Virus Corona
Abu Letusan Gunung Merapi Bisa Mematikan Virus Corona? Begini Penjelasan Pakar Gunung Berapi
Benarkah abu letusan Gunung Merapi bisa mematikan virus Corona? Begini penjelasan pakar gunung berapi!
Ia mengurutkan kronologi ketika 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan pandemi Covid-19 masuk Indonesia.
Kemudian 3 Maret 2020, terjadi erupsi Merapi setelah relatif mereda di akhir 2019.
Pandemi Covid-19 berkembang cepat dan meluas.
Sementara, Merapi meletus lagi pada 27 Maret 2020, dan beberapa hari sesudahnya.
• Gelar Pesta Seks saat Lockdown, 22 Orang Digerebek Polisi Hampir Tak Berbusana di Bungalow
EMPAT FASE
Dijelaskan mantan kepala Balai Penyelidikan Pengembangan dan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, aktivitas Merapi terbagi 4 fase.
Yaitu fase relaksasi, fase pengisian dapur magma, fase migrasi, dan fase erupsi magmatis.
Fase relaksasi merupakan fase akhir proses erupsi 2010 (post erution proccess) yang berlangsung hingga 2011.
"Aktivitas vulkanik yang menonjol adalah hembusan gas vulkanik, kemudian muncul kubah lava baru yang menandai akhir dari satu siklus erupsi," jelasnya.
"Kubah lava yang muncul pada fase akhir suatu siklus erupsi akan menutup pipa kepundan Gunung Merapi, sehingga sering disebut sumbat lava," kata Pak Ban, sapaan akrabnya.
Fase pengisian dapur magma, menurut Subandriyo, muncul setelah terjadi letusan besar.
Dapur magma terisi kembali (magma witdrawal).
Proses pengisian dapur magma ini berlangsung antara tahun 2012-2014 yang ditandai oleh beberapa kali letusan freatik.
Letusan freatik terjadi akibat unsur volatil (gas vulkanik) yang panas bergerak ke permukaan berinteraksi dengan air tanah sehingga terbentuk tekanan uap secara mendadak.
Oleh karena pipa kepundan tersumbat kubah lava, maka terjadi akumulasi tekanan yang memicu letusan.