Program 'Belajar dari Rumah' di TVRI, Pakar Pendidikan Unesa: Butuh Orang Tua & Guru Buat Evaluasi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui TVRI meluncurkan program Belajar dari Rumah sebagai alternatif belajar di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Melihat hal ini, pakar pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Drs Martadi MSn mengungkapkan, program ini bisa menjadi alternatif solusi di tengah keterbatasan media pembelajaran saat ini .

"Saya berpandangan program pembelajaran melalui tayangan TV menjadi sebuah terobosan yang perlu diapresiasi, agar ada variasi home learning. Apalagi sebagai TV pemerintah, jaringan TVRI relatif bisa di akses di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di pedesaan sehingga jangkauannya lebih luas," ujar pria yang pernah menjabat sebagai ketua Dewan Pendidikan Jatim ini pada TribunJatim.com, Senin (13/4/2020).

• Jadwal Program Belajar dari Rumah Online di TVRI dalam 1 Pekan, PAUD hingga SMA, Dimulai Hari Ini

Dengan menonton TV, akan menjadi variasi dalam belajar anak yang mungkin sudah bosan belajar di rumah.

Sehingga selain anak diminta mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang diberikan guru.

Anak bisa tetap beraktivitas tanpa harus keluar karena hampir semua rumah memiliki TV.

• Sumbangan Kaesang ke Korban Covid-19 Dinyinyir, Anak Presiden Emosi Bahas Logo, Ngegas: Maumu Apa?

• PDP Corona di Pasuruan Paksa Pulang Seusai Rapid Test, Saat Hasil Swab Positif Langsung Dievakuasi

Selain itu, pembelajaran ini biayanya relatif murah, karena anak tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk pulsa.

Hal ini menjawab keluhan orang tua akan biaya pulsa yang naik tajam.

"Di sisi lain, sistem pembelajaran di TVRI juga memiliki keterbatasan karena tidak bisa interaktif. Anak hanya pasif menyimak tayangan tanpa bisa bertanya atau sambil mengerjakan sesuatu Kemungkinan anak akan jenuh jika tayangan program tidak dikemas secara menarik atau tidak kreatif," lanjutnya.

• SEDANG BERLANGSUNG Link Live Streaming TVRI Belajar Dari Rumah Mulai Hari ini, Bisa Ditonton di HP

Martadi menyarankan, agar durasi tayangan di TV tidak terlalu panjang dan dikemas dengan menarik dalam bentuk cerita atau film yang disesuaikan dengan dunia anak.

"Jam tayangnya sebaiknya dipilih pagi hari saat anak-anak masih fresh sehingga bisa maksimal menyerapnya," lanjutnya.

Kemudian harus ada, alternatif bagi anak yang tidak bisa mengikuti karena sesuatu hal saat bersamaan dengan jam tayang, tidak memiliki TV atau daerahnya tidak bisa menangkap siaran.

• Ramadan 1440 H Sebentar Lagi, Ini Cara dan Niat Salat Tarawih Sendiri di Rumah Selama Pandemi Corona

Ada baiknya, tayangan sebaiknya bisa di unggah di sosial media, atau juga ditayangkan di TV lain agar anak bisa menyimak ulang.

"Guru sebaiknya menugaskan kepada anak untuk menyimak, melaporkan isi tayangan, agar anak benar-benar memahami material. Dan orang tua perlu mendampingi saat menonton TV, agar anak lebih termotivasi dan jika kurang jelas bisa menanyakan atau mendiskusikan dengan orang tua," pungkasnya.

Program Belajar dari Rumah ini diluncurkan Mendikbud Nadiem Makarim, pada telekonferensi Peluncuran di Jakarta, pada Kamis (9/4/2020).

• Masa Belajar di Rumah Siswa SMA/SMK Jatim Diperpanjang Lagi hingga 19 April, Wabah Corona Belum Reda

Program ini dimulai pada 13 April 2020 dan akan berjalan selama tiga bulan hingga Juli 2020.

Dengan jam tayang setiap hari dari Senin hingga Jumat, siaran pembelajaran ditujukan untuk seluruh jenjang dari PAUD sampai SMA/SMK dan program untuk orang tua (parenting).

Penulis: Sulvi Sofiana

Editor: Arie Noer Rachmawati