Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Peringatan Keras WHO ke Negara-negara Dunia Agar Tak Longgarkan Lockdown, Sebut Soal Kematian

Peringatan keras dikeluarkan WHO kepada wilayah yang longgarkan lockwdown. Sebut soal kematian

Editor: Januar
Shutterstock
ILUSTRASI - Peringatan Keras WHO Agar Tak Longgarkan Lockdown, Sebut Ada yang Mematikan 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah peringatan keras WHO kepada sejumlah wilayah yang mulai melonggarkan lockdown.

Perkembangan penyebaran wabah virus Corona Covid-19 menunjukkan perlambatan di beberapa wilayah di dunia.

Sehingga, wilayah-wilayah tersebut mulai melonggarkan aturan lockdown atau pembatasan sosial.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara-negara di dunia agar berhati-hati mencabut pembatasan, yang diberlakukan untuk menekan penyebaran virus Corona .

Wabah Corona Masih Melanda, Jokowi Klaim Kondisi Bakal Kembali Normal, Sebut 1 Syarat

WHO menganggap hal itu akan memunculkan sesuatu yang mematikan.

WHO melihat pelonggaran, namun di waktu bersamaan pencabutan pembatasan sosial dapat mengakibatkan kebangkitan yang mematikan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, saat jumpa pers Jumat (10/4/2020) waktu setempat, menyatakan terjadi perlambatan yang menggembirakan dari epidemi di sejumlah negara Eropa, seperti Italia, Jerman, Spanyol dan Prancis.

Akan tetapi terjadi pula akselerasi yang mengkhawatirkan di negara lain termasuk transmisi komunitas di 16 negara Afrika.

Beberapa kota di dunia mulai melonggarkan karantina wilayah seperti yang antara lain dilakukan otoritas di China yang mencabut status karantina wilayah (lock down) di Wuhan, yang merupakan pusat corona pertama kali muncul.

• Jika Wabah Virus Corona tak Terkontrol, Indonesia dan India Berpeluang Jadi Episenter Baru Covid-19

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi. (AFP/Fabrice COFFRINI)

Namun, tak sedikit kota-kota yang periode status karantina wilayahnya justru diperpanjang karena khawatir pencabutan karantina wilayah akan memperparah penyebaran virus corona yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya itu.

Otoritas di Afrika Selatan memperpanjang status karantina wilayah selama dua pekan dan akan berakhir pada akhir April.

Wali Kota London Shadiq Khan termasuk pihak yang tak akan mencabut status karantina wilayah London karena dia memperkirakan corona di London masih akan memuncak penyebarannya dalam waktu beberapa hari lagi.

• Ini 2 Langkah yang Diambil Ganjar Pranowo Agar Penolakan Jenazah Pasien Corona Tak Terulang Kembali

• Fakta Baru Corona, Ahli Sebut Covid-19 Berkembang Jadi 3 Jenis Berbeda, Ini Bahaya dari Mutasi Virus

• Suku Amazon Terpapar Corona, Seorang Remaja Dikabarkan Meninggal Akibat Positif Covid-19

Begitu pemerintah Malaysia memutuskan melanjutkan pelaksanaan lockdown, yang di negara itu disebut sebagai masa perintah kawalan pergerakan (PKP), hingga dua Minggu lagi, yaitu dari 15 April sampai 28 April 2020.

Kebijakan itu diumumkan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dalam pidato khusus di Kantor Perdana Menteri Putrajaya, Jumat, dan diambil atas nasihat dari kementerian kesehatan dan pakar medis.

"Pelanjutan waktu PKP ini dibuat untuk memberi ruang kepada petugas-petugas kesehatan memerangi
penularan COVID-19, selain mengelakkan penularan wabah ini dalam masyarakat," katanya.

Tarawih di rumah

Ditambahkan, perpanjangan masa lock down itu selaras dengan pandangan WHO yang menyarankan
negara-negara untuk tidak mengakhiri kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat terlalu awal.

"Sebagaimana yang terjadi di beberapa buah negara, penularan wabah ini meningkat kembali apabila PKP ditamatkan. Apa yang saya hendak sebutkan di sini ialah kita mesti bersedia berhadapan dengan
situasi ini bagi masa yang agak lebih lama, mungkin berlanjut untuk tempo beberapa bulan, sebelum kita
dapat betul-betul pastikan penularan wabah ini diatasi seratus persen," katanya.

Perdana Menteri mengatakan kehidupan mungkin tidak bisa kembali seperti semula selagi virus itu masih ada.

Pembatasan jarak fisik, katanya, harus diteruskan, demikian pula dengan kebiasaan untuk
menjaga kebersihan serta menghindari perkumpulan dan tempat yang banyak orang.

"Bulan Ramadhan akan menjelang tiba tidak lama lagi. Kita tidak boleh ke bazar Ramadhan untuk membeli camilan berbuka puasa, tidak boleh ke masjid untuk bertarawih. Jadi, bertarawih lah di rumah
bersama keluarga. Mungkin juga kita tidak boleh balik ke kampung seperti biasa," katanya.

Sebelumnya dalam suatu laporan, Muhyiddin mengatakan berdasarkan situasi terkini, pelaksanaan PKP
telah dapat membantu para petugas kesehatan mengawal penularan Covid-19 ke satu

"Menurut anjuran yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan Malaysia, PKP yang dilaksanakan dalam
tempo hampir sebulan yang lalu telah sedikit banyak mengurangi dampak covid-19

(Febby Mahendra Putra/cnn/bernama)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Khawatir Kebangkitan Covid-19, WHO Ingatkan Jangan Buru-buru Longgarkan Lock Down

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved