Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Surabaya

Pengakuan Pria Surabaya Setelah Kena Semprot Disinfektan di Sememi, Pandangan Mata Kiri Buram

Karyawan perusahaan pewarna tekstil di Surabaya alami pecah pembuluh darah mata gegara cairan disinfektan. Ungkap lewat Jalan Sememi.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/FEBRIANTO RAMADANI
Nanang Suyono (50) menunjukkan hasil foto rontgen mata kirinya akibat terkena cairan disinfektan hingga menyebabkan pandangan matanya jadi buram, Jumat siang (10/4/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Nanang Suyono (50), karyawan perusahaan pewarna tekstil di Surabaya cerita divonis oleh dokter spesialis mengalami pecah pembuluh darah mata.

Akibatnya, ada gumpalan darah membeku di bagian mata kirinya.

Jika dilihat, mata Nanang memang seperti mata orang normal pada umumnya.

Permintaan Tulus Aurel Hermansyah ke Anang-Krisdayanti Jika Ia Nikah, Raul Lemos Disinggung

Pertemuan Pilu Terakhir Glenn Fredly & Ayahnya, Nyanyian Sehari Sebelum Wafat, Tidak Ada yang Tahu

Namun, ternyata mata kirinya sudah tak bisa melihat dengan normal, pandangan mata sebelah kirinya buram.

Bapak dua anak tersebut menjelaskan,  saat itu pada (1/4/2020) dirinya berangkat kerja melewati Jalan Sememi Surabaya.

Di sana, ia tak sengaja terkena semprot cairan desinfektan yang biasa dilakukan oleh petugas  untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Makna Indah Gewa Atlana Syamayim Latuihamallo, Bayi Perempuan Glenn Fredly & Mutia Ayu: Penuh Naluri

Download Lagu MP3 Virus Corona Rhoma Irama versi Terbaru 2020, Rilis saat Pandemi Covid-19

"Kemudian, saya menepikan kendaraannya  dan memeriksa bagian mata kiri saya yang tiba-tiba mengalami perih," ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Jalan Simo Jawar, Jumat Siang (10/4/2020).

Sekitar satu jam berlalu, pasca terkena semprotan desinfektan, Nanang mulai kehilangan ketajaman matanya.

Penglihatan mata kirinya tiba-tiba kabur dan tak bisa melihat dengan jelas. Bahkan, Nanang mengaku, beberapa menit mata kirinya sempat gelap gulita. Namun kembali buram lagi.

3.315 Pekerja di Jatim Kena PHK, Wagub Emil Dardak: Dana Desa Dialihkan untuk Bantuan Langsung Tunai

"Sehari setelah kejadian, saya ke dokter umum yang akhirnya memberikan rujukan ke dokter spesialis mata. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter spesialis mendiagnosis ada pembuluh darah mata  yang pecah lantaran ada penyakit darah tinggi yang saya derita," ungkapnya.

Nanang segera membantah. Sebab selama ini ia merasa tak pernah punya riwayat penyakit apapun.

Termasuk, darah tinggi hingga sakit mata. Nanang pun menduga kuat cairan desinfektan yang saat itu disemprotkan petugas linmas surabaya ke jalan raya, dan mengenai matanya menjadi penyebab dirinya kehilangan penglihatan di mata kirinya.

Nanang berharap petugas yang menyemprotkan desinfektan sebaiknya memberikan pengumuman terlebih dahulu saat melakukan penyemprotan.

"Seperti menghimbau untuk menutup kaca helm atau menutup kedua mata agar warga lainnya tak menjadi korban seperti saya," tuturnya.

Kata Pakar 

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penangan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, cairan disinfektan hanya ampuh menghilangkan mikroorganisme yang menempel pada benda-benda mati.

Misalnya lantai, meja, peralatan medis, atau permukaan benda yang sering disentuh. "Sifatnya hanya sementara. Disinfektan ini adalah senyawa kimia yang digunakan di dalam proses dekontaminasi yang membunuh mikroorganisme, virus, bakteri pada obyek permukaan benda mati," ujar Wiku saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Sementara itu, penularan virus corona ke manusia tidak hanya terjadi dari virus yang ada pada benda mati, tetapi juga antara manusia.

Wiku mengatakan, penggunaan cairan disinfektan secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan manusia.

Salah satu dampaknya bisa menimbulkan iritasi kulit dan mata. Menurut Wiku, ada cara lain yang dapat dilakukan jika ingin melakukan sterilisasi diri setelah beraktivitas di luar, tanpa harus menyemprotkan disinfektan ke tubuh.

"Metode pencegahan tersebut dapat diganti dengan selalu mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah dan langsung segera mandi ketika sampai di rumah," tutur dia.

Sementara itu, Pemkot Surabaya memastikan kandungan yang ada di dalam cairan disinfektan, baik yang disemprot maupun yang terdapat dalam bilik sterilisasi itu aman.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga Surabaya (Unair), Retno Sari.

Retno Sari mengatakan, bilik sterilisasi atau bilik disinfeksi menggunakan benzalkonium chloride, kelompok senyawa ammonium quarterner yang bersifat surfaktan.

“Surfaktan artinya dia akan mempengaruhi permukaan, contohnya sabun. Artinya kalau kita mencuci tangan dengan sabun, itu bahan-bahan yang lemak protein itu akan berikatan kemudian dia akan terjadi menggumpal kemudian akan merusak,” kata Retno Sari, Minggu (29/03/2020).

Dalam hal ini, Retno Sari menjelaskan, bahwa virus merupakan makhluk hidup atau not living organism yang tidak ada dinding selnya namun ada lapisan proteinnya.

Sehingga kalau protein itu terkena bahan yang sifatnya mempengaruhi sifat permukaannya, maka dia akan menggumpal dan rusak.

“Jadi bahan yang digunakan selama ini untuk bilik itu tentu saja dengan kadar yang aman.

Kalau ada yang menyampaikan ada efek samping dan sebagainya, semua bahan yang digunakan tidak sesuai dengan kadarnya itu pasti ada efek sampingnya,” jelas Retno Sari.

Soal kekhawatiran masyarakat sekarang terkait hal itu, sudah tidak perlu diragukan lagi. “Bahwa cairan desinfeksi yang dipakai bilik chamber itu cukup aman dan sesuai dengan takarannya,” terangnya.

Namun demikian, ia juga memaparkan, bahwa proses disinfeksi berbeda dengan sterilisasi. Kalau sterilisasi, maka harus benar-benar steril dan mikrobanya harus 0.

Sedangkan disinfeksi, hanya menurunkan jumlah bakteri virus sampai dia tidak membahayakan kesehatan.

Meski bahan yang digunakan sama, baik yang di bilik sterilisasi maupun yang disemprot, namun ia juga tetap menganjurkan masyarakat untuk mandi dan cuci tangan jika sampai di rumah.

“Dalam situasi seperti ini kan semua upaya dilakukan untuk meminimalisir resiko. Jadi pengendaliannya sudah ketat ya.

Di dalam peraturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terdapat pedoman yang menyebutkan terkait panduan kegiatan menjaga kebersihan lingkungan dan langkah-langkah disinfeksi dalam pencegahan virus Covid-19. Juga berdasarkan WHO tahun 2020. Kemudian bahan-bahan tadi itu juga membunuh virus bakteri dan jamur,” imbuhnya.

Penulis: Febrianto Ramadani

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved