Sepak Bola saat Wabah Virus Corona
Kompetisi Mandek, Persebaya Surabaya Beri Kebebasan Pemainnya untuk Pulang, Termasuk Pemain Asing
Langkah meliburkan seluruh pemainnya dari aktivitas tim karena Covid-19 salah satunya sudah dilakukan oleh Persebaya Surabaya sejak 22 Maret.
Penulis: Ndaru Wijayanto | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berhentinya kompetisi Liga 1 2020 akibat pandemi virus Corona (Covid-19) membuat sejumlah klub meliburkan aktivitas tim hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
Langkah meliburkan seluruh pemainnya dari aktivitas tim salah satunya sudah dilakukan oleh Persebaya Surabaya sejak 22 Maret lalu.
Hal itu dilakukan karena belum jelasnya kompetisi.
Dengan durasi jeda kompetisi yang masih sangat lama, manajemen Persebaya Surabaya memberikan kebebasan kepada pemainnya untuk pulang ataupun menetap.
• Ada Usulan Liga 1 2020 bakal Dihentikan, Persebaya Surabaya Masih Tunggu Kabar Baik
• Lelang Jersey Kiper Persik Kediri untuk Penanganan Covid-19 Terjual dengan Harga Rp 2,1 Juta
"Kami memberikan penawaran-penawaran kepada pemain selama virus Corona ini, apa mau pulang atau tetap," kata Sekretris tim Persebaya Surabaya, Ram Surahman, Rabu (8/4/2020).
Hal ini direspons dengan banyaknya pemain yang memutuskan pulang kampung.
Tidak hanya pemain lokal saja, ada tiga pemain asing Bajul Ijo yang juga pulang ke negaranya.
Pemain asing Persebaya Surabaya yang memutuskan meninggalkan Surabaya ialah David da Silva ke Brasil, Mahmoud Eid ke Swedia, dan Aryn Williams ke Australia.
• Liga 1 2020 Dihentikan Sementara, Persebaya Sudah Terapkan Bayar Gaji 25 Persen Mulai Maret Lalu
• Tak Setuju Usulan Penghentian Permanen Kompetisi Liga 1 2020, Aremania: Kami Rindu Dukung Arema FC
Praktis hanya gelandang serang asal Mali Makan Konate yang memutuskan bertahan di Surabaya sampai kompetisi dikabarkan kembali bergulir 29 Mei nanti.
"Seperti kemarin Makan Konate kami tawarkan mau pulang atau tidak, dia memilih di Surabaya ok. Kemudian Aryn dia pulang ok," imbuhnya.
Editor: Dwi Prastika