya sendiri terhadap pembuat onar yang dia siarkan di pidato televisi larut malam lainnya pada Jumat (3/4/2020).

Dia mengatakan masyarakat perlu menyadari gawatnya situasi karena siapa pun dapat sakit karena penyakit itu.

"Tanpa pembatasan ini, ini tidak akan berakhir," katanya.

"Jadi, jika Anda tidak mau mengikuti, maka saya akan menghabisi Anda untuk melindungi nyawa orang tak bersalah yang tidak ingin mati."

Kisah Inspiratif Para Pasien Sembuh Total dari Corona Covid-19: Main Kuis, Asupan Vitamin & Optimis

Di sisi lain, Amnesty International menyesalkan fakta bahwa para pemimpin kuat di seluruh dunia seperti Duterte telah menggunakan wabah virus Corona untuk lebih jauh melumpuhkan kritik dan perbedaan pendapat.

"Ini adalah krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi Presiden Duterte fokus pada menyerang kebebasan berbicara dan berkumpul," kata Butch Olano, Direktur Amnesty International di Filipina.

"Dia (Duterte) meremehkan permintaan bangsanya untuk layanan yang lebih baik ketika prioritasnya (seharusnya) adalah memenuhi kewajibannya untuk menyediakan layanan kesehatan dan bantuan vital bagi semua orang tanpa diskriminasi," tambahnya.

Penampilan Krisdayanti & Anak Karaoke di Rumah Bak Istana Terekspos, Putra Sambungnya Ikut Nimbrung

Meski begitu, pemerintah Filipina telah mulai mendistribusikan bantuan tunai kepada keluarga miskin dan pekerja yang terkena dampak lockdown dengan paket bantuan perbaikan sebanyak 4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 65 triliun.

Namun, selalu ada keluhan terkait keterlambatan pengiriman bantuan khususnya pengiriman paket makanan.

Sementara itu, pada Rabu (1/4/2020), keributan terjadi di pinggiran Manila ketika sekelompok penduduk daerah kumuh berkumpul di luar rumah mereka karena mendengar desas-desus bahwa sumbangan akan didistribusikan.

Petugas keamanan desa dan polisi mendesak warga untuk kembali ke rumah mereka, tetapi mereka menolak.

Dua puluh satu warga ditangkap dan berbagai tuntutan pidana telah diajukan terhadap mereka. (Miranti Kencana Wirawan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Ini Ditembak Mati di Filipina karena Remehkan Aturan Saat Wabah Virus Corona".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved