Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Nasib Pilu Perawat Saat Ingatkan Satpam Agar Pakai Masker, Sampai Diancam Dibunuh, Lihat Endingnya

Seorang perawat alami nasib tragis karena ditampar satpam. Penyebabnya, satpam tak terima diingatkan agar pakai masker.

Editor: Januar
Istimewa
Pelaku penamparan terhadap perawat 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang perawat bernasib pilu karena ditampar satpam.

Seorang pria berinisial B (43) tega menampar perawat karena tak terima diingatkan agar pakai masker.

Aksi kekerasan terhadap petugas medis terjadi di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kekerasan yang menimpa seorang perawat berinisial HM ini dilakukan oleh seorang pria.

Peristiwa tak mengenakkan tersebut terjadi pada Kamis 9 April 2020 sekitar pukul 09.00 WIB.

Pria berinisial B ini diduga tak terima dan marah lantaran diingatkan untuk memakai masker mengingat penyebaran virus Corona sedang merebak di Indonesia.

Sumbangan Kaesang ke Korban Covid-19 Dinyinyir, Anak Presiden Emosi Bahas Logo, Ngegas: Maumu Apa?

Belakangan diketahui pria yang menampar perawat ini berprofesi sebagai satpam.

Perawat yang menjadi korban pun mengalami trauma dan melaporkan pelaku ke polisi.

Setelah mengumpulkan bukti dan keterangan dari saksi, polisi kini telah mengamankan pelaku.

Dikutip dari TribunJateng.com, setelah menerima laporan korban, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku di kediamannya, Sabtu (11/4/2020) sekitar pukul 20.15 WIB.

Berikut fakta selengkapnya yang Kompas.com rangkum:

1. Kronologi kejadian, tak terima diingatkan pakai masker 

HM menceritakan, kejadian berawal saat dirinya sedang melayani antrean pendaftaran seorang pria yang hendak memeriksakan anaknya di klinik tempatnya bekerja.

Saat itu, dirinya mencoba mengingatkan peraturan pemakaian masker, B tidak terima dan menolak peraturan tersebut.

Tiba-tiba B pun marah-marah dan menampar dirinya.

"Waktu itu bapak itu mau periksain anaknya ke klinik. Sesuai antrean kita panggil dan minta nomor antrean sama kartu BPJS. Lalu kita ingetin kalau periksa wajib pakai masker ya, soalnya dokternya enggak mau periksa kalau enggak pakai masker. Habis itu dia marah-marah dan enggak terima," kata HM saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/4/2020).

Sementara itu, Plt Kapolsek Semarang Timur Iptu Budi Antoro mengatakan, saat datang ke klinik, B tak mengenakan masker.

Kemudian, perawat tersebut mengingatkan agar pria itu menggunakan masker saat berobat.

Namun, B tak terima dengan usulan itu lalu memukul HM.

"Karena tidak terima, kemudian terlapor B melakukan pemukulan. Setelah kejadian, kemudian korban melapor di Polsek Semarang timur," jelas Iptu Budi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

2. Sempat diancam akan dibunuh 

Selain ditampar, kata HM, dirinya juga sempat diancam akan dibunuh B.

Karena keselamatan dirinya terancam, HM pun lantas melaporkan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh B ke Polsek Semarang Timur.

"Habis marah-marah, dia mengancam awas kalau ketemu di jalan tak bunuh tak penggal lehernya. Habis itu dokternya keluar menjelaskan peraturan di sini harus pakai masker. Dia tak terima karena kita bilang mau lapor polisi. Akhirnya dia pergi dan enggak jadi periksa," katanya.

Untuk menguatkan bukti dalam proses penyelidikan kasus tersebut, ia juga sudah melakukan visum.

Dirinya berharap setelah kejadian ini tidak ada lagi peristiwa serupa.

3. Korban alami trauma 

Plt Kapolsek Semarang Timur Iptu Budi Antoro mengatakan, setelah kejadian itu, korban mengalami trauma akibat dipukul oleh B.

Untuk mengungkap kasus tersebut, sambung Budi, pihaknya sudah meminta keterangan dari korban terkait peristiwa itu.

Saat ini, polisi masih mendalami kasus itu dan meminta keterangan sejumlah saksi yang melihat kejadian terssebut.

"Setelah saksi tercukupi keterangannya baru memanggil terlapor," kata Budi.

4. Polisi tangkap pelaku 

Dikutip dari TribunJateng.com, setelah menerima laporan dari korban, polisi langsung bergerak hingga berhasil menangkap pelaku di kediamannya pada Sabtu malam.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Asep Mauludin mengatakan, pelaku ditangkap di rumahnya oleh tim Resmob Polrestabes Semarang bekerja sama dengan Polsek Semarang Timur, Sabtu (11/4/2020) sekitar pukul 20.15 WIB.

"Motif tersangka melakukan pemukulan lantaran emosi selepas diingatkan perawat di klinik tersebut," katanya kepada Tribun Jateng, Minggu.

Dalam melakukan aksinya, lanjut Asep, tersangka dalam kondisi sadar tidak terpengaruh minuman keras atau obat-obatan.

"Tersangka sehari-hari bekerja sebagai penjaga malam di SD Islam Sultan Agung 4 Kota Semarang," ungkapnya.

Ditambahkan Asep, akibat perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 351 ayat 1 dan Pasal 335 KUH Pidana dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara.

5. Mengaku menyesal dan minta maaf 

Setelah ditangkap, B mengaku menyesal melakukan tindakan pemukulan terhadap perawat tersebut.

Kepada polisi, ia menjelaskan melakukan aksi penganiayaan tersebut lantaran disuruh memakai masker. Padahal, saat itu ia memohon agar anaknya yang sakit diperiksa terlebih dahulu.

"Saat itu saya bingung sebab saya akan memeriksakan anak yang sedang sakit panas dan batuk, tapi disuruh pakai masker," ujarnya saat dihadirkan pada konferensi pers di Kantor Polrestabes Semarang, Minggu.

Atas perbuatannya, B pun menyatakan permintaan maaf karena melakukan perbuatan itu.

Dia mengaku sangat menyesal atas perbuatannya.

"Saya cuma menggetok wajah perawat itu, bukan melakukan penganiayaan," ungkapnya. (TribunNewsmaker.com/*)

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved